29. Pram sang investor

13.1K 817 5
                                    

Pramudya Pov

Setelah dua tahun aku menghilang, akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu Lovita. Aku sangat merindukanmu. Tidak sia-sia aku membekalimu dengan ilmu kepemimpinan. Kamu sekarang terlihat lebih matang dan tegas.

Anakku Ayyass juga sekarang sudah besar, seperti apa rupanya, aku penasaran. Apakah anakku nanti akan mengenaliku. Belum saatnya aku membuka identitasku yang sebenarnya. Om Seno sepertinya tidak mengenaliku. Aku sendiri yang  akan membongkar kebusukannya.
Saat betemu dengannya jantungku berdebar kencang. Aku takut dia mengenaliku. Sepertinya Lovita tidak mengenali penyamaranku. Dia tampak biasa saja menyambutku. Tapi setelah kami terlibat pembicaraan dia banyak melamun seperti memikirkan sesuatu.

Aku tahu dia wanita yang tegar, setelah mendengar kematianku dia masih bertahan dan membesarkan anak kami. Lovita juga berani memimpin Paradise yang semakin terpuruk  seperti yang pernah aku pesankan kepadanya untuk tidak menyerahkan kepemimpinan Paradise kepada siapapun. Aku yakin dia bisa.

Lovita begitu berat ketika aku ‘Ayyass’ harus menginap di kamar privacyku sendiri Pramudya, karena semua kamar telah penuh.
Lovita permisi keluar ruangan terlebih dahulu karena ponselnya berbunyi.

“Maaf pak Ayyass, sepertinya anak saya menelpon lagi” katanya keluar pintu.

Ah ada apa dengan anakku? Apakah dia sakit? Sungguh aku penasaran.
Kulihat dia menerima telpon di pinggir pintu ruang rapat, Silvi dan Bayu berjalan lebih dulu. Sementara aku masih berdiri tepat di belakangnya.

Bugh!! Dia menoleh ke  belakang dan menabrakku. Mata kami bertemu sejenak aku dan dia saling pandang sampai suara Ayyass kecil terdengar dari ponsel menyadarkannya. Lovita menunduk menepis tatapanku.

“Maaf” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Ingin rasanya aku memeluknya dan mengatakan kalau aku masih hidup. Tapi ku tahan sampai misiku berhasil.

“Anaknya umur berapa tahun?” tanyaku agar dia tidak merasa canggung denganku.

“Oh..dia hampir dua tahun. Namanya sama seperti pak Ayyass” katanya tersenyum.

“Oh ya..kebetulan sekali kalau begitu. Siapa nama lengkapnya?” tanyaku lagi.

“Ayyass Pramudya Haya” jawabnya.

“Ayahnya...”

“Dia sudah meninggal, maaf pak Ayyass saya permisi dulu” katanya berjalan cepat meninggalkanku.

Sepertinya dia menangis kulihat tangannya menghapus wajahnya, ya dia menghapus airmatanya. Hatiku terenyuh Lovita ternyata belum bisa melupakanku rupanya. Buktinya dia masih setia dengan status single parentnya. Aku tersenyum menatap kepergiannya.

Aku masuk ke room privacy yang sebenarnya memang milikku untuk beristirahat. Ya karena statusnya aku lagi menyamar sebagai Ayyass jadi dibilang menumpang. Ruangan ini masih seperti dulu tidak berubah sama sekali posisi dan pernak-pernik yang ada di dalamnya. Lovita tidak mengubahnyanya sedikitpun.

Continue

Paradise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang