CW~1

5.1K 175 2
                                    

"Umi teh apa apaan  sih pokoknamah adnan teh nggak mau di jodohin," tolak Adnan menatap Nisa dengan pandangan penuh kejengkelan.

"Dicoba dulu atuh Nan," bujuk Nisa  anak sulungnya yang bebal naudzubillah, padahal ini disuruh nikah lho, bukan disuruh ngangon kambing.

"Emangnya teh kueh apa ih mesti di coba-coba segala," ujar Adnan memutar bola matanya malas

"Nikah itu ibadah Nan... Pahalanya gede lho," iming Nisa, seperti penculik yang sedang mengimingi bocah dengan permen gula-gula.

"Mii emang nggak ada ibadah lain apa ihh." Adnan gereget pada sifat keras kepala yang dimiliki Nisa-Uminya.

"Nan pokoknyamah Umi mah nggak mau tau kalo kamu nggak Nikah, Umi nggak akan bolehin kamu pacaran titik," ucap Nisa menatap tajam anaknya, pertanda ucapannya tak ingin dibantah.

"Adnan... Abi yakin dia itu perempuan baik baik, dan satu lagi dia itu cantik," kini Ilham ikut bersuara.

"Kalo cantik mah kenapa nggak Abi aja yang  nikahin dia," ujar Adnan hingga membuat kedua mata Nisa terbelalak.

Peletak!!!!

Satu jitakan melayang tepat di kening mulus Adnan.

"Sok sekali lagi ngomong," ujar Nisa menatap garang Adnan. Nyari mati memang nih anak.

"Umi nda boyeh malah ama Anan," ucap si bungsu Aisyah.

"Lagian apa susahnya sih Bang tinggal iya aja, meni berisik," ucap Zulaikha menatap malas abangnya pasalnya kini kali ke  5 kalinya Umi dan Abinya membujuk Adnan untuk menerima perjodohan ini

"Diem lu Zulkodah ini bukan urusan Lu," ucap Adnan dengan mode jengkol, eh salah mode jengkel.

"ZULAIKHA !!!" teriak Zulaikha tepat di telinga Adnan. Ia tak terima jika namanya seenak jidat di ganti tanpa bubur merah putih.

"Ikha...." tegur Ilham

"Akak Ita peyempuan nda boyeh kasal" ujar Aisyah menatap Zulaika.

Zulaikha yang ditatap pun hanya memutar bola matanya malas kenapa adiknya ini sangat bawel sekali.

"Keputusan Abi sudah bulat kamu akan Abi jodohkan" ucap Ilham tegas pada anak sulungnya itu.

"Bii .... Adnan kan masih SMK Bii baru kelas 11 juga, Adnan masih pengen menikmati masa muda atuh Bii," ujar Adnan lesu

"Nikah Muda itu enak Nan," Ucap Nisa mengacak sayang Rambut Adnan.

"Iya ihh meni ribet tinggal turutin aja juga" Ucap Zulaikha.

"Lu tuh bukannya belain gue kek malah mojokin gue Nikah Muda... Lo lupa siapa yang ngasih lu hotspot gratis? Siapa yang ngasih lo tumpangan buat ke sekolah? Siapa yang ngasih lo uang jajan waktu istirahat kedua? Siapa yang...." perkataan Adnan terpotong guyss!!

"Alesan Ikha dukung Abi karena
1) Di rumah ini Abi bakal Pasang Wifi
2)Abi janji bakal beliin Ikha motor
3)Uang jajan Kak Adnan sepenuhnya milik Ikha
4)Ikha nggak suka kalo Kak Adnan Deket sama si Bohay Lesya...
Apakah Saudari Adnan Yusuf Al-Ghifari faham?" Jelas Zulaikha yang membuat Adnan melongo parah. Dasar adik lucknut.

"Kalo kamu nggak mau menikah Umi nggak akan izinkan kamu buat deketin cewe manapun!!!" p.ekik Nisa garang begitu tahu poin no 4 yang Zulaikha sebutkan.

Nikah Muda?? Apaan coba yang ada juga pernikahaan gila. Merusak masa muda, merusak kebebasan yang akan berujung pada satu titik perceraian fikir Adnan.

"Adnan balikin sepatu Gue!!!" teriak seorang gadis hingga memekakkan telinga.

"Mau?? Sini ambil," ujar Adnan yang masih asyik menjaili gadis di depannya

"Adnan sepatu Gue!!!" teriaknya lagi seraya mencoba mengambil sepatunya.

Adnan masih terus berlari bersama sepatu yang berada di genggamannya.
Si gadis yang kehilangan jejak Adnan kini hanya celingak-celinguk tak jelas di taman sekolah.

"Zah...!!!" Panggil seseorang yang membuat Zahra menoleh.

Namun tak ada siapapun.

Ia pun mengedarkan pandangannya kembali.

"Zahra....." panggil orang itu lagi. Zahra menoleh namun sama seperti tadi tak ada siapapun.

"Bhahahahahahah" gelak tawa menggelegar merasuki indera pendengaran Zahra.

Zahra pun menoleh ke atas pohon Taman itu dan ia mendapati Adnan disana.

"Turun lo!!!!!" Teriak Zahra marah.

"Ogah wleee," ledek Adnan seraya menjulurkan lidah.

"Turun Adnan!!!" Teriak Zahra yang di balas tampang menjengkelkan dari Adnan.

"Adnan Yusuf Arkan!!!" pekik Zahra seraya menggoyang goyangkan pohon itu.

"Apa cantik," ujar Adnan dari atas sana seraya mengedipkan sebelah matanya pada Zahra.

"Percuma Lo goyang goyangin ini pohon, Gue gak bakal jatoh" lanjut Adnan terkekeh geli.

Zahra menatap sebal kearah Adnan yang sangat menjengkelkan, terkadang ia heran mengapa sosok Adnan mempunyai banyak penggemar tidak hanya teman seangkatannya saja adik kelas dan kakak kelasnya pun sama. Mungkin mereka sedikit kurang waras, atau lagi khilaf bisa mengidolakan si sinting Adnan.

"Zahra!!!!" Teriak seseorang

"Iya Mel kenapa?" Tanya Zahra menoleh ke sumber suara

"Kumpulan OSIS cepet nanti Kak Arzet marah, Lo ngapain sih di sini? Ngomel ngomel sendiri lagi" Ucap Mela seraya celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang.

"Ngomel ngomel sendiri apanya Lo nggak liat di atas," ujar Zahra menatap jengkel ke arah Adnan.

"Heh Adnan ngapain Lo di atas?" tanya Mela.

"Gue lagi nyari rambutan" jawab Adnan asal.

"Sinting," umpat Zahra namun masih terdengar oleh Adnan. Bagaimana tidak sinting dia mencari Rambutan di pohon mangga? Mau sampe ultramen berubah jadi cinderella juga nggak mungkin ada kaseeep.

"Gue denger cantik" Ucap Adnan.

"Udah Ayo Zah... Nanti Kak Arzet marah," ucap Mela seraya menarik tangan Zahra.

"Awas lo," tunjuk Zahra.

Zahra pun pergi meninggalkan Adnan yang masih berada di atas pohon. Urusan sepatunya ia tak terlalu ambil pusing karena Ia mempunyai sepatu cadangan di lokernya meskipun itu sepatu futsal.

"Thank's Zah... Lo udah ngehibur gue berkat lo gue lupa sama urusan perjodohan konyol itu" ujar Adnan memandangi sepatu Zahra.

"Lah kok gue inget lagi," ujar Adnan seraya melempar sepatu itu kebawah.

"Astaghfirullah itu kan sepatu Zahra kalo dia tau mampus Gue," batin Adnan berteriak. Ohh tidackkkkkkk!!!

Tbc...

Nikah SMK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang