Siang sudah berganti malam setelah pulang dari Toko Roti aku mulai bekeliling mencari pekerjaan sampingan dan aku mendapatkan profesi sebagai buruh cuci piring di salah satu warung yang buka setiap malam hari .
Waktu menunjukan pukul 11 malam waktunya aku pulang ke rumah sakit.
“mbak Elin mau pulang?”tanya bu Reni pemilik warung
“iya bu apa ada yang belum saya cuci bu?”
“sudah semua sudah beres, ini ada sisa makanan dari warung. Kamu bisa membawanya”“terima kasih bu”
“mbak elin pulang naik apa?”“sepertinya ojek bu”
“kalau begitu hati hati ya mbak”
“iya bu”Perjalanan terasa sangat lelah untuk ku,seharian penuh mencari sesuap nasi begitu menguras tenaga ku.
Klek....
Kriet.....
Pintu terbuka ku lihat di sana mas Dafi tidur terlentang, ku sandarkan tubuh ini di sandaran kursi samping ranjang suamiku.
Saat aku menaruh barang ku di nakas mata ku melihat piring yang masi utuh dengan makanan aku sangat terkejut.
“mas Dafi belum makan?”tanya ku dalam hati
“Elin....”panggil mas Dafi
“em. . . Iya mas, perlu sesuatu” sembari ku benarkan selimut yang menutup tubuh mas Dafi.“ kamu dari mana? sudah malam begini kamu baru pulang”katanya sembari mengulurkan tangannya mendekati wajah ku.
Aku yang mendadak reflek segera menutup mata.aku kira tangan itu ingin menamparku lagi tapi ternyata aku salah ia membelai pipi ku, apa ini tandanya mas Dafi ku yang dulu sudah kembali?
“maaf ada keperluan penting jadi aku pulang malam mas” jelas ku
“apa menemui pacarmu?”Dek....
Aku terteguk, ternyata perkiraan ku salah mas Dafi masih sama seperti yang kemarin.
“tidak_ aku tidak melakukan itu mas_eh...apa mas udah makan?”
“hem.... belum. Aku tidak lapar”
“kenapa?”
“apa kau sudah makan?dan apa yang kau bawa?” menunjuk sesuatu di atas nakas.“aku bawa nasi bungkus “
“tadi kau membelinya?”
“em....lebih baik mas makan lalu minu obat dan tidur lagi. Aku ingin mandi”“tidak”
“kenapa mas?”
“aku tidak napsu makan”“ kenapa tidak napsu makan? Sedikit saja atau mas mau sesuatu? Besok akan aku carikan, tapi mas makan dulu”
“aku ingin makan bubur jagung”
“baik kalau begitu mas makan dan minum obat, besok aku usahakan untuk mencarikan bubur jagung”“kapan aku kelur dari sini? Aku mau pulang pasti biaya rumah sakit mahal. Kita saja sudah tak punya apa-apa”tiba tiba iya berkata seperti itu.
“tenang mas semua pasti ada jalannya, aku mandi dulu”aku pun berbalik menuju kamar mandi rumah sakit.
“Elin”
“ya”aku berhenti berbalik menghadap mas Dafi
“di mana cincin mu?”Dek...
“a. . . . a. . . . aku simpan di tas mas. . . . iya di tas”kata Elin bohong
“ya sudah”
2 hari berlalu Dafi sudah boleh pulang dengan syarat setiap 1 bulan kembali untuk cekap agar tahu kondisi luka selanjutnya.
Saat ini mereka berdua Elin dan Dafi pulang dengan memesan taxi,melewati jalan raya yang lumayan padat.
Namun semua itu terbalaskan setelah mereka sampai di kontrakan,wanita itu segera membantu sang suami untuk turun,sebelum itu ia sudah membayar biaya taxi.
“ini rumah siapa?”tanya Dafi saat ia sedang di papah dan berjalan menuju kamar yang ukurannya sangat kecil.
“rumah ini rumah kontrakan, setelah kita di usir dari rumah itu aku berkeliling mencari kontrakan dan akhirnya mendapatkan tempat ini”sembari berdiri dan duduk di atas kursi kecil di depan Dafi, lebih tepatnya di bawah tubuh Dafi yang sedang terduduk di ranjang .
Tiba tiba tangan Dafi mendadak memegang tangan Elin,Elin yang merasa takut segera berdiri mengambil jarak satu langkah kebelakang dan melepaskan sentuhan itu.
“maaf mas kalau rumah nya sempit insyaallah jika sudah ada rezeki aku akan cari yang agak bagus sementara di sini aja dulu ya mas?”tanya Elin lirih
”jangan marah mas. Maaf_”
”tidak masalah”“kalau begitu aku akan membereskan barang-barang dulu setelah itu aku akan pergi,mas kalau mau minum obat harus makan dulu di nakas ada roti. nanti malam kalau Elin pulang insyaallah Elin akan membawakan makanan yang sedikit enak”jelas Elin, Elin yang berbalik mendadak tangan itu di tahan lagi
“kenapa kau selalu pergi?apa kau marah dengan ku?apa_”
“tidak. . . . mana bisa Elin marah sama suami Elin sendiri? Elin hanya ada keperluan jadi Elin harus segera pergi?”sembari melepas pegangan tangan suaminya.
“setiapa hari kau pulang larut malam terus Elin?keperluan apa yang membuatmu pulang larut setiap hari?”
“jika saja kau tahu mas, apa yang aku lakukan di tengah malam pasti kau akan marah,maka dari itu maafkan istri mu ini yang selalu membohongi mu mas” bati Elin sembari memandang nanar suaminya
“jika ini tidak penting aku memilih menjaga mu di setiap waktu ku mas. Tapi karna ini aku sangat membutuhkan jadi jangan halangi aku”
“terserah_itu hidup mu aku tidak bisa melarang mu tapi kamu juga harus ingat kesehatan anak mu, apa kau tega melihatnya lelah di dalam sana?”
“ tenang saja,aku bisa menjaganya mas.”Elin menjawab dengan lirih
“apa memang kau menganggap anak ini hanya anak ku mas? Kenapa kau tidak berkata anak kita”batin Elin,menahan rasa sakit di hati itu.
“terserah”
Beberapa minggu sudah berlalu saat ini umur kandungan Elin sudah menginjak 9 Bulan wanita itu hanya menunggu hari di mana sang anak lahir.
Elin sudah tidak bekerja larut malam lagi karena tenaganya yang mudah lelah dan mudah sesak,ia memilih berhenti bekerja.
Sedangkan Dafi bulan kemarin sudah mulai mencari pekerjaan,setelah luka di kening pria itu juga sudah mengering dan tidak terasa pusing lagi.
Dan pria itu juga sekarang mendapatkan lowongan kerja di sebuah toko buku menjadi penjaga kasir di sana.
Trimakasih sudah mau mampir di ceritaku yang amatir ini🙏.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Yang Tertukar.
Teen FictionPerkenalkan namaku Elina Janeta sering di panggil Elin, aku memiliki saudara kembar yang bernama Erlina Janeta. Karena Erlin kakakku,aku harus menikah dengan calon suami saudaraku alasannya ia merasa ditipu karena calon suaminya itu sudah beranak s...