5. She is you

14K 889 6
                                    

Pramudya Pov

Kedatanganku di sambut oleh seluruh pejabat, staf dan karyawan di hotel. Tempat aku mengaplikasikan ilmu S2 ku di Jerman. Papa memintaku untuk menggantikan posisinya, tapi dia tetap akan mengawasi perkembangan hotel yang ku pegang.

Seluruh karyawan memperkenalkan diri mereka dan aku mengamati satu persatu wajah mereka. Ternyata banyak juga karyawan yang masih muda-muda. Langkahku berhenti ketika melihat gadis berjilbab di barisan OG. Sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi dimana? Aku mencoba mengingatnya. Tapi belum berhasil sampai suara pak Ilham mengajakku untuk langsung ke ruangan baruku. Aku berlalu meninggalkan gadis itu.

Setelah duduk tenang di ruanganku. Aku masih penasaran dengan gadis tadi yang penampilannya saja lain dari yang lain. Dia memakai sepatu kets. Hmm berani juga gadis itu.

Astaga aku baru ingat dia kan gadis yang melempar mobilku dengan batu kemaren. Ya ya aku baru ingat. Gadis tengil kita bertemu lagi disini. Aku tersenyum dengan penuh rencana untuk membalasnya. Kelakuannya kemaren membuat kepalaku mendidih. Dia melempar uang yang kuberikan ke mukaku. Tunggu saja pembalasanku gadis tengil. Seringaiku.

Aku memanggil pak Hasan, manajer SDM keruanganku. Aku akan mencari tahu siapa nama gadis itu.

“Pak Hasan, siapa nama OG yang pakai jilbab itu?” tanyaku biasa saja tanpa membuatnya curiga.

“Lovita Chandra pak, dia OG baru. Hari ini hari pertama dia bekerja. Ada apa pak? Apa dia membuat kesalahan?”

Ya dia punya kesalahan besar denganku. Dia berani menantangku.

“Ah tidak. Hanya ada sedikit perhitungan yang harus dia selesaikan denganku. Oya...aku mau dia yang membersihkan ruanganku setiap hari dan semua keperluan dari makan minum dan semua kenyamanan di ruanganku. Panggil dia keruanganku sekarang” kataku datar.

“Baik pak, akan saya panggilkan” pak Hasan pamit keluar untuk memanggil gadis itu. Lovita Chandra, si gadis tengil. Aku tersenyum sendiri.

***

Sedang asik ngobrol dengan teman-teman sesama OG, pak Hasan tiba-tiba nongol di ruangan pantry.

“Lovita, kamu dipanggil pak Pram ke ruangannya” perintah pak Hasan.

Oh my good. Apakah dia sudah mengingatku. Umi tolong anakmu ini. Belum sampai sehari bekerja aku harus dipecat.

“Lovita, kamu dengar tidak” teriak pak Hasan.

“Eh..iya pak. Beneran aku yang dipanggil pak. Anita saja kali pak” kataku menoleh Anita.

“Ih elo yang dipanggil mana bisa diwakilkan” kata Anita sewot.

“Cepat Lovita, nanti pak Pram marah. Dia paling nggak suka lihat orang lelet” bentak pak Hasan.

“Aduh, kok bapak ikut-ikutan galak sih” dengusku. “Iya, pak. Dimana ruangannya?” tanyaku.

“Di lantai tujuh” jawab pak Hasan.

Ampun tinggi juga ruangannya. Kalau dia melemparku dari lantai tujuh aku bakal mati muda, mana belum nikah. Iih amit-amit deh. Aku bergidik.

Sambil menunggu lift tiba di lantai 7 aku komat-kamit berdoa agar pak Pram hilang ingatan. Hush jelek banget ya doaku. Lovi lo harus ikhlas jika dia memecatmu hari ini karena kejadian amazing kemaren. Mungkin bukan hotel ini tempatmu mencari rezeki. Hiks.

Continue...

Paradise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang