26. Kematian Pram

13.5K 770 8
                                    

Lovita Pov

Kenapa perasaanku hari ini tak tenang. Aku absen ke kantor menemani mas Pram karena perutku terasa kram. Mas Pram takut terjadi apa-apa denganku makanya aku disuruhnya untuk istirahat di rumah saja.

Aku mencoba menghubungi ponsel mas Pram, menjelang makan siang begini biasanya dia yang menghubungiku untuk mengingatkan makan siang. Tapi kenapa hari ini tidak ada sms atau telpon darinya. Perasaanku mulai tak enak. Ponselnya tidak aktif.

Deg. Jantungku berdetak kencang. Sesibuk apapun dia tidak pernah menonaktifkan ponselnya. Pikiran negatif mulai muncul di kepalaku. Ya Allah lindungilah suamiku dimanapun dia berada.
Setengah jam kemudian. Bik Lilis mengetuk pintu kamarku.

“Ada apa bik?” tanyaku.

“Mba, ada nyonya dan tuan di ruang tamu” jawab bik Lilis.

Kalau bik Lilis sudah menyebut tuan dan nyonya itu artinya kedua mertuaku yang datang tapi kalau bik Lilis bilang bapak dan ibu, itu artinya kedua orang tuaku yang datang.
Aku menemui papa dan mama. Ku lihat wajah mama sudah sembab sepertinya habis menangis.

Apa mereka berdua habis bertengkar? Terus ngapain mereka menemuiku. Ah pikiranku kok jadi kacau begini.

“Ma, Pa. Ada apa?” tanyaku karena bukannya dua hari yang lalu mereka berkunjung ke rumah kami.

Mereka diam membisu menatapku. Aku jadi semakin bingung. Sebenarnya apa yang sudah terjadi. Mama lalu memelukku dan menangis tersedu-sedu.

“Lovi...Pram” katanya terisak.

Jantungku berdetak cepat. Ada apa dengan suamiku. Kenapa mama sampai menangis begini.

“Mas Pram kenapa pa?” aku melihat wajah papa dengan guratan kesedihan yang mendalam.

“Nak, Pram suamimu. Anak kami mengalami kecelakaan, mobilnya masuk jurang dan jasadnya tidak ditemukan. Tim SAR sekarang masih terus berusaha mencarinya” jelas papa.

Saat mendengar itu waktu seakan berhenti berputar. Butiran bening mengalir perlahan dari sudut airmataku. Tatapanku kosong. Aku tidak tahu lagi bagaimana menggambarkan perasaanku. Ku harap ini hanya mimpi ketika aku bangun ada mas Pram di sampingku. Kaki ku terasa lemas dan tak bertenaga lagi aku jatuh lunglai dan semuanya menjadi gelap gulita.
***

Aku sudah terbaring di kamar inap rumah sakit. Kata mama aku pingsan. Ayah dan umi juga ada di dekatku.

“Umi, mas Pram dimana?” tanyaku.

Mereka berdua saling tatap. Mama dan papa juga menatapku iba, lalu mama menangis memeluk papa.

“Mas Pram dimana?” tanyaku histeris.

“Lovi, sabar sayang. Kita semua harus ikhlas” umi memelukku.

Ya Tuhan ternyata ini bukan mimpi. Mas Pram kenapa kau tega meninggalkan aku dan anakmu. Kenapa???

“Tidak!! Mas Pram masih hidup kan?” tanyaku lagi. Tidak ada satupun yang berani menjawab.

“Aaaaaaaaaa, kenapa tidak menjawabku” teriakku histeris.

Aku sudah seperti orang gila mendengar kabar mas Pram sudah tiada. Aku masih belum percaya. Aku pingsan lagi.

Satu minggu berlalu

Ternyata aku harus menyerah pada kenyataan bahwa mas Pram memang tidak akan pernah kembali lagi. Yang menyedihkan aku bahkan tidak dapat melihat kuburannya dimana karena sampai hari ini tim SAR tidak menemukan jasadnya. Mobilnya hancur dan meledak. Hatiku benar-benar teriris.

Aku memegang perut buncitku. Benar kata mama aku harus kuat agar anak kami lahir dengan sehat dan selamat karena anak inilah peninggalan buah cintaku dengan mas Pram.

“Ini bukan kecelakaan biasa, ini pasti pembunuhan berencana. Mas Pram punya bukti untuk memenjarakan om nya. Apa mungkin Om Seno dibalik kematian suamiku??” gumamku di kamar.

Mas Pram sudah menceritakan semuanya kepadaku tapi bagaimana aku membuktikan om Seno bersalah sementara semua bukti disimpan mas Pram.

“Sayang, ayo makan dulu” lamunanku buyar ketika mama mertuaku masuk ke kamar. Aku sekarang tinggal di rumah mereka mengingat kandunganku semakin besar.

“Iya ma” sahutku tak bersemangat.

Kalau tidak ingat ada anak yang ku kandung mungkin sampai hari ini aku tidak akan makan. Sejujurnya makanan yang ku makan tidak tertelan jika mengingat kematian mas Pram yang begitu tragis.

Continue

Paradise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang