37. Ada Apa Dengan Brian?

9.4K 1.7K 66
                                    

Pembicaraan di meja makan berakhir begitu saja tanpa kejelasan kemana ujungnya. Hana dan Clark bertukar pandang seolah mereka sedang berkomunikasi lewat tatapan mereka, dan menghentikan pembicaraan begitu saja. Tapi, meskipun pembicaraan itu berhenti, tidak menghentikan rasa penasaran di hati Lala. Wanita itu tidak bisa berhenti memikirkan apakah gerangan yang dibicarakan Brian dengan keluarga ayahnya itu.

Briannya yang imut dan lucu, tidak mungkin membuat konspirasi yang merugikan kehidupan mereka bukan? Pikir Lala. Bagaimana keluarga Arian yang lengkap dan lemah lembut, minus Hana yang stock kosa katanya melebihi orang normal kebanyakan. Terlepas dari itu, keluarga Arian damai satu sama lain, sampai saking lembutnyalah keluarga itu membuat putra mereka krisis identitas. Jika dibandingkan hidup dengan Lala, tentu saja hidup dengan orangtua Arian pasti lebih nyaman untuk anak yang jarang bicara macam Brian, dan Lala mencium kekhawatiran dia akan kehilangan anaknya, jika membiarkan Brian bergaul terlalu dekat dengan keluarga ayahnya itu.

Berkonfrontasi dengan Brian dalam keadaan mode mute adalah hal yang menyebalkan. Sepulang acara makan malam dari rumah keluarga Arian, Lala terus menatap ke arah putranya sebagai kode meminta penjelasan atas apa yang sebenarnya terjadi. Tapi, Brian dengan mode tenangnya sama sekali tidak menangkap kode dari sang ibu dan malah cuek saja. Arian yang menjadi supir merekalah yang justru berulang kali menatap ibu dan anak itu dengan tatapan penasaran. Si ibu yang terus menatap ke arah putranya dan si anak yang terlihat begitu tetarik memandang keluar jendela padahal sekarang sudah malam hari dan hanya lampu jalan saja yang bisa dilihatnya.

"Kenapa kamu melihat Brian segitunya?" tanya Arian berbisik pada Lala yang duduk di samping kursi pengemudi.

"Mencari tahu apa yang berada di pikirannya." Jawab Lala masih berbalik ke belakang menatap ke arah putranya.

"Apa kamu bisa membaca pikiran sekarang? Seingatku dulu kamu tidak bisa melakukannya, karena itulah kamu sering ditipu teman-teman kita dulu." Ucap Arian yang langsung dihadiahi tatapan sinis dari ibu satu anak itu. Sungguh keterlaluan memang Arian ini, saat Lala sedang memikirkan putranya, pria itu malah menambah beban pikirannya. Mengingat dia dulu kelewat polos dan mudah dibodohi membuat Lala kesal sendiri. Dan contoh kebodohannya yang hakiki adalah karena tipuan Lili dan Morega hingga dia dan Arian menghadirkan Brian ke dunia ini. Tapi, meski begitu Lala tidak pernah menyesali kehadiran Brian, karena Brianlah yang menyelamatkan keluarganya dari kepunahan.

"Ck, lo tuh dari dulu paling pinter kalau bikin gue kesel." Omel Lala, kali ini wanita itu berheti menatap ke arah putranya dan memilih menatap antagonis pada versi dewasa putranya.

"Kamu lupa, aku juga yang paling bisa bikin kamu senang." Ucap Arian percaya diri yang membuat Lala tidak tahan untuk langsung mencibirnya.

Sementara sepasang orangtua itu membicarakan hal yang tidak penting, diam-diam di kursi belakang anak laki-laki mereka menarik napas lega. Sejujurnya anak berusia 10 tahun itu gugup dengan tatapan yang diberikan oleh ibunya. Percayalah meskipun ibunya senang bicara tidak penting, tapi ibunya selalu berhasil membuatnya keceplosan membicarakan apa yang ingin ibunya dengar. Brian belum siap membicarakan ini pada ibunya ataupun ayahnya. Dia juga tidak yakin apa dia benar mengingankan hal itu atau tidak. Dia hanya mengamini keinginan kakek dan neneknya, dan malah membuat kedua pasangan paruh baya itu berharap terlalu banyak.

************

"Bagaimana hasil pembicaraanmu dengan keluarga Morega?" tanya Lala pada Lili disela kesibukan mereka memeriksa keungan restoran yang dilaporkan tiap cabang Lele goreng Lala. Kedua wanita itu memilih bekerja sambil lesehan di ruang tengah daripada bekerja di ruang kerja mereka. Setelah mereka berpisah di rumah sakit tempo hari mereka belum benar-benat bisa mengobrol kembali. Lala bahkan tidak tahu apa Lili pulang setiap malam atau tidak selama 3 hari ini. Lili hanya mengatakan jika dia sedang mengerjakan urusan penting tanpa penjelasan lain. Meskipun Lala sebenarnya tahu, urusan penting yang Lili maksud adalah menjaga Morega di rumah sakit. Lala juga tidak terlalu memperhatikan Lili karena sibuk memperhatikan Brian dengan tingkah anehnya belakangan ini. Apa mungkin Briannya mulai puber? Tapi masa iya anaknya sudah puber diusia 10 tahun? Apa itu tidak terlalu cepat?

10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang