“bisa bicara sebentar?”sembari mendekati sang adik.
“boleh...silahkan duduk kak” sembari mengarahkan tangan itu ke sebuah meja yang letaknya di pojok ruangan.
______________________
“ apa ada masalah kak?bagaimana kuliah kakak?apa sudah wisuda?”tanya Elin
“gak usah basa basi!!....aku mau langsung ketopik aja!kenapa suami mu itu tidak mengirim uang ke rekening mu ha?!!!”tanya Erlin dengan nada ketus dan sadis.
Elin yang tidak tahu apa apa hanya diam dan berfikir serta berkata”aku tidak tahu masalah itu kak, dan mas Dafi juga gak cerita apa apa” jujur Elin
“mana bisa tidak tahu kalau dia tidak mengirim selama 2 bulan lamanya?! Kau tau tidak aku ingin mentraktir teman ku shoping dan ternyata kartunya kosong!” seru Erlin sembari membantik kartu kredit itu ke wajah adiknya
“maaf kak, tapi aku tidak tahu apa apa tentang itu.”
“akan ku beri hukuman untuk mu.... tunggu saja tanggal mainnya!” sentak Elin sembari berdiri dan menggebrak meja berjalan keluar dengan emosi yang meluap luap
Saat ini Elin hanya bisa terdiam dan merenungi perkataan dari kakaknya itu. Mau bagaimana lagi ia tidak tahu apa apa tentang masalah uang itu.
Bagaimana ia menjelaskan ini pada suaminya?.
Pertanyaan di benak gadis itu masih menghantui dia, di tambah dengan kata kata kakaknya yang akan memberi ia hukuman. Elin harus apa? Menangis tidak ada gunanya.Semua sudah berjalan seperti air hujan yang mengalir sangat deras hingga tak bisa di hentikan.
“ya allah jika ini jalan yang kau berikan untuk ku maka kuatkan hamba untuk menerima cobaan yang engkau berikan.” Saat ini elin hanya bisa bersimpu di atas sajadah dan meminta tolong kepada sang maha kuasa.
“dek...”panggil sosok lelaki berjalan memasuki kamar
“ah...mas udah puang? Aku baru aja selesai mandi terus shalat. Apa mas udah shalat?”sembari melipat mukenah dan sajadahnya.
“mas udah shalat tadi,mas bisa bicara sebentar dengan mu dek?” tanya Dafi sembari menaruh tas kerja ke sofa dan mendudukkan dirinya di sana
“bisa...apa aku buatin teh hangat dulu mas?”tanya Elin sembari mendekati suaminya dan ikut duduk di sana
“nanti aja dek, oya mas minta maaf”
“untuk?”
“untuk masalah keuanggan, mas gak bisa ngasih nafkah kamu sebanyak yang kau minta dulu karena mas lagi dapet masalah ada yang korupsi di kantor mas hingga kantor mas rugi besar. Mas harus menyelesaikan masalah ini. Ini butuh waktu yang lama dan mungkin mas juga gak bisa mewujudkan cita cita adik untuk kuliah. Tapi mas akan berusaha dek insyaallah mas_”“suttt...ini tidak masalah untuk ku mas. Seberapa lama mas membutuhkan waktu untuk memulihkan kembali usaha mas aku akan selalu mendampingi mas. Aku gak masalah tidak dapat uang sebanyak itu, yang terpenting mas selalu ada di sisi ku. Aku gak masalah kalau cita cita ku berhenti di sini, yang terpenting usaha mas pulih kembali dan bisa setabil. Insyaallah aku akan selalu mendoakan mu mas.”sembari bersandar di bahu sang suami
“terimakasih sudah mau menerima ku apa adanya, mendampingiku di setiap suka maupun duka. Maaf aku hanya suami yang tidak bisa membahagiakan istrinya”sembari mengusap rambut sang istri.
“kau tahu mas? Jika mas memelukku seperti ini aku sudah merasakan kebahagiaan , seperti di surga Allah” sembari merubah posisi menjadi bersandar di dada sang suami dan memeluk erat tubuh besar itu
“terima kasih banyak” sembari membals pelukan hangat sang istri.
Wanita ini sudah tau masalahnya kenapa suaminya tidak memberinya uang di kartu kredit. Mungkin ini yang terbaik untuk keluarga Elin, Elin hanya bisa berdoa semoga di setiap cobaan ada hikmah yang bisa di ambil.
Minggu demi minggu berlalu Elin sedang sibuk melayani pelanggan dan saat ini ada salah satu pelanggan yang menelpon untuk mengantarkannya ke hotel yang dekat dengan toko roti tersebut. Ia sudah sampai di depan pintu hotel yang di tujunya [Hotel XXX nomer 202]ia mulai menekan bell di samping pintu itu dan keluarah sang empu penyewa hotel itu
“maaf mengganggu apa benar anda memesan roti?”
“oh...ya benar... silahkan masuk saya akan mengambil uang di dalam dulu”sembari memberi jalan kepada Elin“maaf saya di sini saja tidak enak kalau kita hanya berdua di dalam sana” sembari tersenyum.
Elin memang menolak tawaran peria itu karena ia sadar dia bukan makhrum untuk dirinya dan jika ada yang tahu akan menjadi fitnah.
“ ya sudah tunggu di sini”pria itu berjalan mendekati nakas lalu kembali lagi mendekati Elin
“ini...sisanya bisa kau ambil” sembari mengulurkan tangannya yang terdapat uang di sana“terimakasih tuan, ini pesanan anda” memberikan roti kepada pria itu
Namun saat Elin berbalik dan dari arah belakang ada yang menutup mulutnya dengan kain dan ia pun tidak sadarkan diri. Dan saat ia sudah sadah Ein terkejut karena wanita itu terbaring di atas kasur hotel .
“astaghfirullah...apa yang terjadi?” sembari menginggat ingat kenapa ia bisa sampai di sini. Namun nihil...ia tidak dapat mengingat apa yang terjadi.
Elin pun mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan melihat tubuhnya. Syukur alhamdulillah baju dan hijab yang ia kenakan masih menempel di tubuh itu. Elin pun segera bangkit dari kamar hotel itu dan langsung pulang ke rumah karen saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore dan pasti suaminya sudah pulang satu jam yang lalu, toko roti pun pastinya juga sudah tutup. Sesampai di teras rumah elin sudah di sambut oleh sang suami yang sedang berdiri di depan pintu.
“assalamualaikum mas? Mas udah pulang, maaf terlambat pulang karena mengantarkan roti di Hotel XXX”jelas Elin sembari mengulurkan tangannya untuk menyalami tangan sang suami.
Namun yang didapat elin sebuah tarikan yang kuat hingga tersunggkur ke lantai ruang tamu, untung saja tangan wanita itu sudah siap untuk menopang tubuhnya agar tidak terlalu terbentur di lantai yang keras itu.
“aw....mas...apa yang mas lakukan?” tanya elin pelan sembari bangkit dan mendekati sang suami.
Plak......
Namun mendadak sang suami malah menampar pipi kiri istrinya.
Cobaan apa lagi yang menimpa Elin😑.
Kurang gereget gx PART ini?
kalian bisa tinggalkan jejak dan comen. aku butuh masukan untuk penyemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Yang Tertukar.
Teen FictionPerkenalkan namaku Elina Janeta sering di panggil Elin, aku memiliki saudara kembar yang bernama Erlina Janeta. Karena Erlin kakakku,aku harus menikah dengan calon suami saudaraku alasannya ia merasa ditipu karena calon suaminya itu sudah beranak s...