Bab 16 - Bagaimana Kau Melupakanku

1.2K 61 3
                                    

Bab 16 – Bagaimana Kau Melupakanku

Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan mendekati jendela. Kutempatkan telapak tanganku di sana dan merasakan dinginnya New York menyertaiku.Napasku berembus membekas embun di kaca. Telunjukku kemudian menari dan menggambar hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

Sosok bayi yang tersenyum.

Apa kau bahkan sedikit pun menyesal setelah membunuh anak kita? Kata-kata Ethan kembali memutar bagai kaset rusak yang tak mau berhenti.

Segera kuhapus embun napasku di jendela dan memilih duduk sembari memeluk lutut. Padahal aku ingat sudah berhati-hati. Selama aku bersama Ethan aku selalu memakai kontrasepsi. Aku sudah berumur 26 tahun, for God sake! Aku tahu apa itu bercinta dan urusan ranjang. Aku tahu resiko atas perbuatanku sendiri.

Namun, Tuhan masih saja menakdirkan seorang anak tumbuh dalam rahim dari seorang ibu buruk macam diriku.

Apalagi anak itu ... adalah anak Ethan. Satu-satunya hal yang selalu kusesali, ketika tahu aku sudah menyakiti Ethan.

Sebagai manusia, aku memang tidak konsisten. Seolah seperti kemarin ketika aku bersumpah tak akan menikah. Lalu esoknya, Mia melemparkan buket bunga pernikahannya padaku dan tiba-tiba aku memikirkan ingin bersama Ethan sepanjang hidupku. Benar-benar pemikiran naif. Bodoh. Tidak tahu malu.

Aku sudah membunuh satu nyawa karena kebodohanku sendiri. Namun, aku masih tetap saja berada di sini, dengan perasaan yang masih tertuju pada Ethan.

Mungkin, akan lebih mudah jika Ethan membenciku dan melupakanku.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu itu membuaku sedikit terperanjat dari jendela dan aku terhuyung-huyung sendiri kala ingin melihat siapa yang datang. Belum sedetik mulutku ingin menyapa, satu tangan menangkap pinggulku dan menarikku dalam dekapan.

"Astaga, kau itu seperti mau pingsan," komennya dan kurasakan tangan satunya menyelip ke kakiku. Sesaat aku sudah tak lagi menapak lantai dan kepalaku bersandar di dadanya.

"Ethan?" panggilku terheran-heran, "kau di sini?"

Kepalaku mendongak dan mendapati senyumnya, "Kau pikir aku hantu?" ledek Ethan kemudian meletakkanku kembali di ranjang rumah sakit.

Aku menunduk, "Kupikir pagi ini kau kerja," kataku lesu.

Kenapa Ethan masih di sini? Setelah semua yang terjadi? Setelah aku bahkan menyebut jelas kalau aku ingin bertemu Luke mantan pacarku sendiri? Bukankah aku adalah wanita paling jalang di sini? Aku sudah begitu jahat pada Ethan dan lelaki ini masih saja menyempatkan waktu datang ke rumah sakit.

"Ya, rencananya aku mau kembali ke Hotel Gala," kata Ethan, "ada semacam kerusakan dinding parah yang mau direnovasi dan pengiriman sayur dan daging ikan terlambat ke staff dapur, banyak hal yang harus kukerjakan."

Tanganku meremas selimut, "Jadi, kenapa kau ke sini?"

"Aku ... tadi ke rumah pengantin baru," kata Ethan memberiku seringai khas.

Keningku mengerut, "Pengantin baru siapa?"

Ethan terkekeh dan mengusap kepalaku yang kurasa perlu keramas, "Luke dan Mia, masa kau lupa?"

Kedua mata biruku membelalak seolah tak pernah membuka lebar sebelumnya. Aku hampir menjerit mengapa dia melakukan hal gila itu sampai sebuah suara merengsek masuk ke dalam bersama sosok yang tak asing lagi. Sosok lelaki dalam balutan jaket hitam tersenyum dengan membawa dua cangkir kopi.

"Pagi," ujar Luke tak merasa canggung sedikit pun.

Apa yang Ethan lakukan? Mengapa dia mau melakukan ini? Bukankah harusnya dia membenciku? Membuangku? Atau bahkan melupakanku?

Jantung Untuk Ethan | 0.5 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang