32. Pertemuan Pram dan Ayyas

15.3K 835 2
                                    

Lovita Pov

“Mas aku masih tidak percaya, kalau mas masih hidup” kataku pelan masih memeluknya. Aku belum mau melepaskannya.

“Sebelum aku kecelakaan, aku bertengkar hebat dengan om Seno. Aku akan menyeretnya ke penjara setelah ku bilang aku punya barang bukti kejahatannya. Tapi dia masih menyangkal. Aku tidak tahu setelah kembali ke ruanganku mungkin dia menyuruh orang  untuk merusak rem mobilku. Kebetulan hari itu aku ada meeting di daerah puncak, rem ku blong dan terjungkal di tepi jurang. Sebelum mobil jatuh terhempas aku melompat ke batang pohon yang agak besar jeda lima menit mobil jatuh ke jurang dan meledak” cerita mas Pram panjang lebar.

“Lalu kenapa mas tidak langsung pulang menemui kami, tega ya mas menghilang selama dua tahun” aku memukul dada bidangnya.

“Sayang, om Seno merencanakan pembunuhanku. Kalau aku langsung muncul dan tahu aku masih hidup, dia pasti kabur. Lagipula aku ingin lihat bagaimana istriku memimpin hotel yang ku tinggalkan dan apakah masih setia ?” tatapnya menjawil hidungku.

“Ihh kamu jahat sekali mas, kalau tidak ingat anak yang ku kandung, aku bisa gila karena kematianmu yang tragis itu. Mama dan papa menguatkanku dan doa dari kedua orang tuaku juga aku masih bisa bertahan sampai sekarang walaupun sebenarnya aku masih belum bisa melupakanmu mas” mas Pram mengecup keningku.

“Bagaimana dengan Ayyass apa kau tidak tertarik dengannya?” goda mas Pram.

“Sejujurnya aku mulai jatuh cinta dengan Ayyass karena dia mirip sekali dengan mas, dan ternyata kalian berdua adalah orang yang sama” kataku tersipu malu.

Lalu wajahku berubah menjadi kesal jika ingat mas Pram menyembunyikan identitasnya.

“Tapi tetap saja mas jahat!!!” aku memukul lagi dadanya.

“Sakit sayang” mas Pram menangkap tanganku.

“Itu balasan untuk mas yang sudah menghilang selama mmmmmmmfht mmmmm” mas Pram mendaratkan ciumannya lagi ke bibirku.

Aku menikmatinya. Malam ini kami benar-benar seperti pengantin baru. Tak lelah memadu kasih melepaskan kerinduan untuk yang kesekian kalinya.

***

Mas Pram memakai jasnya bersiap mau ke ruangannya. “Mas, aku pulang dulu ke rumah” kataku meminta izin kepadanya.

“Jangan lupa ajak Ayyass ya” bisiknya lalu mengecup pipiku. Aku tersenyum mengiyakan.

Aku pulang ke rumah, Ayyass sudah asyik bermain dengan mobil-mobilannya.

“Ma, hari ini aku mau mengajak Ayyass ke kantor” kataku kepada mama. Papa tersenyum melihatku.

“Ada apa, tumben? Nanti Ayyass mengganggu pekerjaanmu” mama sepertinya tidak rela Ayyass ikut denganku.

“Sebentar aja ma, nanti kalau Ayyass tidak betah aku antar pulang lagi” akhirnya mama mengizinkanku membawa Ayyass setelah papa juga setuju dengan keinginanku.

“Hole...icut umi alan-alan” celoteh Ayyass mendengar bahwa aku akan mengajaknya pergi.

Aku menghubungi mas Pram untuk makan siang di luar. Dia menentukan tempat untuk kami bertemu, ya Ayyass akan bertemu abinya untuk pertama kalinya.

Aku membawa mobilku ke restoran seafood tempat kami bertemu. Aku menggandeng tangan Ayyass berjalan masuk ke restoran. Ku lihat mas Pram sudah datang duduk di meja yang sudah dipesannya.

“Mas” panggilku. Dia menoleh melihatku lalu beralih melihat Ayyass.

“Anak kita” kataku memberitahunya. Ayyass melihat mas Pram bingung tapi dia tidak menangis.

“Ayyass ini abi” mata mas Pram berkaca ditariknya Ayyass ke dalam pelukannya lalu digendongnya. Aku pun terharu melihat mereka berdua.

“Umi...abi Ayyass” kata Ayyass cadel melihat mas Pram.

“Iya sayang, umi pernah cerita kan kalau abi Ayyass sedang pergi. Sekarang udah pulang” jelasku tersenyum.

Aku tidak pernah memberitahu Ayyass bahwa dia tidak memiliki ayah lagi, aku hanya bilang kepadanya kalau abinya sedang pergi jauh. Kulihat Ayyass tidak mau lepas dari gendongan mas Pram. Ternyata anak itu merindukan sosok ayah juga.

“Hole...hole...alan-alan cama abi” Ayyass bertepuk tangan. Aku dan mas Pram tertawa melihatnya bahagia.

Continue

Paradise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang