44. Orang Yang Ditinggalkan dan Orang Yang Kembali Bersama

9.4K 1.5K 116
                                    

Lili menghela napas berat, sepulang acara pernikahan Lala, dia langsung pulang ke rumah. Tidak ada siapapun di dalam rumah kecuali si bibi yang tak lagi menunjukan batang hidungnya setelah masuk ke kamarnya selesai membukakan pintu untuk Lili tadi. Lili merasa aneh dengan suasana rumah karena biasanya ada Lala yang selalu terdengar suaranya dan Brian yang bermain game di kamarnya sambil direcoki oleh ibunya. Melihat suasana rumah yang sepi membuat Lili merasa benar-benar sendirian sekarang. Ditambah kondisi perut yang lapar, kesepian itu semakin terasa. Beruntung rumah Lala tidak pernah kehabisan stok makanan. Ibu satu anak yang selalu berniat untuk diet, tapi selalu tergoda makan tengah malam itu, selalu menyediakan makanan instan di dapurnya.

Melupakan keadaan wajahnya yang akan membengkak esok pagi, Lili memilih mie instan sebagai menu makan malam kelewat malamnya. Dengan tambahan toppiing sayuran dan sosis juga jangan lupakan saos dan cabe yang dia tambahkan pada mie kuahnya. Menurut Lili yang sangat pengalaman patah hati dan pernah berada di masa merasa sendirian didunia ini, makanan pedas adalah obat untuk mengisi suasana hati yang sedang mellow itu.

"Ah, rumah ini sangat sepi." Ucap Lili pada dirinya sendiri, disela seruputan mienya. Wanita itu asyik dengan makanan pedasnya ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya. Tadinya, wanita itu berniat mengabaikannya, karena pesan yang paling sering masuk ke ponselnya adalah pesan dari grup riweuh alumni. Tapi, setelah berpikir lagi, menjadi pembaca ratusan pesan alumni juga tidak terlalu buruk, untuk mengisi waktu.Lili langsung mengambil ponselnya, wanita itu menyungingkan senyumnya ketika melihat siapa yang mengirim pesan padanya. Ini benar-benar waktu yang sangat tepat, terkadang ada saja hikmah dibalik peristiwa.Wanita itu melupakan kesepiannya dan asyik bertukar pesan hingga tertawa-tawa sendirian bak orang gila. Tidak sia-sia dia menjadi pendamping pengantin di pernikahan Marsha tempo hari, karena dihari itu tanpa sengaja dia bertemu dengan seseorang yang ternyata klop dengannya.

Sebenarnya pernikahan Marsha bukan kali pertama pertemuan mereka. Sebelumnya, mereka sudah saling kenal bahkan terlibat kerja sama. Hanya saja, mereka sekedar kenal saja saat itu, dan baru sekarang mereka berkomunikasi secara instens. Sebagai dua orang yang pernah patah hati sangat dalam, keduanya seolah sangat mengerti satu sama lain. Bukan... saat ini hubungan mereka belum mengarah kesana... yah semoga saja akhirnya melaju ke arah sana. Alangkah baiknya jika janda bukan gadis bukan satu ini, berubah status menjadi nyonya seutuhnya.

Tidak ada kata trauma soal cinta dalam kasus Lili, selama ada cinta yang datang menghampiri, wanita itu akan siap menyambut. Masalah akhir yang akan terjadi, yah urusan nanti saja. Sesuai prinsipnya, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi jika tidak mencoba. Jika pada akhirnya dia harus menghadapi patah hati lagi, itu bukan masalah besar untuknya. Toh segala sakit juga pasti ada obatnya, termasuk patah hati.

Meninggalkan Lili dengan gebetan barunya, mari beralih pada pengantin baru kita. Lala yang baru menyadari jika dia baru saja menikah lagi dengan Arian langsung mengamuk. Wanita itu tidak terima, kenapa bisa dia menikah lagi dengan Arian secara sadar. Kenapa dia begitu tidak beruntung, kenapa hanya ada satu saja pria yang mampir dalam hidupnya. Dan kenapa juga orang itu harus Arian, yang bahkan dia ketahui pernah belok. Orang lain bisa putus nyambung beberapa kali dengan pacarnya sebelum akhirnya menikah. Nah, dia menikah karena kesalahpahaman dengan Arian, lama sendiri tanpa pasangan, eh giliran nikah lagi, malah balikan dengan Arian. Betapa tidak berwarnanya kisah cinta ibu satu anak ini.

"Yang setuju menikah kembali itu kamu Amanda, kenapa kamu jadi menyalahkan saya?" tanya Arian kebingungan karena tingkah Lala yang menyalahkan dirinya. Tampaknya meskipun pria itu pernah 2 kali berumah tangga dengan dua wanita berbeda, dia tidak belajar dari pengalaman. Menolak disalahkan artinya mengajak perang. Jadilah, perdebatan diantara pengantin baru itu tidak usai dengan mudah. Jiwa Arian yang pernah terkontaminasi oleh jiwa perempuan, membuat pria itu terkadang sulit untuk mengalah. Sepertinya, jiwa mengalah saja supaya semuanya beres sama sekali tidak Arian terapkan dalam hidupnya. Sedangkan Lala, tentu saja wanita keras kepala itu tidak mungkin mudah menyerah dalam bertarung. Tidak ada kata kalah dalam kamus nyonya satu itu.

Akhirnya malam pertama sepasang pengantin baru itu diwarnai perdebatan hingga akhirnya mereka tertidur saking mengantuknya. Tampaknya hal romantic sangat sulit terbentuk diantara mereka, mungkin memang sesulit itulah membangun moment bagi dua orang yang tidak pernah benar-benar merasakan jatuh cinta. Tapi, sesulit apapun mereka tetaplah sepasang pria dan wanita dewasa, tentu saja hubungan diantara dua orang dewasa berbeda jenis kelamin pastilah mengalir begitu saja. Bahkan kali ini keduanya tidak lagi membutuhkan kursus kontaminasi seperti saat praktik pertama kali.

Getokan pintu terdengar dari luar cottege tempat pasangan pengantin baru kita. Keduanya sebenarnya sudah bangun, tapi karena udara yang dingin membuat bergelung diatas tempat tidur lebih menggoda. Ini sudah hari ketiga sejak mereka tinggal di tempat ini tanpa alat komunikasi apapun. Entah kemana pikiran orang-orang yang mengantarkan mereka ke tempat ini, hingga tidak memberikan ponsel pintar mereka ikut serta. Selama 3 hari ini, mereka tidak bisa menghubungi siapapun, beruntungnya masalah makanan ada orang yang mengantarkan setiap waktu makan. Tidak tahukah mereka, jika begini-begini Lala ini wanita karier, bagaimana nasib resto dan tambaknya jika dia tidak bisa dihubungi siapapun.

Berdua saja di tempat asing membuat mereka mau tidak mau akur dengan cepat. Meskipun tentu saja akur disini bukan berarti mereka tidak pernah cekcok sama sekali. Sepertinya Lala akan kena cacar air jika tidak mengajak Arian berdebat sehari saja.Sebenarnya ini juga salah mereka, cottage tempat mereka tinggal sekarang masih berada di lingkungan yang sama dengan tempat mereka menikah beberapa hari lalu. Ketika para keluarga mengantarkan mereka ke kamar pengantin mereka, sedikitpun mereka tidak curiga jika keluarga besar Arian dan juga Lili bisa melakukan hal begitu ekstrim dengan meninggalkan mereka berdua saja di resort ini.

Lala tidak terbiasa berpisah dengan putranya lebih dari sehari, ini sudah hari ke tiga tentu saja Lala sangat merindukan putranya. Tapi, percayalah meskipun Lala merindukan dan mengkhawatirkan keadaan putranya, tapi wanita itu tetaplah tidur dengan nyenyaknya.

"Buka pintunya." Pinta Arian yang setengah membuka matanya.

"Buka saja sendiri." Ucap Lala bergelung semakin rapat ke dalam selimutnya.

"Mungkin saja itu yang mengantarkan sarapan." Ucap Arian agar Lala mengalah, karena biasanya jika bicara tentang makanan wanita itu sukar untuk menolaknya.

"Aku tidak lapar." Ucap Lala malas.

"Mommy... papa...." Seruan suara tidak asing dari luar tiba-tiba membuat mata Lala terbuka sepenuhnya.

"Itu Brian..." ucapnya langsung bangun dari pembaringannya dan berlari menuju pintu.

"LALA..." teriak Arian, namun terlambat... wanita itu sudah berakhir mempermalukan dirinya sendiri.

10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang