30. Reuni Sahabat

12.7K 2K 69
                                    

"Ampun Li, berisik amat, dikira orang kita lagi ngapain." ucap Lala bangkit dari posisinya.

"Ya Allah La, kalau orang lain yang liat mereka bakal mikirnya ke mana-mana." Ucap Lili mendekati pasangan itu.

"Ck, kita mah udah pengalaman di grebek jadi bukan masalah." ucap Lala enteng sambil membereskan pakaiannya yang berantakan.

"Disini kagak ada baju ganti cowok, kecuali punyanya pegawai yang bawa baju lebih." ucap Lala pada Arian.

Jadi begini ceritanya, saat makanan yang mereka pesan datang. Lala yang sedang menikmati lele gorengnya dengan khidmat terganggu dengan ekspresi Arian yang menatap padanya. Bagaimana Arian yang menatap horor saat dia memasukan cubitan ikan lele, ke mulutnya membuat Lala kesal. Melihat reaksi Arian, Lala tidak tahan untuk menjahili pria pemilih makanan itu. Lala ingat bagaimana reaksi heboh Arian jika seseorang mendekatkan sesuatu yang tidak disukainya di zaman dahulu.

Lala membatalkan niatnya untuk menyuapkan nasi plus ikan lele dengan secoel sambal pecel itu ke mulutnya. Dengan kerlingan mata jahilnya, Lala bangkit dari posisi duduknya dan mencondongkan tubuhnya pada Arian yang duduk di sebrang tempat duduknya untuk menyuapi pria itu. Tahu niatan Lala, tentu saja Arian memundurkan posisi duduknya menjauh dari Lala. Tapi, Lala bukanlah orang yang mudah menyerah. Wanita itu bertekad terus mendekat untuk menyuapi Arian.

Lala lupa dia tidaklah setinggi itu hingga dia harus berjinjit untuk semakin mendekat ke arah Arian. Akhirnya setelah usaha keras, Lala berhasil menahan sebelah lengan kursi Arian hingga pria itu tidak bisa memundurkan kursinya. Lala hampir berhasil menyuapi Arian, sayangnya kakinya tidak bisa menahan posisinya lebih lama. Kakinya yang berjinjit terpeleset jadilah Lala jatuh tengkurap diatas meja. Makanan yang berada di meja tertindih tubuhnya sedangkan minuman dan mangkuk-mangkuk tumpah. Arian yang tepat berada di depan Lala terkena sup ikan yang masih hangat, disusul minuman dingin yang berhasil membuat bagian perut ke bawah tubuhnya merasakan perubahan iklim yang ekstream. 

Karena peristiwa itulah, terjadi adegan yang membuat Lili salah paham. Padahal kenyataannya Lala hanya membantu korbannya agar perubahan iklim itu tidak mendatangkan masalah besar pada si korban. 

"Ck, lihatlah akibat perbuatan kalian berdua." ucap Lili tidak habis  pikir.

"Siapa yang gak akan berpikir jika kalian barulah melakukan adegan dewasa perselingkuhan bak film-film ber-rate." gumam Lili lagi.

"Udah ah gue gak mau bahas lagi, sakit tahu gak perut sama dada gue kepentok piring-piring di atas meja. Lo sih bencong, gue jadi celaka kan." Omel Lala

"Yang salah itu kamu Amanda, siapa suruh main-main seperti anak-anak? kalau terjadi sesuatu padaku kamu harus tanggung jawab. Dan berhenti menyebutku bencong, aku bukan bencong." Ucap Arian balik.

"Udah-udah... dari pada ribut gitu mending ganti baju sana." ucap Lili menengahi sebelum pasangan itu berdebat semakin panjang.

"Arian kamu punya baju ganti?" tanya Lili.

"Ada di mobilku, bisa tolong ambilkan?" tanya Arian sedikit memohon. Tidak mungkin pria itu membawa bajunya sendirian mengingat penampilannya sekarang. Baju dan celananya basah, apalagi basah di celana bagian depannya sangat parah dan mungkin akan menimbulkan banyak kesalahpahaman.

"Okay gue ambilin, mana kuncinya?" tanya Lili yang langsung Arian berikan.

"La, bawa Arian ke kamar sana, biar gue minta anak-anak beresin hasil karya kalian." perintah Lili pada Lala.

"Kan gue mau ganti baju Li, ngapa Arian harus gue bawa ke kamar? apa kata orang?" tanya Lala heran.

"Alah, lo sama Ariankan udah tahu luar dalem pake malu-malu segala, hayu buruan, kalau anak-anak lihat tampang lo dan Arian sekarang, yang ada mereka gak akan berhenti ngegosip." ucap Lili mendorong Arian mendekat ke Lala.

Dalam ruang kerja Lala dan juga Lili, memang di sediakan satu kamar tidur untuk beristirahat. Dulu, saat awal mereka membuka kedai, tempat tidur dikhususkan untuk Brian beristirahat. Setelah renovasi ulang, kamar tetap di buat untuk istirahat di kala mereka lelah, karena Brian sudah tidak berminat menemani mommy dan aunty-nya bekerja.

"Berdiri di sana." perintah Lala pada Arian saat mereka memasuki kamar yang berisi ranjang cukup besar dan sekeliling ruangannya di selimuti karpet bulu.

"Nih handuknya." ucap Lala menyerahkan handuk ke tangan Arian.

"Gue ganti baju dulu di kamar mandi, lo tunggu Lili disini aja, jangan dulu duduk dan menyebabkan basah kemana-mana." ucap Lala memperingati Arian. Lala sedikit perfeksionis terhadap kebersihan sekelilingnya. Sedangkan Arian, dari pengalaman hidup bersama 24 jam, Arian terkadang sama saja dengan pria pada umumnya yang tidak peduli dengan hal-hal kecil seperti handuk basah atau pakaian dan rambut basah.

Arian menuruti ucapan Lala, pria itu diam di tempatnya karena takut kena semprot Lala. Berdasarkan pengalaman, Lala adalah tipe wanita yang sangat pandai mengomel, dan dia tidak berniat mendengarkan omelan Lala dalam kurun pertemuan mereka kembali yang baru sebentar ini.  Tak berapa lama Lili datang dengan tas berisi pakaian miliknya. 

"Kalau udah beres aku tunggu di rooftop, kita lanjutin acara makan bareng yang kacau diantara kalian tadi. Kasih tahu Lala juga." ucap Lili sebelum kembali menutup pintu.

Butuh 15 menit hingga akhirnya Lala keluar dari kamar mandi. Ibu satu anak itu keluar hanya menggunakan kimono mandi dengan rambut yang di tutupi handuk. Lala memang kadang tidak berperasaan, bagaimana tidak dia mandi hingga keramas rambut, padahal seseorang sedang menunggu giliran masuk kamar mandi dalam posisi berdiri dan pakaian basah. Selain tidak berperasaan, Lala juga tidak pengertian. Sepertinya dia lupa meskipun Arian pernah jadi setengah matang, pada dasarnya Arian tetaplah laki-laki. Seorang pria di hadapkan dengan wanita berkimono mandi dan rambut di gelung handuk, bukanlah sesuatu yang bisa diatasai dengan pikiran normal.

"Ngapa lo, liatin gue gitu amat?" tanya Lala heran dengan tatapan tidak biasa Arian.

"Iya...iya...gue minta maaf karena kelamaan di kamar mandi abisnya lengket banget sih tadi." Ucap Lala lagi.

"Itu..." Ucap Arian mendadak tidak bisa bicara dengan benar.

"Itu apa?" tanya Lala.

"Tadi..."

"Tadi apa?" tanya Lala tidak sabar karena lagi-lagi Arian tidak melanjutkan ucapannya, mata pria itu malah terlihat semakin tidak fokus.

"Arian..." Panggil Lala, tapi pria itu malah segera berlari ke kamar mandi.

"Ck, heran, anehnya gak ilang-ilang padahal udah tua juga." komentar Lala cuek.

Wanita itu tidak ambil pusing dan memilih bersiap untuk mengganti baju juga mengeringkan rambut. Peralatan Lala di ruangan ini tidak terlalu lengkap, jadi dia harus puas hanya menggunakan pelembab dan lipgloss saja. Baju Lala di ruangan ini juga hanya berupa baju santai sehari-hari, jadilah dia harus puas hanya mengenakan terusan selutut berbahan kaos berlengan 3/4. Rambut panjangnya yang baru setengah kering hanya di cepol biasa.

Setelah selesai dengan dandanan seadanya, Lala mencari Lili dan mendapati temannya sedang menyiapkan makan siang untuk mereka bertiga di rooftop. Melupakan apa yang terjadi beberapa menit lalu, setelah Arian datang dengan pakaian santainya, mereka beralih pada bahasan lain. 3 orang yang 10 tahun lalu berstatus sahabat itu, membicarakan keseharian mereka selama berpisah. Kali ini Arian tidak menceritakan sesuatu yang memancing emosi. Baik Arian, Lala maupun Lili, hanya membicarakan hal-hal remeh menemani acara makan siang mereka yang terlalu sering karena drama tidak penting Arian-Lala.

Cerita-cerita kecil dan lucu terus berputar, hingga cerita Lili putus dengan Morega karena Morega menikahi wanita lainpun, terdengar seperti cerita yang ringan. Bahkan ketiganya sempat mengumpati Morega berjamaah diikuti tawa mereka.

"Jadi rencana kalian setelah ini bagaimana?" tanya Lili setelah beberapa menit ketiganya saling diam karena bingung harus membicarakan apa lagi.

Kedua lawan bicaranya bertukar pandang tidak mengerti. Seingatnya obrolan terakhir mereka tentang kabar guru mereka dulu, kenapa tiba-tiba bertanya soal rencana.

"Maksudku, apa kalian akan menikah kembali?" tanya Lili hati-hati, tapi sukses membuat pasangan di depannya tersedak berjamaah.


hai..hai...

Yang menunggu Lala dan Lili monggo segera di baca...



10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang