8. Resto Baru dan Sekolah Brian

13.5K 2.1K 51
                                    

Lala menatap takjub ke arah ruko hampir usang warisan dari ayahnya yang berubah menjadi bangunan baru yang cantik. Ruko tiga lantai dengan 3 pintu itu berubah menjadi sebuah bangunan berkaca. Lele goreng Lala tertulis besar diatas pintu. Lele goreng khas lesehan benar-benar naik kelas dengan bangunan baru itu.

"Bangunan dari lantai dasar hingga lantai atas masih sangat bagus, meski usia bangunan hampir berusia 15 tahun. Kami hanya merenovasi beberapa bagian tapi tidak merubah stuktur bangunan." Ucap Edgar, selaku arsitek yang bertanggung jawab atas renovasi bangunan milik Lala.

Hampir sebulan bekerja sama dan beberapa kali bertemu Edgar tidaklah sekaku pertemuan pertama mereka. Setelah kenal Edgar ternyata cukup ramah, dengan senyum menawan dan menyejukan milik pria itu. Meski begitu hubungan mereka hanyalah sebatas hubungan pekerjaan saja. Edgar termasuk jajaran pria tampan dan menawan menurut Lala, tapi Lala tidak berniat untuk kenal lebih dekat dengan Edgar. Korban Galon alias gagal move on, adalah tipe yang haram di dekati menurut Lala. Janda satu anak itu tidak berniat dengan kehidupan cinta penuh drama mengharu biru dan menguras emosi. Terbiasa menjadi pujaan banyak orang juga menjadi faktor Lala tidak tertarik melakukan perjuangan yang melelahkan hanya untuk mencari pasangan hidup.

"Mari kita lihat bagian dalam." Ajak Edgar yang langsung diangguki Lala.

Memasuki area dalam masih tercium bau cat yang cukup menyengat karena seluruh bagian dalam baru saja selesai di cat. Lala tak kalah takjub melihat keadaan sekelilingnya yang sangat baru untuknya.

"Dinding pembatas setiap bangunan ruko dan yang lainnya terlalu keras untuk dihancurkan. Jadi kami hanya menambah jendela lebar untuk pembatas bagian resto. Bagian dapur juga masih memiliki dinding pembatas bekas pembatas ruko satu dan yang lainnya. Tapi kami sudah membuat cukup ruang agar tidak mengganggu aktifitas di dapur." Ucap Edgar menjelaskan.

Lala mengangguk-anggukan kepala menyimak ucapan Edgar sembari matanya menjrlajah sekeliling. Tidak sia-sia dia mrngorbankan uang jatah liburan semester sekolah Brian untuk berlibur keluar negeri untuk merenovasi tempat ini. Marsha benar-benar bisa diandalkan jika mencari orang berkompeten. Bicara tentang Marsha, sepertinya Edgar tertarik pada wanita pencinta CEO itu. Meskipun Lala berstatus janda, dan hijau akan masalah percintaan, tapi Lala bisa menebak jika ketertarikan lebih Edgar pada Marsha. Sebulan terakhir ini, tidak pernah Edgar absen membicakan Marsha disetiap pembahasan mereka. Entah hanya ungkapan 'menurut Marsha' atau 'Marsha mengatakan', kata-kata itu selalu keluar dari mulut pria yang baru Lala ketahui sangat aktif merokok itu. Sayangnya Marsha si wanita pencinta CEO sepertinya tidak tertarik memiliki hubungan lebih dengan Edgar meskipun wajah Edgar diatas rata-rata. Cinta Marsha pada CEO sebuah firma hukum terlalu dalam hingga tahap bucin meskipun tidak ada kepastian dari pria itu. Beginilah hidup Lala dikelilingi sahabat yang bucin. Marsha yang masih jadi bucin sedangkan Lili yang baru insyaf  yang entah kapan akan kambuh lagi.

"Marsha mengatakan jika proyek ini harus selesai dalam sebulan. Beruntung proyek ini selesai tepat waktu." Ucap Edgar.

"Alat-alat dapur sedang dalam proses pemasangan, sedangkan furniture untuk dalam restoran baru akan datang nanti sore." Ucap Edgar lagi memimpin langkah menuju ke arah dapur.

Lala mengikuti langkah Edgar menuju area dapur yang langsung disambut dengan suara bising.

"Dua hari lagi pemasangan alat-alat dapur akan selesai." Ucap Edgar.

"Kita bicara di luar saja, disini bising sekali." Ucap Lala tidak tahan dengan kebisingan.

Edgar dan Lala kembali menuju bagian tengah restoran, belum sempat Edgar membuka mulutnya untuk bicara, suara ponsel Lala yang cukup nyaring mengalihkan perhatian mereka. Lala memeriksa ponsel pintarnya dan mengerutkan keningnya ketika nama wali kelas Brian tertera di layar ponsel pintarnya.

10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang