3. Bertemu Teman Lama

17.1K 2.4K 64
                                    

Menjadi ibu di usia muda membuat Lala kehilangan banyak moment masa mudanya. Seperti nongkrong di cafe dan haha hihi dengan sahabat sambil membicarakan gebetan yang di incar. Atau merasakan naik turun perasaan cinta dan merasakan patah hati. Usianya 19 tahun saat Brian lahir diikuti dengan kematian ayahnya. Banyak hal yang harus di urusnya saat itu sampai lupa untuk membahagiakan dirinya sendiri. Karena itulah, jadilah sekarang Lala mengalami puber terlambat. Emak satu anak itu kadang lupa jika dia bukan cewek-cewek remaja lagi hingga masih okay nongkrong-nongkrong sambil ngecengin gebetan.

Selaras dengan Lala, masa muda Lili juga tidak terlalu indah untuk dibanggakan. Dia menjadi bucin kekasihnya yang dia pacari semasa SMA, semua sudah diberikan pada sang kekasih hati luar dalam. Tidak usah dibahas lebih lanjut apa yang di berikan Lili pada kekasihnya, tanpa di jelaskan juga pasti tahu apa yang akan terjadi pada pasangan kekasih yang sudah nempel bak perangko, yang sama-sama merantau di luar kota tanpa pengawasan orangtua. Dunia Lili hanya berputar pada sebut saja si brengsek 1, dan ketika pada akhirnya si brengsek 1 meninggalkannya berselingkuh hancurlah dunia Lili. Belum cukup di situ, Lili yang memang selalu bodoh jika menghadapi yang namanya 'cinta' malah bertemu lagi dengan dia sebut saja si brengsek 2, dan berakhir gagal nikah.

Karena masa keemasan mereka sebagai wanita muda terenggut tidak menyenangkan. Jadilah keduanya seakan lupa diri dan ingin menikmati masa keemasan mereka di usia yang sudah perak. Lala dan Lili dan jangan lupakan kehadiran Brian diantara mereka, kali ini sedang hang out di cafe kekinian yang lagi hits di berbagai kalangan. Maklum katanya, si pemilik cafe adalah artis ibu kota yang terkenal, jadi tak perlu waktu lama cafenyapun ikut terkenal. Barang kali yang mampir ke cafe ini berharap bertemu si artis secara tak sengaja di cafe dan terjadilah adegan FTV.

Brian les hari ini, dan tentu saja pulangnya sangat sore. Malas untuk memasak jadilah mereka makan di cafe ini. Sebenarnya tempat les Brian tidaklah terlalu jauh dari salah satu cabang resto Lele Goreng Lala, hanya saja Brian yang tak suka makan ikan lele dan ikan-ikan air tawar lainya jadilah mereka mampir ke cafe ini, yang sebenarnya saingan bisnis mereka. Maklum setelah cafe ini buka, lebih banyak pengunjung datang ke cafe daripada Lele goreng Lala. Aneh memang, emaknya bisnis budidaya dan restoran yang berhubungan dengan lele tapi justru anaknya tidak suka makan lele. Maklum Brian ini memiliki setengah atau bisa jadi seperempat turunan bule, jadilah susah memaksa anak itu untuk makan makanan kearifan lokal.

Cafe yang mereka kunjungi lumayan penuh, dan tentu saja kehadiran Lala dan Lili cukup mencolok. Ralat, sebenarnya kehadiran Brian bersama dua orang yang bermuka berbeda dengannyalah yang menarik perhatian.  Meskipun Lala adalah ibunya Brian, tapi tidak terlihat kemiripan signifikan diantara mereka. Lala berencana akan protes pada mantan suaminya jika mereka bertemu nanti, kenapa juga anaknya lebih mirip si mantan daripada dia yang merupakan ibunya. Penamlilan Lala yang berdandan ala anak muda juga menjadi salah satu faktor, karena tidak akan ada yang menyangka Lala sebagai ibu dari anak berusia 10 tahun, jika dilihat dari penampilannya.

"Uluh-uluh...jagoannya mommy udah gede yah, udah bisa narik perhatian cewek." Ledek Lala pada Brian yang diikuti tawa Lili. Tapi, yang di ledek justru asyik dengan buku yang dibacanya. Brian ini tipe anak pintar dan Lala mensyukuri itu karena selain wajah otak mantan suaminya yang pintar juga diambil Brian. Entah apa yang di kejar Brian, karena dia begitu rajin belajar, bahkan les tambahanpun dia yang meminta sendiri, bukan Lala yang menyuruh. Tampaknya anak kesayangannya ini bercita-cita jadi profesor jika sudah besar nanti.

"Bri, ngobrol sama mommy, sama aunty dong, jangan baca buku mulu." Protes Lala.

"Bri, gak bosen apa baca buku terus?" Tanya Lili ikut berkomentar.

Brian menghela napas, jika bersama ibu dan tantenya ketenangan memang sulit dia dapatkan. Menuruti keinginan dua wanita yang telah membesarkannya, Brian menutup bukunya. Anak itu mulai menjawab pertanyaan keduanya dan mengikuti keinginan keduanya untuk menceritakan hari yang di laluinya. Tak lama setelah cerita 'bagaimana harimu hari ini' makanan yang mereka pesan datang.

10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang