“Sayang bangun, kita sholat maghrib dulu” aku mengecup pipi Lovita.
“Mana baju gantiku mas?” tanyanya masih di balik selimut.
“Itu udah dianter pak Kirno” jawabku menunjuk pakaiannya di atas sofa.
“Hah, jadi mas menyuruh pak Kirno mengambil gamisku dan pakaian dalamku” katanya marah.
“Ya nggaklah masa aku membiarkan pak Kirno memegang pakaian dalammu, aku meminta bik Lilis kemudian baru dititipin ke pak Kirno” jelasku. “Buruan mandi, atau mau lanjut sesion keempat” kedipku nakal.
“Ugh..maunya mas” katanya tersipu malu melemparku pakai bantal. Aku terkekeh melihatnya berlari ke kamar mandi.
Lovita sayang, kau kini sudah menjadi milikku seutuhnya.
Lovita Pov
Sialan. Gara-gara ada binatang yang menyelinap di balik kemejaku. Aku jadi lupa diri saat mas Pram meraba-raba mencari binatang itu di badanku. Kalau ingat kejadian itu aku malu sekali.
Aku sudah menyerahkan harta yang paling berharga yang kumiliki. Awas saja kalau dia berani meninggalkanku setelah mendapatkan segalanya.
Keesokan harinya.
Bu Silvi datang menemuiku di ruangan mas Pram. Kebetulan mas Pram lagi keluar menemui manajer keuangan.“Lovita, tolong maafin aku. Pak Pram akan memecatku jika kamu tidak mau memaafkanku” pintanya memohon.
Dasar nenek sihir makanya jangan sombong, belum tau dia berhadapan dengan siapa. Eits kok malah sekarang aku yang takabur. Astaghfirullah.
“Bagaimana ya? Kalau pak Pram tidak menolongku aku bisa mati tenggelam, itu karena siapa coba” tatapku tidak suka.
Tak lama mas Pram masuk dan melihat kami berdua. “Bagaimana?” tanyanya ke arah bu Silvi.
“Lovita” panggil bu Silvi penuh harap agar aku memaafkannya.
“Udah bu Silvi keluar aja dulu, aku pikirkan dulu yah” ujarku tersenyum. Bu Silvi pamit keluar dari ruangan mas Pram.
“Mas, kamu mau memecatnya?” tanyaku.
“Itu tergantung kamu, kalau kamu memaafkannya aku tidak akan memecatnya” jawab mas Pram menghampiriku.
Aku bukan orang yang pendendam. Lupakan saja karena ulahnya juga aku dan mas Pram jadi dekat. Hihihi. Tapi aku masih sok jual mahal, dia saja belum pernah menyatakan cintanya kepadaku.
“Udahlah mas, kasihan juga kalau harus memecatnya. Dia melakukan itu karena dia naksir sama mas dan marah ketika tau aku jadi aspri mas” kataku menjelaskan.
“Aku banyak penggemar juga ya” katanya tertawa kecil memuji dirinya sendiri.
Aku melenggos “Kecuali aku ya, perlu dicatet itu” ujarku tersenyum tanpa dilihatnya.
“Masih mau menyangkal juga istriku ini. Lalu adegan kemarin kalau bukan kamu terpesona dengan ketampananku, itu tidak akan terjadi kan” godanya.
“Ihh, itu kan mas yang mulai duluan. Bukan aku” kataku tidak terima.
“Tapi aksimu kemarin coba menggodaku, iyakan” katanya sudah berdiri di hadapanku.
“Siapa yang mau menggoda coba, aku kan cuma minta tolong mas aja yang mmmmmmfth mmmff” tanpa basa-basi mas Pram sudah melumat bibirku.
“Sikapmu seakan menggodaku dan aku tergoda. Perdebatan selesai” bisiknya setelah melepaskan ciumannya.
Dia tersenyum dan aku bengong. Berani sekali dia menciumku di kantor kalau ada karyawan yang melihat mau ditaruh dimana mukaku.
Continue
![](https://img.wattpad.com/cover/190636744-288-k969614.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradise (Complete)
General FictionApa jadinya jika menikah dengan pria yang menjengkelkan bagi Lovita. Pria yang bisa membuatnya darah tinggi. Apalagi mereka menikah karena accident memalukan. Salah masuk kamar ??? Baca cerita serunya... Rank #31 - hotel 17 Juni 2019 Rank#69 - acci...