13. Apakah Benar Baik-Baik Saja?

11.4K 2.1K 80
                                    

"Are you okay?" Tanya Lili setelah kedua wanita itu selesai dengan rutinitas mereka, dan sedang bersantai setelah makan malam.

"Lo ngeledek apa bagaimana?" Tanya Lala tidak habis pikir.

"Iya capelah gue... dari tadi bolak balik kesana kemari. Tadi sempet panik juga gara-gara stock lelenya habis, padahal pelanggan masih banyak. Staf dapur telat ngasih tahu kalau stock habis. Untung kita punya tambak sendiri, jadi gak bingung. Heuh liat ramenya pelanggan tadi bener-bener gak nyangka. Cape sih tapi seneng. Emang kalau ada diskon itu, bawaannya rame banget. Mungkin karena konsep kita baru juga, jadi banyak narik banyak pelanggan. Kalau gue anak sultan udah semua cabang gue renovasi biar tempatnya sama kece." Cerecos Lala, wanita itu terlihat antusias membicarakan apa yang terjadi hari ini.

"Maksud gue bukan tanya itu." Ucap Lili.

"Terus?" Tanya Lala.

"Maksud gue are you okay setelah denger Arian nikah lagi?" Tanya Lili.

"Ah itu, yah justru itu bagus dong. Setidaknya, kalau si Arian masih jadi cowok, Brian gak malu-malu amat kalau liat bapaknya nanti. Bapaknya udah kawin lagi lebih baik dari pada bapaknya jadi bencong kan?" Tanya Lala balik.

Lili menghela napas mendengar ucapan Lala. Dia tidak tahu bagaimana hubungan Lala dan Arian selama mereka menikah yang hanya berjalan dalam hitungan bulan itu. Melihat Lala terlihat santai saja mengetahui Arian sudah menikah tampaknya Lala tidak merasakan perasaan apapun pada Arian. Sejujurnya Lili sedikit kasihan pada Lala, karena wanita itu benar-benar tidak punya kisah cinta. Zaman mereka remaja, ayah Lala sangat protektif pada putrinya. Lala juga terlihat tidak terlalu tertarik pada lawan jenis. Teman laki-laki yang dikenalkan Lili pada Lala hanya berakhir sekedar teman saja. Kebanyakan mereka mengeluh karena Lala super cerewet dan bapaknya menyeramkan.

Memiliki anak di usia muda ditambah sibuk mengurusi usaha peninggalan ayahnya juga membuat Lala tidak punya waktu untuk jatuh cinta di usianya yang beranjak dewasa. Setelah anaknya cukup besar, dia juga hanya bisa sekedar naksir gebetan tanpa pernah menjalin hubungan. Brian tipe anak super posesif, saat balita jika Lala dekat dengan pria, anak itu akan super rewel hingga level menguras kesabaran. Sampai sekarangpun, Brian akan memasang tampang bermood buruk jika ibunya dekat dengan pria. Satu-satunya laki-laki yang lebih dari teman untuk Lala yah hanya Arian, yang sayangnya tampangnya saat muda yah begitu. Dan sekarang setelah menurut rumornya sudah berubah, malah sudah jadi laki orang. Miris sekali kan kisah cinta janda satu itu.

Lili saja langsung merasa percaya diri dengan kisah cintanya jika dibandingkan dengan Lala. Meskipun kisah cintanya tidak berakhir happy ending, tetap saja dia pernah merasakan yang namanya jatuh cinta dengan perasaan berbunga-bunga. Dan tentu saja dia juga merasakan rasa patah hati hingga tahap ingin bunuh diri.

"Ngomong-ngomong soal Arian, sombong banget sih tuh anak ada di Indonesia tapi kagak nemuin kita." Ucap Lala.

"Lihat aja, kalau ketemu dia, gue bejek-bejek. Lupa kali, zaman jahiliyahnya dia, cuma kita sahabat setianya." Ucap Lala lagi.

Pembahasan tentang Arian tidak berlanjut karena Brian ikut bergabung setelah anak itu selesai mengerjakan PRnya. Saking asyiknya bermain game, anak itu lupa dengan PRnya. Meskipun Brian tipe anak yang suka membaca, tapi jika dia memiliki teman bermain PS, berjam-jam anak itu akan sulit berhenti. Untunglah Brian tahu waktu bermain, jika hari sekolah dia tidak melakukannya, jadilah hanya akhir pekan saja anak itu punya kesempatan bermain.

Seperti biasa ketika 3 orang itu berkumpul dan melihat tayangan televisi yang menggugah hasrat nyiyir maka ramailah ruangan itu dengan pendapat nyinyiran 2 orang wanita dewasa dan satu anak-anak yang meminta kedua wanita itu berhenti berkomentar. Memasuki jam 8 malam, Lili pamit untuk tidur karena sudah mengantuk, banyaknya kegiatan hari ini membuat wanita itu cepat mengantuk. Tak lama kemudian Brian juga memilih masuk ke kamarnya karena mengantuk. Tinggalah Lala sendirian di ruang televisi. Menonton sendirian terasa tidak menarik, membuat Lala akhirnya memutuskan mematikan televisi. Setelah mengecek semua pintu dan melihat pak satpam yang stand by di posnya, Lala memutuskan masuk ke kamarnya untuk tidur.

Berguling kesana kemari tidak membuat Lala mengantuk, padahal tubuhnya cukup letih. Bosan karena tidak juga tidur membuat pikiran Lala melantur kemana-mana. Termasuk memikirkan pertanyaan dari Lili. Apa dia baik-baik saja mengetahui Arian sudah menikah lagi?

Lala sendiri tidak tahu apa statusnya sekarang benar-benar janda atau masih terikat pernikahan dengan Arian. Pernikahan grebek mereka hanyalah pernikahan secara agama saja, otomatis karena waktu perpisahan lama pernikahan mereka terputus begitu saja bukan. Tapi, setelah Arian pergi dan Lala tahu dirinya hamil saat kandungan memasuki minggu ke 20, ayahnya mendaftarkan pernikahan mereka secara hukum ke KUA lewat teman ayahnya. Yang Lala tahu, apa pernikahan secara hukum mereka benar-benar sah, atau hanya pemalsuan dokumen agar anak yang dilahirkannya kelak mudah mendapatkan akta lahir.

Jika kembali ke masa lalu kadang Lala berpikir dia benar-benar bodoh. Pernikahannya dengan Arian tidak diketahui siapapun selain ayahnya dan tetangga sekitar yang mengrebek mereka, juga Lili dan Morega tentu saja. Kedua orang itulah yang menjadi mentor abal-abal hingga Brian hadir ke dunia ini. Mengingat bagaimana Lala tahu tentang kehamilannya dulu membuat Lala cekikikan sendiri.

Saat Lala hamil Brian dulu, dia tidak merasakan gejala bak cerita orang hamil kebanyakan. Selain berat badannya yang tumbuh pesat dan perutnya yang terasa keras dan membuncit tidak ada hal lain yang mengidentifikasi jika dia hamil. Lala bukan tipe orang yang mengingat jadwal tamu bulanannya, dia sama sekali tidak ingat jika tamu bulanannya tidak kunjung datang berbulan-bulan.

Lala masih ingat saat pertama kali dia merasa ada gerakan aneh yang berasal dari perutnya. Saat itu dia masih berstatus mahasiswa baru di salah satu universitas. Di lingkungan tempat tinggalnya sedang santer ilmu guna-guna atau semacamnya, karena istri pak Haji yang punya warung di ujung jalan perutnya membusung akibat santet orang, katanya. Satu kampung heboh saat itu apalagi saat istri pak haji itu meninggal perutnya kempes sendiri, seakan menguatkan jika perut yang seperti hamil 9 bulan itu hanya penyakit kiriman. Lala juga hadir di pemakaman bu hj Aminah saat itu dan mendengar semua cerita desas-desus dari para pelayat. Lala langsung berpikir jangan-jangan apa yang dia rasakan di perutnya juga karena hal yang sama.

Lala bercerita pada ayahnya dan ternyata saat di bawa ke dokter, itu bukan penyakit aneh melainkan karena dia sedang hamil. Hamil? Kata itu tidak pernah terpikir di kepala Lala, apalagi saat dokter mengabarkan usia kandungannya yang sudah mencapai 20 minggu. Hal yang pertama dia lakukan tentu saja menelpon Lili dan bertanya apa Lili hamil juga seperti dirinya, mengingat di juga melakukan 'itu' awalnya dari Lili.

Lala muda, entah terlalu polos atau bodoh langsung heran ketika Lili mengatakan dia tidak hamil. Dia bertanya-tanya kenapa Lili tidak hamil sedangkan dia hamil? Dia kembali membaca pelajaran biologi masa SMAnya dan baru sadar jika pertemuan sel telur dan sel sperma memang membentuk zigot yang nantinya akan jadi bayi. Orang selanjutnya dia hubungi tentu saja Arian. Dia mengirim banyak email pada Arian yang sayangnya tidak kunjung di balas oleh pria setengah matang itu.

Lala terus mengirim email pada Arian tentang kehamilannya sampai setelah dia melahirkan. Lala yang tidak tahu apapun soal merawat bayi di paksa harus merawat bayi dalam waktu hanya 4 bulan setelah dia tahu kehamilannya.

Mengingat masa lalu, Lala baru sadar jika kemungkinan Arian sama sekali tidak tahu tentang keberadaan Brian. Lala juga tidak memberitahukan keberadaan Brian pada Arian saat pria itu melayat ayahnya. Dan sekarang dia bingung apa yang harus dia katakan pada Arian jika suatu hari Arian dan Brian bertemu. Lala memang tidak pernah berpikir akan menyembunyikan Brian dari Arian. Tapi karena komunikasi mereka terputus dan Arian ada di negeri nan jauh di sana, dia berpikir jika kemungkinan mereka bertemu sangat kecil. Tapi jika Arian tinggal di negeri ini bahkan di kota sebelah,dia tahu suatu hari cepat atau lambat Arian dan Brian pasti bertemu.

Jika saja yang akan ditemui itu Arian versi lama yang dikenalnya Lala tidaklah terlalu khawatir. Jika Arian versi setengah matang yang nanti ditemui, pria itu pasti langsung berjingkrak girang memiliki anak handsome macam Brian. Makhluk setengah-setengah begitu kan memang biasanya luluh kalau dihadapan orang handsome. Tapi, Arian yang kata Netta udah berubah jadi laki, Lala tidak tahu akan seperti apa reaksi pria itu. Dan sekarang mata Lala sudah sepenuhnya terbuka. Bagaimana reaksi Arian terhadap keberadaan Brian sekarang memenuhi kepalanya.


10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang