Suara bantingan pintu di tutup dari arah dalam setelah Dafi mendorong istrinya hingga terduduk di sofa
“sekarang apa yang ingin kamu jelaskan kepadaku!”suara Dafi mengintimidasi sembari berjalan mendekati sang istri dengan mata marahnya
“aku...aku...bekerja di sana mas”kata Elin lirih namun masih terdengar sembari berdiri menjauhi suaminya menuju ranjang sesampai di tepi ranjang Dafi masih tetap berjalan mengikuti alur langkah sang istri.
“BERHENTI DISANA!”tegas Dafi”lalu?!”tanya suami Elin dengan melangkah cepat mendekati istrinya dan mencengkaram kuat lengan kecil itu.
“aw....sakit mas....mas...aku...aku...hiks...aku hanya ingin bekerja saja aku bosan di rumah dan aku...”belum selesai sang istri berkata Dafi sudah menyela.
“BOSAN KAU BILANG!BAGAIMANA BISA KAU BOSAN SEDANGKAN MELODI SENDIRI DI KAMAR DENGAN BIBIK....HA...KAU SEBUT ITU BOSAN?
APA KAU MEMANG TIDAK MAU MENGURUS RUMAH INI DAN SEISINYA?
BUKANKAH ITU SUDAH KEWAJIBAN ISTRI UNTUK MENJAGA HARTA SUAMI DAN MELAYANI SUAMI....
KALAU KAU TIDAK MENERIA PERNIKAHAN INI BILANG SAJA TIDAK USAH KAU TUTUP-TUTUPI DENGAN WAJAH MU ITU...!” bentak Dafi sembari menghempaskan sang istri terduduk di atas kasur.
“astaghfirullah.... mas sadar mas sadar...aku sudah menerima kamu apa adanya...hiks....aku gak bermaksut menyinggung kamu seperti itu...niat aku baik....aku haya tidak mau meminta nafkah terlalu banyak kepadamu mas” lirih Elin sembari menunduk dan menangis menahan sakit di lengan dan di hatinya yang sangat sakit saat mendengar perkataan sang suami
“kau bilang tidak mau meminta nafkah teralu banyak kepda ku?.LALU KEMARIN UANG 25JT LARI KEMANA?HINGGA KAU HARUS BEKERJA SEPERTI ITU!AKU MERASA SEPERTI BUKA SUAMI SAH MU”sembari berbalik membelakangi sang istri berjalan menuju keluar kamar
Elin yang melihat itu segera berlari dan memeluk sang suami dari belakang memendamkan wajahnya di sana.
”mas....huks...hiks...jangan keluar kamar sebelum marah mas mereda....hiks...aku tahu...aku salah, tolong maafkan istrimu yang penuh dosa ini....hiks...hiks...”
sang suami pun menghentikan langkahnya berhenti sejenak untuk mendengarkan tangisan istrinya itu hingga beberapa senggukan Dafi pun memutar tubuhnya menghadap sang istri.
Elin yang merasa takut segera melepas pelukan itu, tanpa ada aba –aba Dafi segera memeluk istri kecilnya itu.
“maafkan aku mas hiks...aku tahu hiks... salah...aku bekerja hanya ingin bisa kuliah. Aku gak mau nyusahin mas. Dari dulu aku ingin kuliah dengan tabungan dan uang usahaku sendiri,aku juga mau bilang sama mas kalau aku kerja tapi aku nunggu waktu yang tepat tapi allah berkehendaklain dengan mengirim teman mas untuk menyampaikan berita itu....hiks...hik.... aku tahu....aku salah mas....”jelas Elin.
Elin merasa suaminya tidak menjawab apa-apa ia merasa cemas kalau suminya akan sangat mara kepadanya.
“mas...aku bilang jujur. Mas jangan marah lagi...hiks...aku gak bohong” sembari mendangak memandang wajah sang suami
Cup..
satu kecupan mendarat di kening sang istri“seharusnya mas bersyukur memiliki istri yang mandiri sepertimu...mas merasa malu dan kecewa pada diri mas sendiri karena membentak mu tanpa ada penjelasan yang kuat” sembari masih memeluk erat pinggang sang istri.
“tidak papa...aku juga yang salah mas seharusnya aku harus ijin kepadamu terlebih dahulu”sembari menyandarkan kepala itu ke dada bidang sang suami
“maafkan aku sayang” sembari mencium puncak kepala sang istri
“aku juga minta maaf aku keterlaluan” sembari mengusap lembut dada sang suami
”mas janji sama Elin kalau gak akan semarah itu kepada Elin. Elin takut mas, Elin belum tahu kalau mas bisa marah seperti itu” jujur sang istri“insyaallah mas gak akan marah seperti itu lagi” sembari mengelus pelan pinggang sang istri
”kita shalat dek”sembari melepas pelukan sang istri
“( dek?? )Sejak kapan mas pakai kata adek sama Elin?”tanya Elin“baru aja, apa gak mau di panggil adek?maunya apa?”rayu Dafi
“terserah mas aja”
“ya udah yuk shalat, mas mau minta maaf sama allah kalu mas udah berani marahin istri tesayang mas ini”“ah....gombal”Elin merasa enang kalau uang 25 jt tidak di permasalahkan oleh sang suami.
“ayuk ah mas keburu masjid kosong + udah ngantuk ”
“ngantuk apa ngantuk?kalau lagi mas juga siap kok”“mas apaan sih...Elin gak tahu maksud mas” sembari berjalan menuju almari untuk mengambil peralatan shalat
“kamu itu, kalok gak di gamblangin mana tahu.ya udah mas siap siap dulu”meninggalkan istrinya menuju kamar mandi.
Mungkin hari ini Elin terselamatkan,tapi entah esok atau lusa bagaimana ia menjelaskan mengenai uang 25jt yang tiba tiba habis dalam waktu beberapa minggu.
padahal bagi dia uang itu sangat cukup untuk pendaftaran kuliahnya. Mungkin kakaknya itu lebih membutuhkan uang itu daripada dirinya karna kuliah juga butuh uang banyak kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Yang Tertukar.
Teen FictionPerkenalkan namaku Elina Janeta sering di panggil Elin, aku memiliki saudara kembar yang bernama Erlina Janeta. Karena Erlin kakakku,aku harus menikah dengan calon suami saudaraku alasannya ia merasa ditipu karena calon suaminya itu sudah beranak s...