PART 4 🍁 PERPISAHAN 🍁

16.2K 748 7
                                    

Selesai sibuk dengan hijab tiba-tiba Elin sudah di panggil agar segera turun ke bawah untuk menyusul sang mempelai pria...karena mempelai pria sudah selesai mengucapkan ijab kobul.

_________________

Elin pun turun di bantu oleh perias untuk memegangi gaun yang di pakai. Sesampai di sana Elin di tuntun mamanya untuk duduk di sebelah suaminya dan pengatin waita di suruh oleh pak penghulu untuk mencium tangan mempelai laki-laki,ia pun mengikuti perkataan tersebut dan setelah selesai mencium tangan tersebut tiba-tiba pria yang sudah sah menjadi suaminya mencium kening Elin. Tanpa direkayasa Elin meneteskan airmata mendadak tangan kokoh itu menghapus lembut pipi Elin.

“jangan menangis”suara khas pria itu berbicara lirih di dekat telinga sang mempelai wanita.

Elin pun bersamaan menganggukkan kepalanya.
Saat sang mempelai sudah di peritah untuk menuju panggung pengantin (pelaminan).mereka bersamaan berjalan menuju panggung itu, tanpa di sangka saat Elin kesusahan untuk berjalan menaiki panggung dan dengan senang hati sosok yang sudah menjadi suaminya itu membantu untuk membenarkan letak gaun istrinya agar tidak  tersangkut.Sesampai disana

” maaf menyusahkan mu” tulus Elin

“tidak masalah ...lagi pula itu baju yang kau mau kan? Tapi bukankah baju itu tidak tertutup?lalu bagaimana bisa kamu memakai hijab?”tanya Dafi

“ah.....tidak....tidak apa” gugup
“perkataan mu tidak mejawab pertanyaan ku ”
“.....”hening Elin hanya bisa terdiam dan tersenyum.

Selesai acara pernikahan waktunya perpisahan.....Elin mulai berpamitan satu demi satu keluarganya. Namun saat ia berpamita kepada ayahnya airmata itu tiba-tiba keluar dengan deras mirip saat ciuman pertama di kening yang gadis itu dapatkan dari sang suami.

“sudah jangan menangis....kapan-kapan datanglah kesini ya”
“ayah di mana kak Erlin?aku belum berpamitan” sembari tangannya sibuk mengusap air matanya.

“dia di kamar, sudah tak usah berpamitan. Kasihan suamimu yang sudah menuggu di dalam mobil”

“ya sudah aku pamit....assalamualaiku”sembari berjalan menuju mobil

Bam....

Suara pintu mobil di tutup
“sudah jangan menangis.....kita akan sering ke sini”jelas Dafi
“em....”

Di perjalanan tidak ada yang membuka topik pembicaraan, Mereka masih sibuk dengan pemikiran masing-masing.
Namun sesampai di rumah yang sudah di beli Dafi Elin sudah di sambut meriah oleh 2 orang pelayan dan 2 orang satpam di rumah ini.

“selamat datang tuan dan nyonya”bersamaan mereka mengucapkan kalimat itu

“bik....bisa bawakan barang barang kami kekamar,aku ingin menemui Melodi sebentar”sembari berjalan memasuki rumah megah itu
“baik tuan”

“nyonya biar saya antar nyonya ke kamar”
“Elin....nama saya Elin bu, tidak enak kalau ibu memanggil saya nyonya karena ibu lebih tua dari saya”

“tapi nyonya-“
“baiklah dimana kamar nya?”
“ada di lantai 2 nyonya”
“ibu saya sudah bilang”

“eh....maaf nyonya....maksud saya mbak Elin”
"Assalamualaikum"salam Elin.
"Waalaikumsalam"jawab pelayan bersamaan

Mereka pun berjalan menaiki tangga menuju lantai 2 dan sampailah Elin di depan pintu yang berwarna coklat dengan corak ukiran burung pipit.

“ini kamar tuan mbak”kata pebantu tersebut sembari membuka pintu itu dan ingin memasukkan koper bawaannya.

“makasih bu,  biar saya saja yang bawa. Ibu urus pekerjaan yang lain aja”

“tapi mbak nanti saya dimarahi tuan bagaimana?”
“tidak akan ada yang memarahi ibu, kalau ibu tidak bilang siapa-siapa”

“ya sudah kalau begitu, saya tinggal ke dapur dulu mbak” sembari berjalan meninggalkan lantai 2.

Elin pun mulai menata koper tersebut dan memasukan barang barangnya ke dalam almari yang berada di sebelah ranjang.

“kenapa membereskan sendiri?dimana bibik?”tanya seorang pria siapa lagi kalau bukan suaminya Elin.

“ah....tidak usah lagi pula barang barang ku cuman dikit kok”kata Elin pelan dan lirih sembari masih sibuk menata pakaiannya.

“kalau begitu saya bantu?”tawar Dafi
“TIDAK....maksud ku tidak usah, em.....ka...kamu lebih baik mandi akan saya siapkan pakaian untuk mu”kata Elin melarang suaminya agar tidak membatu ia menata pakaian.

Mana mungkin pria menata baju wanita.... haduh yang ada barang berharga wanita akan terbongkar dong. Mau taruh mana muka Elin.

“ya sudah...kalau kamu tidak mau di bantu, aku akan mandi”

Pengantin Yang Tertukar.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang