Rumah begitu ramai saat ini, suara canda tawa menggema jelas di ruang makan. Di ruangan ini lah terjadi kesepakatan antara kedua keluarga untuk saling menjodohkan anak-anak mereka.
Sebenarnya kesepakatan ini memang sudah di buat sebelum kedua keluarga tersebut memiliki anak. Jadi kesepakatan ini sudah direncana begitu lama dan baru terjadi saat ini dan di tempat ini. Memang sulit untuk aku terima, tapi tak apa jika ini memang keputusan kedua orang tua ku mau bagaimana lagi.
Toh.... belum pasti kalau aku yang di jodohkan , mungkin saja kakak ku yang di pilih orang tuaku karena kakak ku lah yang selalu mereka banggakan. Di keluargaku memang kasih sayang mereka tidak akan habis untuk aku dan kakakku,tapi aku baru menyadari beberapa minggu yang lalu kalau kedua orang tua ku mengutamakan kakakku.
Entah kenapa aku tidak tahu, walau memang kasih sayang mereka ada untuk ku tapi tidak sebesar kasih sayang untuk kakakku. Aku tidak begitu memikirkan itu, yang terpenting aku masih bisa tersenyum bersama keluargaku.itu adalah suatu kebahagian yang tidak akan bisa tergantikan.
“Elin,tolong mama”kata mama.
Aku yang baru keluar dari kamar mandi untuk mencuci tang tiba- tiba mama menghentikan langkah ku.“ada apa ma?”tanya ku sembari berjalan mendekati mama.
“tolong bawakan piring itu ya, mama akan bawa piring yang ini”suruh mama sembari mama berjalan meninggalkan ku dengan membawa piring yang berisi buah pisang.sedangkan piring yang aku bawa saat ini berisi potongan buah semangka.
Aku pun mulai membawa piring tersebut berjalan mengikuti di belakang mama.“ini buahnya, maaf gak begitu banyak”seru mama sembari menaruh piring tersebut di atas meja makan,aku pun mengikuti mama untuk menaruh piring yang ku bawa.
“gak papa mbak,itu lebih dari cukup”seru seorang wanita yang seumuran dengan mama siapa lagi kalau bukan tante Sinta ibu dari orang yang akan di jodohkan di antara aku dan kakakku.
“oya....gimana? yang di jodohin sama anakku yang ini atau yang kembarannya?” seru om Hendrik sumi tante Sinta sembari menunjuk ku.
Kalian pasti bingung kenapa mereka bilang kembaran ku?iyakan?.akan aku jelaskan.
Aku dan kakakku memang kembar kami bisa di bilang kembar yang seiras tidak bisa di bedakan.saat ini kak Erlin baru kuliah semeter 1,sedangkan aku memilih bekerja untuk kebutuhan keluarga dan membantu membiayai kuliah kak Elin. Sebenarnya keluargaku hanya mampu membiayai kuliah 1 anak saja jadi aku memilih bekerja saja dan sedikit-sedikit membantu keuangan kuliah kak Erlin.Saat ini aku juga sedang berusaha menabung untuk mendaftar kuliah. Mungkin selang beberapa tahun aku akan bisa menyusul kak Elin untuk kuliah. Awalnya dulu aku ingin mengambil kuliah dengan cara bidik misi namun saat acara itu di adakan di sekolahan aku malah kena penyakit DBD jadi mau bagimana lagi.
“yang anak pertama dulu hen...,yang tua dulu biar urut nikahnya “kata ayah menjawab pertanyaan om Hendrik. Bersamaan ayah berkata aku berjalan meninggalkan ruang makan ini.
“lalu pernikahan akan di adakan kapan?” tanya ayah,saat ayah bertanya begitu aku segera sembunyi di balik tembok dan mendengarkan kelanjutan percakapan tersebut.
“bagimana 1 minggu lagi?aku akan mmpersiapkannya dengan baik”jawab om hendrik
“baiklah...lebih cepat lebih baik” jawab ayah sembari meminum air putih.
1 minggu?secepat itukah? Setelah pernikahan aku tidak akan bertemu dengan kak Erlin di rumah ini?”hah....sepertinya berat kalau di rumah ini ada yang hilang, tidak akan lengkap lagi.”seruku dalam hati.aku berjalan meninggalkan tembok yang ku sandari untuk menguping percakapan.
Saat aku berjalan menuju taman belakang rumah tiba tiba...
“bagaimana?siapa yang akan di jodohkan?”tanya kak Erlin sembari menarikku menuju ayunan dan kami duduk di sana.“yang di jodohin kak Erlin”jawabku.
“HAH....kenapa aku?dan kenapa enggak kamu aja?”
“kata ayah sih biar urut yang tua dulu baru yang muda”
“enak aja aku udah tua,kita cuman lahir beda 2 menit doang tau!”ketus kak Erlin
“iya..”
“apa dia ganteng?bagaimana tubuhnya?apa dia punya jambang/kumis?”“Elin gak tau kak, tadi jodoh kakak gak ikut makan bersama”
‘’haduh....kenapa pula gak ikut,ya udah deh aku mau ke kamar.kayaknya merek udah pulang kamu bantu mama bersih-besih sana”seru kak Erlin.
“iya kak”kami berjalan beriringan memasuki rumah.aku menuju ruang makan sedangkan kak Erlin menuju kamarnya.
sesampai ku di sana aku segera membantu mama mengepel mencuci piring dan mama tugas menyapu.”oya....Elin,nati cuci baju ya . mama lupa”“iya ma...abis ngepel Elin bakal cuci baju,emang mama mau kemana abis nyapu?”
“mau ngobrol sama kakak kamu,membahas masalah perjodohanya.”
“owhh baik ma...”
😘Makasih udah mampir🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Yang Tertukar.
Teen FictionPerkenalkan namaku Elina Janeta sering di panggil Elin, aku memiliki saudara kembar yang bernama Erlina Janeta. Karena Erlin kakakku,aku harus menikah dengan calon suami saudaraku alasannya ia merasa ditipu karena calon suaminya itu sudah beranak s...