”apa yang kau lakukan pada buku ku mas?hiks...” semari memandang lekat sang suami.
_______________
“ITU AKIBAT KALAU TIDAK MEMATUHI PERKATAAN SUAMI!” teriak dafi
“tapi tidak dengan cara merobek buku itu mas...aku sudah menanti buku itu hadir di hidupku dan sekarang uang ku cukup untuk membeli itu dan dengan mudahnya kau merusaknya. . . kau tega mas...hiks....kau tega....hiks....” sembari memunguti bukunya yang berserakan tidak jelas di lantai.
“hanya karena buku itu kau berkata seperti itu pada ku?! Kau saja belum jadi mahasiswa, sok soan ”
“maaf mas tapi ini satu satunya harapan untukku bisa tahu tentang bagaimana rasanya menjadi mahasiswa...memang benar mungkin harapan ku untuk menjadi sarjana berhenti di sini tapi aku tidak akan lelah mencari pengetahuan tentang rasanya menjadi seorang sarjana.
Terimakasih atas harapan yang sudah mas tanam di diriku. Aku tidak akan menagihnya mas, karena aku sadar aku tidak layak menjadi seorang sarjana yang sukses seperti wanita di luar sana. Aku tahu mas hiks...aku tahu...kalau hiks....aku hanya bisa menyusahkan dirimu. Karena aku istri yang tidak berguna” sembari berlari menuju kamarnya lebih tepatnya kamar bekas Melodi.
Dafi hanya terdiam dan berfikir apakah perkataannya menyakiti istrinya?hingga istrinya berkata kata seperti itu.
Sedangkan di sisi lain Elin masih menangis di atas karpet tipis di temani dengan satu bantal di sana ia hanya bisa meringkuk sembari memandang bukunya yang sudah koyak.
semenjak pertengkaran hebat itu Elin tidur di sini dan kalian tahu kamar ini tidak ada tempat tidurnya .
Hanya saja di sini ada kasur bayi ayunan bayi dan almari bayi. Sedangkan meja sofa dan lain sebagainya sudah di pindah di gudang setelah Melodi di ambil oleh orang tuanya.
Ya_ beginilah nasib gadis ini tidur di lantai beralaskan karpet .
Ia menangis di sana meratapi apa yang sedang terjadi namun ia merasa bersalah karena sudah berkata seperti itu kepada sang suami.
Ia segera bangkit dari sana dan mencari sebuah solasi bening untuk merekatkan kembali buku itu. Ia seharusnya tidak menangis seperti ini, memang benar kata suaminya.
Ini hanya sebuah buku kenapa ia harus menangis , lagi pula buku ini juga masih bisa di solasi.
Walau sedikit sulit untuk menentukan sobekan ini di halaman berpa tapi ini tak masalah dari pada ia menghamburkan uangnya untuk beli lagi lebih baik di perbaiki masih bisa untuk di baca dan menambah ilmu.
Elin juga sadar diri ia harus pandai pandai mengatur gaji bulanannya untuk kuliahnya, ia tidak mau berharap terlalu banyak kepada sang suami. Ia sadar kalau dirinya hanya bisa menyusahkan suami tidak bisa membahagiakan suami.
Tapi tak apa tinggal beberpa bulan lagi uang tabungannya sudah terkumpul lumayan banyak untuk keperluan pendaftaran kuliah.
Kruk....
Tiba tiba suara perut wanita itu berbunyi saat ia sudah mendapatkan 5 lembar buku yang sudah di isolasi .
“kenapa pula akhir-akhir ini aku jadi sering laper ya?”tanya pada dirinya sendiri sembari berjalan mengambi sebuah biskuit di dalam tasnya untuk mengganjal perutnya.
Tok....
Tok...
Tok...
“nyonya apa saya boleh masuk?”tanya seseorang di balik pintu kamar“silahkan bu”ijin Elin
Kriet....
“ada apa?”
“nyonya_”“bu aku sudah bilang jangan panggil aku dengan sebutan itu”tegur wanita itu
“oh...iya...maaf maksud saya nak elin tidak makan?”sembari berjalan mendekati elin
“sekarang udah panggil nak....hehe....saya suka dengan sebutan itu bu”jujur Elin
“apa yang kau lakukan?”
“ini bu tadi buku ku sobek jadi aku isolasi deh”sembari masih sibuk memilah satu persatu lembaran itu untuk di tempatka di halaman yang tepat.“bisa saya bantu? Biar cepat selesai dan bisa segera makan”tawar bu minah
“boleh bu, aku juga udah kelaperan banget, ibu yang pegang ini aku yang isolasi
“setelah waktu sudah berjalan 1 jam hingga buku itu pun tinggal beberapa potong yang belum di isolasi elin mulai mengelurkan pertanyaan yang dari tadi iya tahan.
”oya bu. Apa mas dafi udah makan tadi?”
“kalau tuan belum makan tapi setelah mandi beliau langsung keluar rumah entah sekarang sudah balik atau belum”jelas bu minah”kita lanjut besok lagi aja nak,sekarang kamu harus makan”
“ya udah deh aku juga udah agak pusing karena nahan laper” mereka pun memberesi semua peralatan itu dan berjalan beriringan menuju dapur.
“ibu masak apa?” sembari menarik kursi dan duduk di sana
“ibu cuman masak telur balado” sembari membukakan tudung saji“wah.... kebetulan aku juga lagi pengen yang pedes pedes “semangat Elin
“kalau begitu akan aku ambilkan piring untuk mu”“tidak usah biar saya aja. Ibu disini nanti kita makan bersama”sembari berjalan cepat mengambil piring namun tiba tiba.
Prang....
Suara piring terjatu, ibu min yang mendengar itu segera menengok ke arah suara dan ternyata Elin terjatuh dan pingsan di sana
“ya allah ELIN!!”teriak bu minah.
Wanita paruh bayah itu panik dan segera memanggil satpam untuk membantunya membawa nyonyanya itu ke rumah sakit.
Sesampai disana dokter menanyakan suami dari Elin namun karena ini semua mendadak bu minah hanya menjawab jika suaminya sedang bekerja dan akhirnya wanita paruh baya ini lah yang di bawa ke ruang dokter untuk di beri tahu tentang keadaan nyonyanya sekarang.
ELIN punya penyakit apa ya???
Ikuti terus PARTnya
😊Aku usahain biar gx terlambat untuk publikasi.
Jagan lupa tinggalkan jejak 👣💫
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Yang Tertukar.
Teen FictionPerkenalkan namaku Elina Janeta sering di panggil Elin, aku memiliki saudara kembar yang bernama Erlina Janeta. Karena Erlin kakakku,aku harus menikah dengan calon suami saudaraku alasannya ia merasa ditipu karena calon suaminya itu sudah beranak s...