Bab 28 - Bagaimana Aku Akan Selalu Jatuh Cinta Padamu

1.1K 69 2
                                    

Bab 28 – Bagaimana Aku Akan Selalu Jatuh Cinta Padamu

Kami tiba sejam lebih awal sehingga para tamu undangan belum banyak yang datang. Aidan tahu-tahu sudah menyeretku keluar dari mobil tanpa memerhatikan apakah aku sudah siap atau tidak. Suaraku tidak berarti apa-apa baginya, memberontak pun sia-sia. Apalagi jika ketika bersanding begitu dekat Aidan, aku bisa merasakan benda dingin nan keras itu di balik jas hitamnya. Langkah kami mengarungi karpet merah dan tepat memasuki Hotel Gala yang sudah ramai.

Seorang penjaga keamanan menyambut kami dan Aidan lantas memamerkan undangan pernikahan padanya. Aku makin gugup merasakan Aidan menarik pinggulku makin erat. Semakin dekat aku dengannya, semakin dekat pula benda itu kurasakan.

Setelah berbincang sebentar dengan penjaga tadi, Aidan memilih satu lift kosong dan mendorongku masuk. Kurasakan punggungku disengat oleh dinginnya besi revolver.

"Kau bisa tenang tidak?" desis Aidan menarik paksa rambutku sampai aku mendongak.

Aku mendecak sakit. "Kau pikir aku bisa tenang jika kau membawa pistol ke pesta pernikahan orang?"

Aidan nyengir. "Untuk jaga-jaga, sayang."

Lift mulai bergerak melawan gravitasi. Sementara air liurku terasa bagai pasir. "Memangnya apa lagi yang kau inginkan setelah mereka menikah?"

"Lebih dari yang bisa kau bayangkan."

"Apa maksudmu?"

"Helen tidak hanya akan menikah dengan Ethan," terang Aidan memperbaiki kancing jasnya. "Helen akan mempunyai hak untuk mengakses kekayaan keluarga Lumbert, sebelum para bedebah itu tahu, kelak Helen hanya perlu bercerai dengan Ethan dan semua yang dia punya akan musnah."

"Memangnya kau punya dendam pada Ethan sampai sebegitunya?" Aku menjaga nada suaraku tetap tenang. "Aku bisa saja membocorkan semua ini pada Ethan dan semua rencanamu akan gagal!"

Aidan terkekeh dan kembali menarik rambut belakangku seolah ingin mencabutnya sampai ke akar. "Kau tidak mengerti. Aku belum selesai." Kurasakan embusan napas kasarnya menyapu telinga. "Aku melakukan semua ini untuk menghancurkan hidup Helen Carter."

Ting!

Bunyi bel lift berdenting. Pintu lift terbuka dua, sekelompok orang-orang sudah menunggu. Hanya sedikit waktu, aku mengambil kesempatan menyentak diri dari Aidan dan pergi entah ke mana. Meski demikian aku kembali menoleh ke belakang dan mendapati sosok Aidan menyeringai di antara kerumunan tamu undangan. Namun, tak sedikit pun tampak niatnya ingin menyusulku. Dia hanya meletakkan jari telunjuknya di bibir dan memberi rasa getir di sekujur tubuhku.

Aku pun memutuskan berlari, meski hatiku menjerit untuk bergegas menemui Ethan. Mengatakan semuanya dan hidup tenang.

Walau nyatanya, aku tidak bisa berlama-lama berlari dan tubuhku yang payah sudah kehabisan napas lantaran jantungku memaksa berdekat lebih cepat dari biasa. Sejak tahu Aidan membawa pistol pun, jantung ini sudah bekerja lebih keras dari biasa. Aku terus berbisik pada diri sendiri agar tenang dan tenang. Semua akan baik-baik saja.

Ngomong-ngomong, aku sekarang ada di mana?

Ah, sial. Hotel Gala memang layaknya labirin dengan ratusan kamar-kamar. Aku dulu memang sering kemari untuk bertemu Ethan, tetapi area yang bisa kucapai hanya sampai di lobi dan kamar 296. Di sebelah kanan hanya ada dinding kaca yang menghubungkanku dengan pemandangan gedung pencakar langit, sementara di kiri adalah pintu masuk terbuka menuju aula pernikahan. Tepat di awal masuk, aku sudah disuguhkan kue tart putih dan emas tingkat tiga yang di sisinya tertulis kalimat:

Semoga Ethan dan Helen Bahagia

Aku bisa lihat persiapan di aula yang satu ini sudah siap sempurna. Semua meje bundar sudah disusun dengan piring-piring dan serbet mewah. Panggung khusus instrument band sudah disediakan di tengah ruangan, dan tepat di bawah adalah lantai marmer hitam putih, yang kuduga pasti adalah lantai dansa.

Jantung Untuk Ethan | 0.5 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang