33. Ancaman Seno

14.3K 804 3
                                    

"Sialan Ayyass si penolong itu rupanya mencoba mendekati Lovita, sepertinya dia ingin memiliki Paradise juga. Aku tidak akan membiarkannya. Pramudya saja bisa ku singgkirkan apalagi seorang Ayyass. Hahahaha" Seno tertawa terbahak-bahak.

Dia akan menyinggikirkan saingannya Ayyass yang dilihatnya di restoran seafood bersama Lovita dan anaknya. Seno mengira Ayyass menaruh hati kepada Lovita dan akan menikahinya. Ini akan menjadi ancaman bagi Seno jika Lovita sampai menikah dengan Ayyass. Dia tidak akan membiarkan Ayyass.
Keesokan harinya Seno langsung menemui Ayyass yang sebenarnya Pram di ruangannya.

“Eh...pak Seno” Ayyass terkejut ketika Seno nyelonong masuk ke ruangannya tanpa mengucap salam. Pram melihat raut wajah Seno yang menunjukkan ketidaksukaan kepadanya.

“Ada perlu apa pak Seno?” tanya Pram.

“Ayyass aku peringatkan kepadamu untuk tidak mendekati Lovita, keponakanku” jawabnya.

“Kenapa memangnya?” tanya Pram.

“Lovita kan janda, jadi sah-sah saja jika aku tertarik dengannya” tantang Pram.

“Kau hanya investor di Paradise, lagipula untuk apa kau buat kantor disini?” tanya Seno berang.

“Untuk mengawasi kalau saja uang ku disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Aku tidak mau rugi” jawab Pram menatap tajam Seno.

“Kau !! Kalau mengabaikan omonganku lihat saja nasibmu akan sama seperti Pram” ancamnya.

“Siapa Pram?” tanya Pram pura-pura tidak tahu.

“Bukan urusanmu. Aku akan menghabisimu sama seperti aku menghabisi Pram di jurang jika kau masih mendekati Lovita” ancam Seno lagi.

Seno lalu keluar dari ruangan Pram dengan wajah memerah karena marah. Tanpa Seno sadari Pram merekam pembicaraan mereka di balik mejanya. Rekaman itu akan menambah barang bukti bahwa pembunuhan  berencana atas dirinya juga dilakukan oleh Seno.

Pram kembali ke kamarnya dan menelpon Lovita agar menemuinya. Dia ingin meminta pendapat istrinya atas ancaman omnya.
Lovita diam-diam ke Privacy room Pram. Dia masuk ke dalam dan menutup rapat pintu kamar. Pram sudah menunggunya di dalam.

“Ada apa mas?” tanya Lovita menghampiri Pram.

“Sayang, Om Seno mengancamku untuk tidak mendekatimu, dan dari mulutnya sendiri aku tahu dialah yang merencanakan pembunuhanku” jawabku.

Lovita tercengang, dia tidak menyangka Om suaminya bisa sejahat itu padahal Pram adalah keponakannya sendiri bukan orang lain.

Continue

Paradise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang