Bab 10 - Bagaimana Perjalanan Lift Hotel Gala Terasa Panjang

1.4K 76 0
                                    

Bab 10 – Bagaimana Perjalanan Lift Hotel Gala Terasa Panjang

Aku menarik napas, dan berusaha mengempiskan perutku sekecil mungkin agar gaun sialan ini muat.

"Apa kau bertambah gendut?" Julie terkekeh dan berusaha keras menarik risleting gaun yang kupakai.

Rasanya benar-benar tertohok mendengar ibuku sendiri mengkritikku. Itu adalah tengah yang hari cukup panas ketika aku dan Julie mengunjungi toko yang menyediakan pakaian yang cukup mewah tuk kupakai ke acara pernikahan. Sudah beberapa saat berlalu ketika aku mencoba cocok-pasangkan berbagai macam model gaun dan hal-hal lainnya.

"Seandainya Mia menjadikanmu bridemaidsnya, pasti mencari gaunmu lebih mudah," kata Julie lagi ketika risleting gaun merah ini mencapai ujungngnya.

Seolah Mia bahkan sudi mengajakku mencarikannya gaun pernikahan.

Butuh 30 menit kemudian Julie dan aku sedikit berdebat gaun mana yang cocok untukku, tetapi kami akhirnya kembali ke gaun hijau permata yang pertama kupilih. Di perjalanan pulang, Julie menarik tanganku ke toko es krim terdekat dan membelikanku satu rasa vanilla strawberry, favoritku yang selalu ia ingat.

"Aku bukan anak kecil lagi, Ma," kataku tersenyum dan mendapat pelukan dari Julie. Sedikit yang kuingat ketika aku kecil dulu, pelukan Julie terasa lebih empuk, hangat dan bagai bantal beruang untuk musim dingin. Namun, sekarang yang kurasa adalah pelukan ringan dan agak keras. Sedikit dingin.

Terasa begitu berbeda dan aku masih memaksakan senyum.

"Jadi, aku mendengar dari ayahmu," Julie memulai pembicaraan sembari mengambil sesuap es krim coklat miliknya, "dia bilang kau agak dekat dengan anak dari keluarga Lumbert ini."

Oh, astaga. Aku tidak percaya Julie ingin kami membicarakan ini, "Ma, tidak ada yang terjadi."

Ya, tidak ada yang terjadi. Tidak ada yang perlu dibicarakan. Aku dan Ethan sudah berakhir.

"Kau belum pernah mengencani lelaki lain sejak ... Luke," Julie mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Aku menggeleng dan terkikik, "Aku sudah move on, Ma. Percayalah."

"Oke, oke, jika kamu mau bilang begitu," Julie mengangkat tangannya, "aku hanya tidak ingin kau hidup sendiri sampai tua."

Mendengar kata-kata Julia membuatku tak bisa menahan tanganku untuk menggaetnya denganku. Selama perjalanan pulang itu, tak sesenti pun jarak antara aku dan Julie. Momen seperti inilah yang masih membuatku memiliki harapan untuk tinggal di rumah keluarga Smith. Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu, Julie bukan hanya menjadi ibu asuhku, tetapi dia sudah seperti saudara sekaligus sahabat.

Aku tidak bisa membayangkan, jika hidupku tanpa kasih sayang dari Julie. Namun, ya ... itu pemikiranku yang naif.

***

Beberapa hari kemudian.

Hari ini adalah hari pernikahan Mia dan Luke. Rumah sudah ribut macam-macam sejak pagi tadi hanya untuk hari ini. Ya, hari yang didedikasikan untuk Mia Smith dan itu harus berjalan sempurna. Aku mendengar banyak sahutan dari lantai bawah, mulai dari suara Mia yang bertanya apa karangan bunga sudah siap atau belum? Apa mobilnya sudah tiba? Dan pertanyaan sejenis itu.

Sementara aku sepanjang mulai dari bangun tidur hanya menghabiskan waktuku di kamar. Mengerjakan artikel yang bisa kuselesaikan dan menunda mandi. Meski keberadaanku tidaklah terlalu dianggap penting, tetapi Julie ingin aku ikut serta ke pesta pernikahan Mia dan mantan kekasihku.

Luke Stone. Ya, itu hubungan yang cukup lama sejak kami kuliah bersama dan akhirnya menjadi kekasih. Luke itu bukan laki-laki biasa yang kutemui. Dia lebih dari itu.

Jantung Untuk Ethan | 0.5 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang