18. Mantan Oh Mantan

14.7K 2.6K 242
                                    

Reuni sudah berlalu seminggu yang lalu tapi kegalauan Lili masih berlanjut. Efek reuni, Lili yang memang sejak zaman remajanya tipe orang friendly, kembali berkomunikasi intens dengan teman-teman lamanya. Menjelang awal 30 dan masih single, menjadi hal yang menakutkan apalagi jika sekeliling sudah double, triple atau bahkan lebih. Lili mendadak ngidam segera naik pelaminan. Sayangnya jodohnya belum kelihatan, sehingga membuat Lili jadi galau berkepanjangan. Adrian yang sedang dekat dengannya masihlah muda, dan dia menyadari ucapan Lala, jika pria semuda Adrian mana mungkin dia geret ke pelaminan.

Selain kenyataan sang gebetan yang sulit untuk di ajak ke pelaminan, invasi mantan juga membuatnya tambah 3G alias galau gundah gulana. Morega yang entah kemana membuang rasa malunya terus-terusan mengganggu Lili. Dari mulai menjadi pelanggan setia Lele goreng Lala hingga berani datang ke rumah untuk menemui Lili. Meskipun 7 tahun berlalu, pesona Morega sang kapten basket di zamannya masih menghadirkan percikan-percikan kecil di hati Lili. Jadilah,untuk mencegah percikan-percikan kecil itu berubah menjadi kembang api, Lili memilih bersembunyi dari Morega. Yang pada akhirnya Lalalah yang menemui Morega.

"Sampai kapan lo menghindar dari si Rega? Tiap dia dateng gue yang hadepin." Protes Lala melempar bantal sofa ke arah Lili yang bersembunyi di belakang sofa.

"Dianya udah pulang?" Tanya Lili mengintip dari belakang sofa.

"Udah, nih dia bawain ini katanya ini makanan ke sukaan elo. Dia abis dari kota tempat lo berdua kuliah dulu." Cerita Lala menaruh oleh-oleh yang di bawa Morega.

Giliran oleh-olehnya Lili langsung sigap menyambar paperbag itu. Wanita itu memasang ekspresi super terharu ketika mendapati makanan kesukaannya bersama aksesoris yang lucu-luculah yang Morega bawakan untuknya.

"Gue gak nyangka dia masih tahu apa yang gue suka." Ucap Lili penuh haru.

Lala hanya menggelengkan kepala melihat ekspresi Lili. Wanita itu memilih melanjutkan acara ngemilnya yang tertunda daripada memperhatikan tingkah absurd Lili.

"Perasan tadi dia bawa dua paperbag, kok lo cuma kasih satu ke gue?" Tanya Lili. Kalau bicara tentang barang gratisan Lili memang ogah rugi sepertinya.

"Itu buat gue sama Brian, oleh-oleh khas kota itu juga." Jawab Lala.

"Gue makin baper Lala..." teriak Lili gemas sambil mukul-mukul imut Lala.

"Apaan sih lo, udah gila yah?" Tanya Lala sewot.

"Gue jadi inget, dulu Rega selalu sempetin beli mainan kecil buat Brian kalau kita nongkrong di alun-alun. Dia dulu sayang banget sama Brian." Ucap Lili bernostalgia.

"Ck...ngomongin masa lalu mulu, lama-lama nanti situ mewek lagi." Cibir Lala. Dan benar saja, ekspresi Lili berubah mendung seketika.

"Dia care banget sama anak orang... dia bahkan ninggalin gue buat jadi pahlawan anak orang. Tapi...tapi dia malah gak tahu kalau anaknya meninggal sebelum lahir..." ucap Lili mendadak terisak.

Lala berdecak melihat tingkah Lili, ibu satu anak itu menepuk-nepuk punggung sahabatnya. Membuka oleh-oleh yang di bawa Morega dan menyuapkannya pada Lili.

"Udah kagak usah mewek...mending makan yang banyak buat lawan galau..." ucap Lala. Lucunya Lili dengan senang hati menerima suapan Lala tanpa protes meskipun wanita itu masih segukan.

"Lala...ngapa coklat oleh-olehnya tinggal segini?" Tanya Lili  histeris setelah dia selesai dengan tangisnya dan mendapati oleh-olehnya tinggal sedikit lagi.

"Lah kan situ makan." Jawab Lala heran.

"Ah...Lala...gimana kalau makannya di campur pelet sama si Rega?" Tanya Lili histeris.

10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang