PART 8 🍁BELAJAR🍁

14.9K 593 3
                                    

“mas ada Melodi”
“gak papa di belum tahu”sembari mengelus pelan kepala Melodi.”sudah sana mandi, biar Melodi aku yang urus”

“iya mas” sembari memberikan bayi itu ke pada suaminya.

_________________

Saat ini Elin sudah berada di toko roti, senangnya gadis itu saat melayani pembeli. Semangatnya untuk kuliah sangat besar ,hingga ia berani membohongi suaminya. ya  selama ini Dafi belum tahu kalau Elin sudah bekerja selama 1 minggu di toko itu. Tapi Elin juga memiliki rencana ingin memeberi tahu suaminya nanti saat ia sudah mendapat gaji pertamanya.

“Elin udah  waktunya istirahat, gantian atuh jangan mbak mulu yang jaga” kata Lusi pegawai di sini juga

“iya... ya udah aku mau ke toko depan mau beli miuman” pamit Elin sembari berjalan menuju minimarket  sebelah toko roti itu.

“hati hati mbak”
“siap...”
Saat Elin membuka pintu mini market itu tiba-tiba ia  berpapasan dengan Erlin, ya saudara kembarnya.

“kak Erlin”
“Elin?”
Mereka bersamaan memanggil nama kembarannya sendiri.

“ngapai kamu di sini gak di rumah suamimu?” tanya Erin sembari menarik saudaranya itu duduk berhadapan di depan minimarket itu

“aku kerja di toko roti sebelah kak”
“oh....trus gimana dengan Dafi? Pasti di marah besar kan setelah tahu siapa yang ia nikah i ? Aku udah tahu masalah anak itu. Ternyata dia bukan anak Dafi” jelas Erlin

“kakak tahu dari mana?”
“itu gak penting, yang penting sekarang aku mau kamu ngembaliin Dafi ke aku lagi”

“bagaimana bisa kak? Ijab kobul itu adalah nama aku yang di sebut bukan kakak”

“aku tahu, kalau begitu kau bercerai saja lalu kembalikan dia kepada ku, mudah kan?”

“ini pernikahan kak bukan permainan. Aku gak mau”

“kalau kamu gak mau bercerai. Kita tuker tempat”

“maksud kakak?”
“ya kamu jadi aku, aku jadi kamu”jelas Erlin.
Seperti di sambar petir bagaimana mana bisa sudaranya ini berpikir sepserti itu

“apa yang kakak ingin kan?”
“uang”
“apa kakak sudah gila?”

“santai aja aku gak akan berhubungan dengan suami mu aku hanya ingin uangnya aja” jelas Erlin

“kalau hanya uang aku bisa memberikan kepada kakak”
“aku ingin kartu kredit yang suami kamu berikan”

“untuk”
“untuk shoping lah!kalau gak mau ngasih mudah aja,aku akan membuat kamu dan suamimu cerai”

“baik jika itu yang kakak ingin kan, aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup.”

“pilihan yang tepat, kalau begitu mana kartu kredit yang di berikan sumi mu untuk mu?”

Keputusan elin saat ini sudah bulat ,mau bagaimana lagi? Ia memilih keluarga dari pada harta. Sudah cukup Dafi di tipu, lebih baik ia memberikan jatah uangnya kepada kakaknya itu pilihan yang terbaik bagi gadis polos itu.

”ini kak”sembari memberikan benda pipih itu.

“kalau begitu aku akan pergi, jika suamimu itu sudah mengirip uang tolong beri tahu aku agar aku bisa segera menggunakannya”jelas Erlin sembari berjalan meninggalkan adiknya itu sendiri di depan minimarket.

Elin yang sudah tidak nafsu makan dan minum ia tidak jadi membeli apa-apa di sana. Ia memilih memasuki Mushola dekat minimarket itu dan berdoa meminta petunjuk kepada yang maha kuasa.

Hari  sudah semakin sore waktunya Elin pulang untuk gantian dengan ibu minah menjaga Melodi.gadis itu hanya berusaha semaksimal mungkin untuk segera pulang , karena waktu pulangnya bersamaan dengan suaminya. Ia takut kalau ketahuan bekerja, belum saat nya suaminya itu tahu.

“assalamualaikum...”seru Elin sesampai di depan pintu rumah

“waalaikumsalam,mbak udah pulang?saya baru aja selesai ngasih makan melodi. Apa mbak mau mandiin?”

“mau...tapi ibu minah awasin ya? Nanti kalok ada yang salah ku di tegur”

“baik mbak, silahkan”sembari menyerahkan gendongan Melodi ke gadis itu.

“apa mas Dafi udah pulang?”sembari berjalan bersamaan menuju kamar mandi

“belum, tapi tadi pagi tuan bilang, saya boleh bawa keluar Melodi mbak? Enggak biasanya tuan seperti itu”jelas ibu minah

“ya itu jadi bagus dong”sembari menaruh melodi di ranjang ganti

“apa yang bagus?”tiba-tiba suara khas itu menggema di ruangan.

“mas” sembari menengok dan melihat sosok suaminya yang berdiri di depan pintu masih dengan tas yang di jinjing.

“tuan,saya pamit keluar” jelas minah

“iya”sembari berjalan mendekati kedua wanita yang berbeda usia itu

“kok ibu minah di bolehin keluar mas? Aku belum terlalu bisa mandiin Melodi”ketus Elin

“santai aja aku bisa, akan aku ajarin” sembari melepas dasi dan menggulung  lengan bajunya sampai siku lalu mengambil alih bayi itu.

“ayo....”
“kemana?”
“mau mandiin gak?”
“ya mau lah”

“aa.....em....am.....”cloteh bayi itu di dalam bak mandi saat Elin memberi sabun di tubuh mungil itu

“cantiknya anak mami”
“anak siapa?” tanya Dafi
“anak Mami dia kan juga anak ku kan mas?”

“nanti di manja kalau jadi anak kamu. Mending anak ayah....jangan mau jadi anak mami ya sayang” sembari memeluk bahu Elin mesra.

“ma.....ma...ma...a...”clotrh bayi itu.

“apa kamu gak mu punya anak El?” tanya Dafi pelan karna pria itu takut jika kalimatnya membuat istrinya tersinggung. Karna selama ini Dafi belum menyentuh tubuh Elin sedikit pun.

Pengantin Yang Tertukar.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang