PART 23🍁PIHAK BANK🍁

11.2K 469 3
                                    

Sudah terlalu lama mereka berdua keluar dari rumah dan sudah lama juga Elin menunggu mereka di sofa ruang tamu.

Dafi sangat bodoh  meninggalkan wanita yang baik seperti Elin dan memilih  wanita yang tidak ada gunanya.

Istrinya saja tidak pernah meminta perhiasan, boro-boro minta membelikannya saja tidak pernah.

Hanya cincin kawin itulah satu-satu perhiasan yang di belikan pria itu,menurut Elin itu tidak penting baginya yang terpenting melihat suaminya sehat itu adalah prioritas pertamanya.

Tok....
Tok....
Tok...

Suara pintu di ketuk, Elin yan mendengar itu segera berjalan cepat dan membuka pintu itu.

“mas udah sampai?”
“emang kamu gak punya mata? Aku udah di sini tandanya aku udah pulang.BEGO...!!!”Elin yang mendengar kata-kata terakhir membuat hatinya tergores namun ia tahan ia tidak mau menangis di depan kakaknya dan suaminya.

“maaf”
“minggir aku mau lewat”sembari mendorong  Elin.

namun saat Elin tahu Erlin berjalan di belakang suaminya ia segera menarik tangan sang kakak.

Sret...

“AUW....SAKIT!!!”teriak Erlin,Dafi yang mendengar segera menengok ke belakang.
“apa yang sudah kakak lakukan? Kenapa kakak tega”tanyaku.

“Mas istri mu ini lho. . .!!!kamu kalok iri itu bilang. . . gak usah narik-narik gelang Emas ku!!!”sinis Erlin sembari mengelus pergelangannya sendiri.

”sakit mas” adu Erlin

“KAMU. . . ITU. . .!!!” sembari tangan  kanan Dafi melayang dan ingin mendarat di pipi Elin namun di hentikan oleh kalimat wanita itu.

“Apa aku salah__ jika aku iri kepada kakak ku mas? Aku yang bersetatus istri sah mu seumur umur kau belum pernah membelikan benda itu untuk ku.
Heh. . . Seharusnya aku sadar diri, aku bukan istri yang di harapkan hiks. . . . Aku juga sadar diri mas kalau aku tidak layak menerima uang nafkah darimu apa lagi emas  yang begitu mahalnya.
Aku juga sadar diri hiks. . . .vAku sudah tau apa gunanya aku di sini. Aku hanya seorang wanita yang dinikahi dan di jadikan pelayan di rumah ini hiks. . . .  tanpa di gaji dan dinafkahi. KAMU BENAR MAS SEHARUSNYA AKU_!!”

PLAK....

PLAK...

Dua tamparan sekaligus mendarat di kedua pipi Elin

“awh. . . . Hiks....hiks.... terima kasih atas belaian tangan mu yang sudah lama tak menyentuh wajah ku. Terimakasih mas..hiks....”

“permisi” terdapat seseorang di depan pintu sembari  membawa map berwarna hijau
Elin yang mendengar segera berbalik .

Sebelum itu ia sudah menghapus air mata dan menenangkan dirinya

”silahkan masuk tuan? Ada yang bisa saya bantu?”
“apa benar ini rumah pak Maulana Dafi?”
“iya benar ada keperuan apa ya ?”

“maaf kami dari pihak Bank ingin menyita rumah ini”

“ADA APA INI?”
Terik Dafi dari arah belakang Elin.

“maaf pak kami terpaksa menyita rumah ini karena hutang-hutang belum di lunasi”

“mas? Kenapa bisa seperti ini?” tanya Elin yang di abaikan sang suami

“dan kantor anda juga kami sita karena rumah anda  tidak cukup untuk menutup hutang anda”

“baik pak saya tahu...beri saya waktu 3 hari untuk mengosongkan rumah ini”’
“baik pak dalam waktu tiga hari kalian sudah harus pergi dari rumah ini. Saya permisi”

“baik pak”kata elin
“mas_”belum selesai Elin bicara Dafi sudah meneriaki Elin.

“SUDAH KAU DIAM SAJA. . . KAU TIDAK TAHU APA-APA. . .!!! INI URUSAN KU”sembari berbalik mendekati Erlin dan menggandeng tangan wanita itu
“ayo kita keluar”

“apa-apaan ini mas? Aku gak sudi hidup miskin_ terus kita mau kemana? Jadi gelandang?OGAH BANGET MENDINGAN AKU KELUAR DARI SINI...KAMU UDAH GAK KAYA LAGI APA GUNANYA KAMU UNTUK KU”sembari melepas paksa pegangan Dafi

“INI JUGA KARENA KAMU YANG MEMINTA BANYAK BARANG INI DAN ITU!!!”

“WAJAR DONG MAS AKU KAN WANITA, AKU JUGA BUTUH DI MANJA DENGAN BARANG INI ITU YANG ELIT DAN MEWAH. AKU MAU PERGI. . .SEKARANG KITA GAK ADA HUBUNGAN APA APA, INGAT ITU!!!”sembari berjalan meninggalkan Elin yang hanya bungkam di tempat.

Namun Dafi masih mengikuti di belakang Erlin dan menyeka tangan itu.

Karena Erlin yang penuh akan emosi tiba tiba mendorong kuat Dafi hingga pria itu  terjatuh dan kepalanya membentur guci.

BRUK...

PRANG....

“Astaghfirullah MAS!!!”teriak Elin sembari mendekati suaminya itu yang sudah pingsan dan penuh akan darah di kepal.

DI RUMAH SAKIT

Saat ini Elin sedang  menunggu suaminya di rumah sakit,wanita itu bersyukur karena oprasi kecil suaminya berjalan lancar.

Akibat kejadian di rumahnya waktu itu membuat kening Dafi harus di jahit di beberapa tempat.

Elin harus membayar semua pegobatan suaminya dengan uang yang sudah ia kumpulkan  untuk persalinannya beberapa bulan lagi.

Namun karena suaminya lebih membutuhkan saat ini ia mengurangi separuh dari uang itu dan menjual cincin maskawin yang wanita itu pakai untuk melunasi biaya rumah sakit.

Bagi Elin uang dapat di cari namun nyawa tidak akan bisa kembli lagi, jadi ia relakan hartanya untuk suaminya.

“aw.....”rintih Dafi
“mas udah bangun? Mau minum?”Elin yang melihat suaminya sudah bangun segera mengambil air putih di nakas sembari membantu suaminya untuk duduk dan bersandar di pinggir ranjang

“kemana Erlin?”tanya Dafi sembari menolak minuman yang di sodorkan istrinya.

Elin yang mendengar itu hatinya merasa sakit. Namun ia sadar suaminya masih menyayangi kakaknya itu.

“aku tidak tahu semenjak mas masuk rumah sakit ia belum ke sini untuk menjenguk mas”sembari menaruh minuman itu di nakas

“em...” 
"mas butuh sesuatu?”
“tidak”

“kalau begitu mas mau makan?”
“tidak aku belum lapar”

“kalau begitu aku ingin pergi. Kalau mas butuh sesuatu bisa menekan bell yang ada di  bawah ranjang. Aku akan keluar sebentar dan pulang agak telat.”

“kamu mau kemana?”
“ada urusan yang Elin sangat butuhkan saat ini”semberi bersalaman pada sang suami.

”assalamualaikum”
“waalaikumsalam”

Elin pov

Aku sadar saat ini aku harus bekerja keras agar bisa dapat tempat tinggal. 3 hari waktu yang sangat sedikit untuk mencari tempat tinggal.

Apalagi saat ini tabunganku sudah berkurang kalau aku tidak bekerja aku gak akan bisa membayar biaya persalinanku nanti. Dan aku belum membeli peralatan untuk bayi.

“Elin. . .”panggil Lusi
”ngapain kesini? Perut udah makin besar.katanya udah berhenti kerja?”

“aku mau kerja di sini lagi boleh gak?”
“boleh-boleh aja sih,tapi bagimana dengan kondisimu apa kamu kuat?”
“insyaallah kuat”

“ya terserah kamu deh katanya setelah perut kamu 7 bulan kamu berhenti . Tapi tiba tiba malah balik lagi ke sini”

“aku lagi butuh banget”
“ya udah terserah kamu, kalau sudah merasa lelah kau istirahat saja ya”
“iya,makasih”

Kalau ceritanya menarik dan bermanfaat kalian bisa kasih tahu sama-teman terdekat untuk membaca cerita ini.

Trimakasih🙏

Pengantin Yang Tertukar.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang