Bab 22 – Bagaimana Aku Ingin Kau Mengingatku
Aku tidak menyangka. Diriku, Lily Smith ini masih sempat-sempatnya melupakan obat dan berakhir di rumah sakit di tengah-tengah pesta pertunangan Ethan! Tentu saja, sekarang dengan Sophie di sampingku, sudah sejam lebih mengomel habis-habisan betapa cerobohnya aku. Beruntung, Ethan menelepon ambulans secepat mungkin. Betapa sempitnya waktu, aku patut bersyukur masih bisa bernapas sekarang.
"Aku tidak menemukan obatmu di rumah. Obatmu tidak ketinggalan kok!" kata Sophie menuangkanku segelas air minum. Sementara aku masih berbaring menyesali diri di ranjang berbau cairan infus.
Aku sudah hampir membuat kemajuan malam itu. Benar-benar sebuah keberuntungan, ketika hanya berdua bersama Ethan, di pesta pertunangannya dan tak ada yang mengganggu.
Untuk sesaat, aku bisa menemukan Ethan yang kukenal masih ada.
"Mungkin obatnya hilang sungguhan," tambahku merasa malas membicarakan soal ini.
Sophia memandangku curiga. "Kau bukan orang seceroboh itu dan tasmu bukan tas milik pesulap! Jadi tidak mungkin hilang sungguhan!" ujarnya bersikeras. "Bagaimana dengan Ethan."
Aku tidak punya jawaban. Ethan? Nama apa itu? Siapa dia? Tuhan, aku harap aku juga amnesia sehingga semua hal tidak akan sesakit ini.
Wajah Sophie melembut. "Maaf," katanya, "ngomong-ngomong kapan terakhir kali kau membeli jatah obat baru?"
Keningku mengerut bak kaos yak tak dipakai seminggu. "Kau pikir aku sengaja tidak membeli obat?"
Temanku yang satu ini hanya tersenyum dan mengangkat bahu. "Kau tinggal bersamaku, Lil. Aku punya hak untuk peduli pada temanku sendiri."
Oke, aku tidak punya alasan lagi untuk membantah. "Lima hari lalu," jawabku lesu.
Kali ini kening Sophie yang mengerut. "Bukankah itu terlalu cepat?"
"Maksudmu?"
"Apa kau membeli obat dengan takaran seperti biasa?" tanyanya lagi seperti polisi yang tengah menginterogasi.
"Ya, tentu," jawabku lebih santai.
"Itu aneh," katanya. "Biasanya jatah obatmu habis lebih lama dari itu, jadi—" Sophie terkesiap dan menutup mulutnya dengan telapak tangan.
"Apa?" tanyaku makin sebal melihat wajahnya yang girang.
Sophia menggeleng dan memamerkan seringai genit. "Kau sengaja menghabiskan obat itu agar Aidan lebih sering menemanimu ke rumah sakit, iya 'kan?!!"
Ketahuilah, ketika dia mengatakannya, nada bicaranya dua kali lebih tinggi dan hampir menyamai suara almarhumah ibuku. "Kau ini bicara apa?!" balasku merasa mual mendengar nama Aidan.
"Astaga, Lily Aldren Smith. Kau wanita nakal!" katanya lagi, "bilang saja kalau kau memang menyukai Aidan!"
"Menyukai siapa?"
Suara asing nan tiba-tiba itu membuat kami memekik kaget.
"Astaga Aidan!" Sophie mengelus dadanya sendiri, seakan dia yang kena serangan jantung.
"Kalian memintaku membeli minuman, ingat?" Aidan memberi kami kaleng minuman masing-masing. Aku memesan sekaleng jus jeruk sementara Aidan dan Sophie mendapat kopi.
"Ngomong-ngomong kalian sedang mengobrol apa?" Aidan bertanya.
"Tidak ada," jawabku cepat. Sophie menahan tawa.
"Yakin?" Aidan bertanya lagi.
Aku dan Sophie kompak mengangguk. "Itu obrolan wanita," tambah Sophie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung Untuk Ethan | 0.5 (TAMAT)
RomansaMemangnya kamu mau menghabiskan hidupmu dengan orang yang cacat dan sekarat sepertiku? -Lily Aldren Smith- Sebuah prekuel jauh sebelum dunia First dimulai. Melihat mantan nikah sama adiknya sendiri? Siapa yang sanggup? Begitu pun Lily yang terpaksa...