2. Pertemuan yang menyebalkan

16.5K 1K 11
                                    

Dari beberapa lamaran yang kumasukkan belum ada juga yang merespon. Setelah satu minggu menunggu akhirnya ada juga hotel yang menghubungiku. Hotel Paradise. Alhamdulillah aku diterima bekerja disana walaupun sebagai office girl.

Hari ini aku mau ke pasar mencari sepatu untuk kerja. Sepatu lamaku sudah selayaknya masuk museum. Sambil menunggu angkot di pinggir jalan dengan cuaca habis hujan membuatku ketar-ketir. Jangan sampe hujan lagi deh. Besok hari pertamaku kerja masak harus pake sepatu butut.

Ciiiiit. Bruk!!! Ciprat!!

Sebuah mobil CRV putih hampir menabrak ibu-ibu yang sedang membawa keranjang belanjaan. Seluruh isi keranjangnya jatuh berhamburan di jalan karena dia kaget. Dan pakaianku terkena cipratan genangan air yang di lewati mobil itu. Huh sialan tuh orang bawa mobil kagak lihat-lihat. Dua orang sudah jadi korbannya.

“Hei... berhenti!!!” teriakku melihatnya melenggang menjalankan mobil.

Aku mengambil batu kecil yang ada di pinggir jalan. Entah keberanian darimana aku melempar batu itu ke mobilnya di bagian belakang. Lemparanku tidak pernah meleset.

Mobilnya pasti lecet tergores lemparan batu dariku. Rasakan. Aku tersenyum penuh kemenangan.
Ku lihat mobil CRV itu berhenti. Keluarlah dari mobil sosok laki-laki gantengnya melebihi Aliando kwkwkw. Dengan wajah dingin dan angkuh dia menghampiriku. Mau marah?? Yang seharusnya marah itu aku dan si ibu yang ada di sampingku yang sedang memunguti belanjaannya.

“Kau yang melempar mobilku?” tanyanya dingin.

“Iya kenapa?” jawabku berani menantangnya.

“Kau sudah membuat mobilku lecet. Kau harus mengganti rugi” bentaknya.

“Hellow tuan songong.Ganti rugi? Salah kamu bawa mobil kok seenak jidatmu saja. Lihat belanjaan ibu itu rusak karena siapa? Bajuku kotor kayak gembel begini karena siapa?” kataku sengit. Dia mendengus kesal.

“Beresin belanjaan ibu itu” perintahku.

“Aku tidak banyak waktu” tolaknya  kesal.

Dia mengambil dompet dan mengeluarkan uang seratus ribuan beberapa lembar. Dia menyerahkan uang itu ke tanganku.

“Ini ambillah. Cukupkan buat mengganti semuanya” tatapnya sinis.

Huh sombong sekali dia pikir uang bisa menyelesaikan segalanya. Aku benar-benar emosi melihat wajah tampan si songong ini. Ku lempar uang yang dia berikan tadi ke mukanya.

“Kami tidak butuh uang dari orang sombong sepertimu” ketusku.

Lalu menjauh darinya dan mengajak ibu yang tidak ku tahu namanya naik ke dalam angkot. Ku tatap laki-laki itu dari dalam angkot. Ku lihat dia terpaku menatap kepergian kami.

Continue...

Semoga suka karyaku yang ke 11 di wattpad

Paradise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang