2. Bapak Arsitek Kece dan Koki Menyebalkan

20K 2.4K 56
                                    

Berkumpul bersama kumpulan ibu-ibu, disaat keadaanmu tidak sama, sama dengan mengumpankan diri ke kandang harimau. Apalagi jika di antara ibu-ibu itu, terselip ibu-ibu yang julid sejak orok, habislah kau diterkam harimau. Tapi yang kita bicarakan adalah Lala, alias Amanda Karmila, harimau pun tidak akan berani menunjukan taringnya. Pemiliki usaha Lele goreng Lala itu selalu berhasil menjadikan kelemahannya yang di pandang rendah karena berstatus 'janda' menjadi kelebihan tersendiri. Sukses di usia muda dan tidak usah khawatir tentang harta, bukanlah sebuah kesuksesan besar, yang diinginkan semua orang, dan dia memilikinua.

Sejujurnya bertukar kata berbau sindiran dengan ibu-ibu julid memberikan kesenangan sendiri untuk ibu satu anak itu. Tapi, tidak semua ibu-ibu punya gen julid, banyak juga ibu-ibu yang membicarakan perkembangan anak dan bertukar informasi cara belajar anak dari pada sibuk mengomentari hidup orang lain. Saking asyiknya mengobrol dengan para ibu itu, Lala sampai melupakan jika dia memiliki jadwal bertemu dengan orang lain.

Lala merapihkan pakaiannya sebelum turun dari mobil. Wanita itu melihat jam tangannya, dia sudah telat 15 menit dari janjinya bersama Marsha dan arsitek kece yang akan diperkenalkan Marsha padanya. Tapi, meski telat Lala sama sekali tidak terlihat tergesa-gesa. Pikirnya, orang akan sabar menunggu meski berjam-jam demi wanita cantik seperti dirinya.

"Maaf terlambat." Ucap Lala dengan wajah polosnya meskipun Marsha sudah melotot padanya.

"Elo yang butuh, tapi elo yang telat." Omel Marsha pelan. Wanita berambut pendek dengan pakaian khas wanita kantoran itu sepertinya sedang menjaga imagenya. Karena biasanya, omelan wanita itu lebih parah dari omelan nenek-nenek. Sekarang, meski Marsha mengomel senyum tetap tidak pudar dari wajahnya.

Lala tidak menanggapi protesan Marsha, perhatian ibu satu anak itu tertuju pada satu-satunya pria yang berbagi meja dengan mereka. Pria berpakaian kemeja slimfit dengan tangan yang dilipat hingga siku. Rambut godrong bervolume, menambah kesan macho pada pria itu. Seingatnya beberapa hari lalu bukan pria ini yang akan mengerjakan restorannya. Tapi, tidak apa-apa meskipun orangnya berganti, karena yang ini lebih kece dari yang kemarin.

"Ehm..." Marsha berdehem mengalihkan perhatian Lala dari tatapan terang-terangannya pada satu-satunya pria diantara mereka.

"Kagak usah genit, diliatin kayak gitu yang ada dia kabur karena takut.." Bisik Marsha yang hanya dibalas cengengesan oleh Lala. Terkadang jiwa genit janda satu ini memang tidak bisa dikondisikan.

"Edgar ini Lala, dan Lala ini Edgar." Ucap Marsha memperkenalkan keduanya. Lala mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan sebagai perkenalan. Beruntung pria bernama Edgar itu menyambut uluran tangannya, sehingga dia tidak malu sendiri. Dan disinilah moment Lala melihat dengan jelas ada cincin yang melingkar di jari manis pria itu, meskipun cincin itu tidak terlihat seperti cincin kawin, tapi yang namanya cincin di jari manis patut dicurigai fungsinya. Nasib-nasib pria kece memang kalau sudah tidak berpemilik yah suka sesamanya.

"Lala, Edgar ini yang akan merancang ulang resto kamu menggantikan Fahri yang aku kenalkan tempo hari." Ucap Marsha menjelaskan.

"Emang Mas Fahrinya kemana?" Tanya Lala, meskipun Edgar lebih kece, tapi Lala sudah lebih dulu menyampaikan bangunannya pada Fahri di pertemuan mereka tempo hari.

"Mas Fahri ada urusan keluarga yang penting, jadi dia meminta saya untuk menggantikannya, mengingat ibu Lala sudah membayar DP untuk jasa kami. Mas Fahri juga sudah menceritakan secara garis besar keinginan bu Lala. Saya sudah membawa contohnya, ibu bisa melihatnya." Jawab Edgar panjang lebar dan langsung membahas pekerjaan.

Tampaknya Edgar ini tipe setia pada pasangannya. Pria itu tidak kenal basa-basi, padahal kliennya secantik Lala. Dia juga menyebut Lala dengan 'ibu' seakan menegaskan meminta janda yang sedang berbinar-binar melihat pria kece itu untuk profesional. Sepertinya kecantikan Lala tidak berpengaruh sama sekali untuk pria itu. Jangankan Lala yang cantiknya menang putih saja, Marsha yang terkenal primadona sejak masa sekolah saja,  sepertinya tidak berpengaruh pada Edgar, yang langsung sibuk membahas pekerjaan pada dua wanita yang masih memasang wajah terpesona itu. Beruntung sekali pasangan pria bernama Edgar itu, pikir Lala. Sudah kece, setia lagi, Ya tuhan sisakan pria seperti Edgar untuk Lala satu, doa wanita itu meratap.

10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang