35. Hati Yang Terikat Satu Sama Lain

9.3K 1.7K 33
                                    

35. Hati Yang Terikat Satu Sama Lain.

"BRIAN..." teriak Lala heboh ketika mendapati putra kesayangannya menyambut kepulanganya.

"Mommy rindu sekali dengan Brian." Seru wanita itu dan langsung memeluk erat putranya bak berpisah lama, padahal ibu dan anak itu hanya berpisah selama 30 jam saja.

Brian yang sudah hapal tingkah polah ibunya hanya menerima saja pelukan ibunya. Sedangkan Arian yang menyaksikan bagaimana Lala bertingkah berlebihan hanya karena berpisah dengan putra mereka sehari saja, berusaha menahan diri untuk tidak mengomentari tingkah Lala. Sekalipun Arian sudah berubah menjadi pria seutuhnya, sejujurnya terkadang sulit untuk mengendalikan sifat nyinyir yang sudah mendarah daging pada dirinya sejak dia masih menjadi makhluk setengah matang. Apalagi ini tentang Lala, orang yang dia kenal luar dalam sejak lama.

"Kamu makan dengan baik kan? Tidurnya nyenyak? BAB dengan baik?" Tanya Lala yang langsung di protes oleh putranya.

"Bercanda sayang, mommy Cuma kelewat senang bisa ketemu anaknya Mommy lagi." Ucap Lala dengan senyum semeringah.

"Lebay banget sih, ampun..." ucap Lili mendorong kepala Lala sambil menyapa Brian dan Arian sekilas sebelum memasuki rumah.

"Ye, sirik aja lo, kalau lo punya baby unyu macam Brian, di zaman lo juga bakal lebay lebih dari gue." Ucap Lala.

"Mom, Brian bukan baby lagi." Ucap Brian menolak disamakan dengan bayi.

"Okay...okay... maafkan mommy mu yang sedang kelewat antusias ini." Ucap Lala.

"Oh, hai Arian... sorry lo gak keliatan tadi, maklum kalau ada Brian yang bersinar, ngeliat lo berasa Cuma liat gambar latar." Ucap Lala seenaknya membuat Brian dan Arian bertukar pandang memaklumi.

"Aku harus pergi karena ada urusan, terima kasih karena memberikan waktu berharga untukku dan putra kita." Ucap Arian pada Lala.

"Ah, neneknya mungkin akan sering meminta bertemu dengan Brian, kamu tidak masalahkan?" Tanya Arian lagi.

"Kalau anaknya mau sih, gak masalah, nyantai aja. Selama Brian kembali dalam keadaan utuh tanpa tergores sedikitpun, itu bukan masalah." Ucap Lala berlebihan lagi.

"Dan malam ini aku akan menjemputmu untuk makan bersama, jadi persiapkan dirimu." Ucap Arian dan langsung berlari menuju mobilnya sebelum protesan Lala terdengar.

"Ck, bapakmu itu benar-benar seenaknya saja." Komentar Lala yang tentu saja bisa didengar Brian karena Lala masih merangkul putranya.

"Kamu senang berada di rumah ayahmu dan bertemu keluarganya?" Tanya Lala antusias pada Brian. Melewati hari yang berbeda dengan putranya, membuat Lala merasa wajib untuk mereka berbagi cerita sekarang.

"Grandma dan grandpa mereka baik padaku." Jawab Brian terlalu singkat untuk pertanyaan Lala yang penuh antusias. Tentu saja ibu satu anak itu langsung cemberut mendengar jawaban putranya. Terkadang Lala bingung kenapa keriweuhannya dan Lili selama membesarkan Brian, kenapa sama sekali tidak ditiru oleh anak itu.

"Brian, honey bunny sweaty mommy, baik itu definisi umum ketika kita pertama kali bertemu dengan orang. Maksud pertanyaan mommy itu bagaimana perasaanmu terhadap mereka? Harusnya kamu jawab kamu senang karena bla...bla...bla... atau tidak senang karena bla...bla...bla... begitu." Protes Lala.

"Brian cape mau istirahat, mommy juga mendingan istirahat, pasti capekan kumpul-kumpul dengan teman mommy." Ucap Brian melepsakan gandengan tangan ibunya dan berlari menuju kamarnya tidak mengindahkan panggilan dari ibunya.

Lala memiringkan kepalanya melihat kepergian Brian, dia merasa ada yang aneh dengan putranya. Tidak biasanya putranya bersikap seperti itu padanya. Lala membesarkan putranya selama 10 tahun sendirian, dia tahu persis bagaimana putranya, pasti ada sesuatu yang mengganggu putranya hingga, putra imutnya bertingkah seperti itu. Lala bertekad untuk mencari tahu apa yang terjadi pada putranya, kalau perlu dia introgasi Arian, karena Arianlah yang bersama Brian terakhir kali.

10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang