Bab 18 - Bagaimana Aku Harus Menghapusmu

1.1K 111 9
                                    

Bab 18 – Bagaimana Aku Harus Menghapusmu

Dua bulan yang lalu

Setumpuk uang dolar menampar wajahku. Wajah Jonathan mengeras dan suara geramannya tak tertahan lagi. Tyler menyahut berusaha melerai kami, namun amukan Jonathan tak terbendung. Meski kami berada di satu lorong rumah sakit, meski banyak orang melihat kami, Jonathan tak segan berteriak.

"Jangan temui anakku lagi," ujarnya, "katakan berapa yang kau mau, lalu berjanjilah jangan mendekatinya lagi!"

"Tuan Lembert, jangan lakukan ini!" Tyler langsung mengambil posisi membelakangiku, "tuan Ethan ingin ...."

"ETHAN SUDAH MELUPAKANNYA!" Jonathan bersikeras. "Tidak ada yang namanya Lily bagi Ethan! Aku muak melihat kalian bermain-main! Apa kau lupa bagaimana wanita ini sudah membunuh anak Ethan?!"

Aku yang sedari tadi diam, di detik itu pula mataku memanas. Dalam hatiku menjerit sakit mengingat wajah Ethan mengetahui bahwa aku mencelakakan anaknya. Itu memang salahku, dan aku tidak bisa mencegahnya. Aku menyesal seumur hidup mengingatnya. Aku tahu Ethan pasti kesakitan jika mengingatku. Aku tahu ... aku hanya bayangan gelap yang harus dihapus.

"Tuan Lumbert, tolong dengarkan saya." Tyler tak mau kalah.

"AKU TIDAK PEDULI!" Jonathan makin menjadi-jadi, "jika kau masih ingin membela perempuan ini, lebih baik aku memecatmu, Tyler!"

"Tyler tidak salah apa-apa!" Akhirnya aku bersuara. "Anda tidak boleh memecatnya!"

Meski demikian sudah diteriaki bahkan dipecat, Tyler tetap memunggungiku dan mengatakan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan. Jonathan murka. Ethan hilang ingatan. Aku keguguran. Benar-benar sebuah resep sempurna untuk menghancurkan keluarga.

"Aku tidak mau tahu!" desis Jonathan, "anakku sudah berubah terlalu banyak, dan aku tidak ingin wanita ini mendekatinya lagi!"

Maka seperti itulah bagaimana akhirnya aku menjadi wanita yang dihapus dari ingatan Ethan.

***

Kedua mataku fokus menatap pancake yang Sophia buatkan pagi ini. Sudah dua bulan ini sejak rumah sakit sepertinya menjadi pusat semua drama dan konflik terjadi, aku keluar dan memutuskan tinggal di apartemen Sophia. Aku tak bisa kembali ke rumah keluarga Smith sejak tak ada lagi yang menginginkanku di sana. Kesimpulannya, aku masihlah anak yatim dan tak memiliki rumah untuk kembali.

"Kau tidak mau makan?" tanya Sophia ikut duduk di meja makan.

Aku mengangguk dan tersenyum. "Aku makan kok."

Bibir Sophie mengerut. "Jika dia melupakanmu, bukan berarti hidupmu berhenti, Lil," sindirnya.

Tentu jika aku tinggal sementara di tempat Sophia, maka aku tidak punya pilihan lain selain menceritakan semuanya. "Aku tahu," bisikku dan melahap potongan pancake ke mulutku.

"Lalu apa yang kau mau, Lil?" tanya Sophia, "kau bilang sendiri, hubungan kalian hanya main-main dan sekarang dia melupakanmu, keluarganya membencimu, apa lagi yang kau harapkan?"

Kugigit bawah bibir. "Aku tidak tahu."

"Kau mencintainya?" desak Sophia.

Aku menggeleng dan memutuskan menghabiskan pancake ini secepat mungkin hingga pipiku penuh. "Akhu thidaaakh mmencintainyahhh!"

Sophia memijit kening dan kemudian menyodorkan segelas air putih. Aku pun meminumnya sampai habis dan langsung mendebrak keluar dari meja makan menuju wastafel.

Jantung Untuk Ethan | 0.5 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang