Dafi geram dengan istrinya yang masih menangis ia segera beranjak dari duduknya dan tiba tiba mengangkat istrinya itu menuju balkon dan di dudukkan di pangkuannya.
"udah dong jangan nangis" sembari mengusap pelan kepla sang istri
"maaf...mas mau bilang apa?" tanya Elin sembari menghapus airmatanya dan ingin beranjang dari pangkuan sang suami. Namun pinggang kecil itu di tahan kuat oleh sang suami
"biar begini...aku mau bilang masalah Melodi"to the poin Dafi
"kenapa Melodi?ada apa dengannya?"
"tidak dia tidak apa apa, hanya saja besok orang tua Melodi ingin mengambil bayi itu"
"kenapa? Kata mas melodi mau dibuang terus sekarang kenpa di pungut lagi? Bukan maksud ku bigitu tapi_""iya aku tahu maksud kamu sayang tapi, aku mau gimana dia bukan hak ku sepenuhnya di Akte kelahiran melodi,nama orang tuanya aku gunakan nama mereka karna aku tahu melodi bukan anak kandung ku dan bukan hak ku juga melarang mereka untuk mengambil bayi itu."jelas Dafi sembari mengelus pelang pinggang sang istri
"kalok aku ikut mas aja, kalau mas ikhlas. Insyaallah aku juga ikhlas, lalu kapan Melodi pindah rumah?akan aku persiapkan peralatannya"
"Besok....ya besok melodi akan di ambil"
"ya udah kalau gitu aku harus segera mandi terus nyiapin semua keperluan Melodi di rumah sana" sembari beranjak dari pangkuan sang sumi"tunggu dulu dong...jangan buru buru" sembari menahan sang istri agar bertahan di pangkuannya
"ada apa"
"kamu gak sedih?"
"kenapa harus sedih? Aku maah seneng Melodi berkumpul lagi sama keluarga kandungnya"sembari tersenyum kepada sang suami dan menaruh tangannya itu ke bahu sang istri"lalu di rumah ini tidak akan ada suara tangis bayi lagi"
"nanti kalau udah rezkinya insyaallah akan hadir seorang bayi di kehidupan kita mas"jelas Elin sembari menuduk malu."kalau begitu kita berusaha setiap malam aja, biar cepet jadi ya? Ayo kita mulai malam ini"sembari ingin mengangkat sang istri.
"TUNGGU...."seru Elin dan sang suami pun kembali duduk masih dengan posisi memangku wanita itu
"mas..mulai deh kalok kayak gitu semangat banget!!. Aku ini mau nyiapin barang -barang melodi buat pindahan besok"ketus Elin
"alah....itu gampang"
"mas Dafi....kalau kayak gitu aku gak mau ngasih"jelas Elin"ya udah....jangan gitu sayang...ok aku ikut apa yang kamu bilang" sembari bersandar di bahu sang istri
"kenapa susah sekali nahan?kan kemarin malam udah?"
"ia maaf"
"ya udah aku mau mandi terus berbenah untuk perlengkapan melodi""barengan ya?"
" mas mulai deh, aku gak mau nanti lama mandi sama mas"
"enggak....mandi aja... ya""ya udah ayuk" sembari Elin ngacir menuju kamar mandi karna malu kepada sang suami
Ke esokan paginya kedua orang tua Melodi datang. Saat ini Elin Dan Dafi sedang mengajak bercengkrama sang bayi,inilah kesempatan trakhir mereka melihat Melodi karna ia sadar tidak mungkin Sahabat Dafi sering bermain di sini.
"maaf Tuan...ada tamu mencari tuan di ruang tamu" kata Ibu minah
"iya bu nanti kami nyusul" kata Elin sembari menggendong Melodi."mas turun aja dulu sekalian bawa tas melodi. Ku masih mau di sini sebentar nanti aku nyusul 5 menit lagi"
" ya udah aku dulun" berjalan keluar kamar sembari membawa tas
"semoga kamu jadi anak yang Solehah ya sayang....mami udah susah mau ketemu kamu lagi" sembari mencium bayi itu dan berjalan ke luar menyusul sang suami
Di ruang tamu terdapat Rendi dan Mita sang istri."udah dari tadi ya?"tanya Dafi basa basi
"enggak baru aja sampai, kenalkan ini istriku...."
"hai saya Dafi temen Rendi" sembari bersalaman dengan Mita"saya Mita, mas Rendi udah banyak cerita tentang mas Dafi....makasih ya mas udah mau nampung anak kami di sini, mungkin watu itu kalau gak di minta sama mas kami gak bakal bisa ketemu Melodi"jujur Mita
"santai aja yang penting sekarang kamu masih bisa ketemu kan, oya....silah kan duduk, bentar lagi Elin akan datang bawa Melodi" selang beberapa detik turunlah Elin sembari Melodi masih berada di gendongan Elin
"mas " sesampai di samping suaminya Elin segera duduk dan menyerahkan bayi itu ke Dafi
"kenalkan ini istriku namanya Elin" elin yang merasa di perkenalkan yang awalnya menunduk sekarang menatap kedua tamu itu
"mbak?""mas?" bersamaan Rendi dan Elin menyebut satu sama lain namun ia masih belum saling kenal
"apa kalian saling kenal?"tanya Mita"mbak ini yang ada di toko roti, waktu itu aku mau beli roti pesenanmu Mita tapi sayangnya habis gara gara dari kantor Dafi aku jadi telat beliin roti kamu karna toko itu mau tutup"jelas Rendi
"ngapain kamu di toko roti?"mendengar pertanyaan suami Elin langsung gelagapan dan langsung menunduk tidak mau menatap sang suami"istrimu jadi pegawai di sana Dafi...siapa tadi nama istri mu? Aku tidak terlalu jelas mendengarnya"
"Mbak Elin namanya mas" jelas Mita
"jadi pegawai?"tanya Dafi sembari menatap Rendi"iya, aku bisa menyimpulkan karena istrimu waktu itu memakai baju pegawai di sana" jelas Rendi
Elin yang merasa semakin tersudutkan ia hanya bisa menunduk dan diam.gadis itu takut kalau sang suami akan sangat marah karna Dafi tahu masalah ini dari orang lain bukan dari mulut Elin sendiri jadi wanita itu semakin keringat dingin
"aku bisa langsung pamit gak? Soalnya habis ini aku mau kerumah Mita, ibu Mita lagi sakit bor...." pamit Rendi kepada sahabatnya
"iya gak papa ini Melodi " sembari menyerahkan gendongan bayi itu ke Rendi
"makasih udah jaga bayi kami"kata Rendi sembari menyalimi Dafi dan sang istri namun Elin hanya memandang sebentar dan menelangkupkan tangannya untuk menghargai lawan jenis nya."mbak aku pulang dulu ya? Semoga cepat nyusul biar Melodi cepat punya teman" kata Mita sembari memeluk Elin.
"aamiin" sembari membalas kata kata itu dengan senyuman.
" kami gak bisa anter sampai depan rumah ya" jelasDafi
"iya gak papa, kami pamit....assalamualaikum" pamit mereka"waalaikumsalam" jawab Elin dan Dafi bersamaan.
Setelah suara deru mobil mulai menjauh dari pekarangan rumah itu dafi segera menarik istrinya yang masih menunduk menuju kamar mereka,sesampai di sana
Bam....
Minta maaf Tipo nya banyak banget 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Yang Tertukar.
Teen FictionPerkenalkan namaku Elina Janeta sering di panggil Elin, aku memiliki saudara kembar yang bernama Erlina Janeta. Karena Erlin kakakku,aku harus menikah dengan calon suami saudaraku alasannya ia merasa ditipu karena calon suaminya itu sudah beranak s...