Tiga Puluh Satu

876 63 3
                                    

Happy Reading 😊

Hari jumat ini semua orangtua murid hendak mengambil rapot hasil ujian kenaikan kelas lalu, sebenarnya sudah minggu lalu rapot  dibagikan. Namun karena ada sebuah masalah yang membuat pihak sekolah terpaksa mengundurkan pengamabilan rapot.

Ibu Fahri keluar dari kelas sambil membawa rapot milik anaknya. "Yuk pulang, kamu harus lebih rajin belajar."

"Fahri naik kelas kan, tan?" tanya Chika.

"Naik kelas lah, kan gue paling pinter dikelas," balas Fahri sedikit menyombongkan dirinya.

Hasan-Husein memutar bola matanya malas. "Sombong bangett," ucapnya sikembar kompak.

"Mama pulang dulu, awas aja kalau pulangnya telat. Mama kunciin," ucap Ibu Fahri sambil pergi untuk pulang.

Semenjak kejadian kemarin Fahri tidak dibolehkan untuk ngekos lagi. Dengan terpaksa ia mau menurutinya, walaupun sebenarnya males karena ada Ayah tirinya juga disana.

"Ayo nak, pualang," ucap Martin kepada anaknya.

"Eh Cha, pulangnya nanti bareng gue aja."  Pinta Fahri sambil berharap Ocha menuruti kemauannya.

Ocha hanya membalas dengan anggukan kepala sambil tersenyum.

"Kalau gitu Ayah pamit pulang. Jangan sore-sore pulangnya Cha," ucap Martin, lalu cewek itu mengangguk paham.

"Guys kita duluan ya!" tutur Fahri sambil menarik tangan Ocha pergi dari sekolahnya.

Teman-temannya melihat heran dengan kedua sejoli itu, pikiranya serempak kalau cowok itu akan menembak gadis itu secepatnya.

Fahri mengendari mobinya dengan laju cepat, membawa Ocha tanpa meminta ijin dahulu. Terlebih lagi gadis itu selalu  menanyakan akan dibawa kemana. Namun cowok itu tak mau menjawabnya ia  diam dan menyetir dengan serius.

Mobil Fahri berhenti di sebuah Rumah Sakit Jiwa, membuat gadis itu semakin dibuat bingung dengan ini semua.
Fahri turun lebih dahulu dan Ocha mengikuti langkah kaki cowok itu.

"Kita kesini mau ngapain sih?" tanya Ocha yang  berusaha megimbangi jalan Fahri yanv sangat cepat.

"Ntar lo juga tau."

Cowok itu berhenti disebuah ruangan, dimana disitu terdapat seorang cewek yang sedang terduduk menunduk.

"Dia siapa?" tanya Ocha penasaran.

"Dia namanya Keysa, sesepuh gue," jawabnya dengan wajah sedih.

Ocha mendekatkan dirinya ke pintu. "Dia kenapa? Kelihatanya seperti ketakutan."

"Keysa dulu pernah pacaran sama Rafa, dia hampir diperkosa dan setiap dia melihat cowok ia beranggapan bahwa cowok itu Rafa,"  jawab Fahri sambil menghela nafasnya.

"Kenapa Rafa gak dipenjara? bukannya dia penjahat kelamin dari dulu," kata Ocha yang semakin penasaran.

"Waktu itu gak ada bukti yang nyata buat mengkasuskan Rafa kejalan Pidana. Makannya ia masih bebas kala itu, dan gue dendam banget sama dia rasanya gue ingin menghajarnya sampai mati," balas Fahri.

Ocha mengelus punggung Fahri. "Yaudah kan sekarang kak Rafa udah dipenjara, lo gak usah deh dendam gitu gak baik tau."

Fahri melerik gadis itu dengan tulus sambil memegang pipi Ocha. "Gue beruntung banget karena lo gak senasib sama kaya sepupu gue."

Ocha tersenyum, ia juga bangga dengan dirinya bisa melawan terauma itu meski sekarang ia sedikit takut hal itu terulang padanya lagi.

"Lo orang yang gue sayang setelah Orangtua gue," ucap Fahri sambil menghela nafas.

"Gue gak mau orang yang gue sayang disakiti, dan gue orang paling terdepan untuk ngelindungin lo," sambung Fahri.

Jantung Ocha terus berdetak kencang, ia membuang mukanya kearah kanan agar tidak salah tingakah didepan cowok itu. "Hm-- makasih karena lo udah mau ngelindungin gue."

Fahri kemudian mengajak  Ocha untuk pergi ke mall, ia sengaja mengajak gadis itu untuk bersenang-senang.

Mereka kini sedang berada di mall, tepatnya ditempat buku-buku.

"Eh kayaknya novel ini bangus deh," ucap Ocha kepada Fahri yang sedang mencari sebuah buku resep makanan yang nantinya akan sebagai menu barunya nanti dicafenya.

"Menurut gue semua novel bangus Cha, coba deh lo baca yang ini," balas Fahri sambil memberikan sebuah novel. 

"Emang ini isi tentang apa?" tanya Ocha

"Gue udah pernah Baca diwattpad itu kisah seorang cowok yang menanti sebuah cinta dari seorang cewek yang disayanginya. Ohya itu juga bermula dari benci jadi cinta loh," jelas Fahri tersenyum lebar.

Mendengar balasan Fahri barusan membuat sedikit terketuk hati Ocha, ia rasa cerita ini seperti cerita dirinya dengan Fahri meski belum membacanya ia bisa mengetahuinya.

"Yaudah gue beli yang ini aja, kalau lo mau beli buku apa?" tanya Ocha.

Fahri menunjukan sebuah buku resep kepada gadis itu. "Yang ini."

"Lah? Gak salah?"

"Kenapa? Kok tanyanya gitu?"

"Masa beli buku resep."

"Mau belajar masak biar ada menu baru di cafe."

"Oh."

Kemudian mereka berjalan kearah kasir untuk membayar. "Jangan langsung pulang iya, kita makan dulu," ajak Fahri.

"Boleh aku laper juga sih."

"Mau makan apa? Kita ke restorant dekat sini mau?" tawar Fahri.

"Kita makan bakso aja deh, udah lama gue gak makan bakso." Ucap Ocha.

Fahri merangkul gadis itu. "Yaudah ayo!!"

Keduannya pergi dari mall dan memutuskan untuk makan bakso langganan Ocha, meski agak jauh itu tidak masalah buat Fahri. Cowok itu senang apabila gadis tomboi itu bahagia.

TBC

Instagram

❤💬🛆Disukai oleh hasanganteng dan 3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤💬🛆
Disukai oleh hasanganteng dan 3.237 lainnya
Chaocha kang bakso😋
Lihat semua 2.198 komentar

Meilia❤

Tomboy Girl ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang