“assalamualikum” seru Dafi sembari memasuki rumah.
“waalaikumsalam, mas sudah pulang”sembari berjalan pelan dari arah dapur menuju sumber suara dan mengambil tangan sang suami untuk bersalaman.
“habis ngapain kamu?”
“habis masak, apa mas sudah lapar?aku sudah masak sayur asem sama tempe goreng”jelas Elin“pastinya udah dong. . . ayo kita makan”berjalan beriringan menuju dapur yang amat kecil letaknya bersebelahan dengan kamar tidur dan kamar mandi.
“maaf mas, Elin hanya bisa masak ini saja_Elin udah gak megang uang belanja saat ini”sembari mengambilkan makanan untuk sang suami.
“tidak masalah, apa pun yang kau masak akan aku makan, mas juga minta maaf karena mas kita jadi seperti ini”
“aku tidak masalah mas sedang susah ataupun kaya yang terpenting Elin masih bisa melihat mas Dafi sehat itu sudah lebih dari cukup untuk ku.”sembari duduk di samping sang suami sembari menaruh piring yang berisi nasi dan lauk di depan Dafi.
Dafi yang merasakan sesak di dada segera merangkul sang istri dan berkata
“maaf kan suamimu ini yang penuh akan dosa,yang selalu menyusahkan istri tidak pernah membuat istri selalu tersenyum.”
“yang namanya manusia pasti punya dosa mas aku pun juga. Jadi sesama manusia kita harus saling memaafkan, lagi pula apa yang mas lakukan kepada ku itu semua pertanda mas sayang sama Elin”
“ya sudah ayo kita lanjut makan dedek juga udah lapar di dalam” kata Elin untuk mengganti topik pembicaraa🍁🍁🍁
DI KAMAR
“Elin”
“ya mas”seru Elin sembari melepas hijabnya dan bersisir di depan cermin yang menempel indah di dinding.“coba ke sini sebentar”Dafi menyuruh Elin duduk di sebelahnya lebih tepatnya di tepi ranjang
“ada apa” duduk di sana
“mas punya sesuatu untuk mu”
“apa”antusias Elin“tutup mata mu”
“kenapa_”
“jangan menolak”“baik....baik aku akan menutup mata”sembari menempelkan kedua telapak tangannya di mata itu.
“ini untuk mu”sembari menaruh hadiah itu di atas paha sang istri
“ini apa?”tanya Elin setelah membuka matanya.
“bukalah”Elin pun seger membuk dan mendadak mata bulat itu melebar“buku?”
“iya,mas dulu pernah merusak buku yang kau idam-idamkan, dan sekarang mas menggantinya dengan buku yang mas lihat sangat cocok untuk kamu belajar di rumah menambah wawasan dan ilmu tentang materi kuliah. Mas minta maaf, mas sadar waktu itu mas salah _dan mas juga keterlaluan sama kamu. Maka mas membelikan buku ini untuk mu. Mas juga minta maaf lagi karena kamu tidak bisa kuliah karna mas yang seperti ini.mas memang laki laki yang tidak bertanggung jawab_”“terimakasih banyak mas, ini sudah lebih dari cukup untuk ku. Aku sudah bahagia kau membelikan buku ini untuk ku, kau tahu kenapa aku sudah bahagia mas?”
“tidak”
“karena di hati kamu masih tersimpan nama ku di sana, maka dari itu kau membelikan ini untukku, dan jangan lagi kata maaf kembali terucap dari bibir itu mas.”Elin yang sudah pecah airmatanya Dafi segera memeluk sang istri dengan erat walau terhalang dengan perut besar itu.
“apa aku boleh bertanya 1 hal?”
“silahkan mas” sembari melepas pelukan itu“apakah anak itu memang benar anak ku juga?”Elin yang mendengar itu terkejut, ternyata yang dipikirkan Elin saat ini salah ia kira perlakuan Dafi yang berubah baik padanya itu menandakan suaminya sudah menerima anaknya ternyata salah besar.
Elin segera menarik tangan Dafi dan menempelkan di perutnya.
“sekarang saat mas memegang perutku apa yang mas rasakan saat ini?”tanya Elin kepada sang suami
“...”hening
“jika mas tidak merasakan apa apa itu tandanya mas bukan ayahnya, tapi jika sebaliknya kau adalah ayah anak ini mas. Aku berkata seperti ini karena aku tahu kau ayah dari janin yang aku kandung mas. Aku tidak pernah selingkuh di belakang mu”Dafi hanya diam.
“jika mas masih bimbang aku memperbolehkan mas tes DNA kepada anakku. Maka kau akan tahu jawabannya”
“maaf karna aku_”“awh. . . . Aaa. . . S. . . Sakit mas”rintih Elin sembari memegang perut
“ada apa? Apa aku memegangnya terlalu kuat?”
“tidak mas. . . Awh. . . Bawa aku kebidan terdekat mas. . . Sakit...”“baik. . .”sembari membopong sang istri menuju bidan terdekat
🍁 🍁 🍁
SAMPAI DI TUJUAN.
“aaa. . . . Sakit. . . . Eh. . Aa. . .!!!” sembari mengejan dan meremas bantal
“jangan berteriak bu nanti tenaga ibu bisa habis mengejanlah tanpa suara”
“sakit....”
“bertahanlah Elin “
“ayo bu kepalanya sudah terlihat”seru sang bidan”“AAAAA.......AWH.....AAA....!!!!”
Oek....oek....oek....
“alhamdulillah bayinya laki laki sehat tidak kurang satu apa pun"
“alhamdulillah”lirih Elin
“potonglah rambut anak ku mas dan tunjukkan kebenaran itu untuk ku kalau dia adalah anak kita.”lirih Elin dengan sura yang amat lembut sembari memegang tangan suaminya yang berada di tepi ranjang“tapi_”
“aku memperbolehkannya. Karena kau berhak tahu kalau dia adalah anakmu mas”
“baik”1 minggu berlalu hasil tes DNA yang di ajukan Dafi sudah bisa di ambil.
Pria itu sedang duduk di tepi ranjang masih memandang amplop putih yang bertuliskan rumah sakit serta masih terbukus rapi belum ada sobekan sedikit pun.
“bukalah mas,apa pun yang terjadi dan jika kau masih tidak percaya dengan tes itu aku tidak masalah. “kata Elin sembari duduk di samping sang suami dengan tangan yang memegang paha pria itu.
Dafi pun membuk amplop itu dan membaca dengan teliti.
Mendadak setelah beberapa menit Dafi berhambur ke pelukan sang istri.“aku tahu kau tidak pernah berbohong pada ku, tapi aku tidak bisa menghilangkan ego ku yang terlalu besar ini. Ma_”
“cukup mas, jangan kau gunakan kata itu pada ku lagi”sela Elin
“terimakasih sudah setia di sisi ku dan masih menerima aku sampai sekarang” sembari mencium dahi sang istri.
“karna aku tahu Allah memberi cobaan padaku pasti aku bisa menjalaninya mas. Aku bertahan karna anak kita. Di lah yang membuat ku kuat untuk bertahan bersama mu” sembari meneteskan airmata dan memandang bayi yang ada di atas ranjang.
“aku boleh menamainya?”
“tentu, kau ayah kandung darinya mas. Kau layak mendapatkan kesempatan itu”“akan ku beri nama Maulana Rifki” sembari menggendong bayi itu
“nama yang bagus” sembari mengelus pelan pipi anaknyaDafi yang tanpa sengaja melihat jari manis istrinya yang kosong mendadak bertanya.
“lalu....dimana cincin kawin mu , apa kau marah dengan ku hingga kau jijik memakainya. Aku tahu aku suami yang tida_”
"Anu mas Ah....em... Itu"
"Kenapa?apa benar kau sudah lelah denganku hingga kau tidak mau_"“tidak.... Mas tidak...a...aku sudah menjualnya”lirih Elin sembari merunduk
“KENAPA?”kaget Dafi
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Yang Tertukar.
Teen FictionPerkenalkan namaku Elina Janeta sering di panggil Elin, aku memiliki saudara kembar yang bernama Erlina Janeta. Karena Erlin kakakku,aku harus menikah dengan calon suami saudaraku alasannya ia merasa ditipu karena calon suaminya itu sudah beranak s...