5. Tentang Bapaknya Brian

16K 2K 110
                                    

"Mom..." panggil Brian ketika Lala bangkit dari ranjang anaknya setelah ciuman sebelum tidur.

"Hah?" Tanya Lala, sejak pulang dari makan di luar beberapa jam lalu, baru sekarang Brian mengajaknya bicara lagi.

"Arian... Arian yang dibicarakan tante tadi Arian William Adams kan? Nama ayah yang tertulis di akte kelahiranku? Apa benar dia ayah Brian?" Tanya Brian, anak itu menatap serius pada sang ibu seolah ingin menunjukan jika dia bukan anak-anak yang bisa dibodohi lagi.

Lala menghela napas dan kembali duduk di ranjang Brian. Wanita itu memeluk sang anak dengan sayang dan mengelus rambut anaknya yang berwarna kecoklatan itu, layaknya anaknya masih anak usia balita. Jika saja Brian tidak mengharapkan jawaban dari ibunya, anak itu akan brontak diperlakukan seperti anak kecil oleh sang ibu. Hanya saja karena dia ada maunya, akhirnya dia tidak punya pilihan.

Lala perlu waktu menjelaskan semua ini pada Brian. Dia lupa anaknya sudah berusia 10 tahun sekarang, dia sudah bisa membaca tulisan juga membaca situasi di sekelilingnya. Sebenarnya Lala tidak pernah ada niatan menyembunyikan identitas ayah kandung anaknya. Hanya saja situasi membuat dia ragu untuk mengatakannya pada sang anak. Lala terlalu takut Brian kecewa dengan kenyataan yang dihadapinya. Selama ini, seperti anak pada umumnya, Brian juga pernah ada pada fase bertanya dimana ayahnya pada saat usia TK karena saat itulah pertama kali anak itu tahu jika orangtua bukan hanya mommy saja tapi juga ada sosok laki-laki yang disebut ayah. Tapi hanya sebentar, setelah itu Brian seakan lupa tentang ayah ataupun hal yang menyangkut tentang sosok lain orang tua selain ibu. Baru kali ini Brian bertanya kembali tentang sosok ayahnya.

Dan selama jeda beberapa tahun itu, Lala tetap sama, terlalu bingung menjawab tentang bagaimana menyampaikan sosok ayah kandungnya pada Brian. Masalahnya, setelah 10 tahun, tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada pria itu. Mungkin saja sekarang dia sudah menjadi Ariana, Mariana atau mungkin Dhoroty, entahlah siapa yang tahu.

"Mom?" Tanya Brian lagi karena Lala tak juga bersuara.

"Iya, dia Arian yang sama dengan Arian yang tertulis sebagai ayah di aktemu." Jawab Lala akhirnya.

"Apa benar dia ayahku? Apa benar aku terlahir sebagai kesalahan?" Tanya Brian dengan nada mengecil di akhir.

Lala langsung tertawa mendengar pertanyaan Brian, sejak kapan anaknya bisa sedrama ini. Sepertinya Lala harus mempringatkan Lili untuk berhenti menjadi drama Queen agar sikap terlalu drama Lili tidak menular pada Brian.

"Mommy kenapa tertawa?" Tanya anak itu menegakan badannya untuk menatap ibunya. Brian terlihat tidak suka ibunya menertawakan pertanyaannya. Ibunya tidak tahu jika sebelum bertanya hal sensitif seperti ini, Brian berpikir berulang kali agar tidak menyakiti perasaan ibunya.

"Abisnya kamu lucu, drama banget pertanyaannya. Arian memang bapak kamu tapi tidak ada kisah terlahir sebagai kesalahan. Kamu lahir dalam ikatan pernikahan yang sah." Ucap Lala yang membuat Brian menghela napas lega.

"Meskipun sebenarnya kehadiranmu memang tidak sengaja." tambah Lala dalam hati

"Sekarang sudah malam, besok kita lanjutkan lagi cerita tentang bapakmu. Besokkan kamu libur jadi mari kita habiskan waktu dengan bercerita. Kamu benar, kamu sudah cukup besar untuk tahu sejarah hidup kamu sendiri dan menerima kenyataan." Ucap Lala

"Termasuk kenyataan jika nanti bapakmu berpenampilan mirip ibumu." Lanjut Lala dalam hati.

"Sekarang, anak mommy tidur yah, bangun pagi biar bisa introgasi mommy lagi besok." Ucap Lala mendorong Brian agar berbaring dan menyelimuti putranya itu.

"Lo mau cerita jujur ke Brian?" Tanya seseorang setelah Lala keluar dari kamar Brian yang membuat Lala terjengkit kaget. Untung saja dia tidak sampai berteriak.

10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang