11. Adrian Si Koki

13.6K 1.9K 11
                                    

Lala memarkirkan mobilnya di garasi rumah, dia melirik ke arah  belakang dan melihat Brian yang masih terlelap. Adu jotos dengan temannya sepertinya membuat anak itu mengantuk. Setelah mengantarkan ibu gurunya Brian kembali ke sekolah dan mengantarkan temannya Brian, sepanjang perjalanan Brian menutup matanya. Selain mengantuk sepertinya Brian juga menghindar dari omelan Lala. Sebagai ibu tentu saja Lala sangat gatal ingin mengomeli Brian karena bertengkar di sekolah. Apapun masalahnya, Lala ingin Brian belajar untuk mengendalikan emosi hingga tidak berakhir sampai adu jotos. Lala rasa semua ibu pasti berharap begitu, tidak ada yang suka jika anaknya mencari masalah apalagi hingga terlibat baku hantam di sekolah.

Tadinya Lala akan membangunkan Brian, tapi melihat betapa manisnya wajah Brian saat tidur dia menjadi tidak tega. Lala keluar dari mobil tapi tidak mematikan AC dan mesin mobilnya. Dia akan membiarkan Brian bangun dengan sendirinya karena tidak mungkin memindahkan Brian ke kamarnya. Brian sudah berusia 10 tahun, mana kuat dia menggendong putranya.

"Hai La sudah pulang?" Tanya seseorang saat Lala memasuki dapur.

"Lah, pada ngapain pada di dapur nih?" Tanya Lala pada Lili yang terlihat asing dengan apron yang digunakannya. Karena biasanya si bibi dengan berat badan sedikit berlebihlah pemilik apron itu. Matanya menangkap tubuh tegap seseorang yang sedang sibuk didepan kompor, tak jauh dari tempat Lili berdiri.

"Kita lagi bikin kereasi masakan baru." Jawab Lili, wanita itu menepuk pria disebelahnya.

"La, kenalin dia Adrian, Adrian itu bos besar kita ibu Lala." Ucap Lili.

"Adrian? Ah Zulfi Adriansyah anak yang dibawa pak Tito kan?" Tanya Lala mengingat pria muda itu.

Lala memperhatikan Adrian yang terlihat malu-malu mendengar ucapannya. 7 tahun lalu pak Tito memperkenalkan Adrian untuk ikut bekerja di tambak. Setelah Lala membuka Lele goreng Lala, Adrian pindah bantu-bantu di dapur. Seingat Lala, dulu Adrian hanyalah anak muda dengan perawakan kurus dan dekil. Lala memperkerjakan anak itu karena kasihan, Adrian kehilangan ayahnya, ibunya sakit-sakitan dan ada dua adik yang harus dia tanggung biayanya. 7 tahun lalu, Adrian hanyalah anak yang masih duduk di bangku SMA. Adrian sekarang yang berdiri dihadapannya adalah seorang pria dengan perwakan gagah dan tentu saja bersih. Sudah lama sejak Lala terakhir bertemu dengan Adrian karena Lala jarang turun langsung melihat ke dapur. Lala memang menerima laporan langsung perkembangan semua usahanya. Hanya saja dia tidak benar-benar langsung mengurus semua pegawainya, kecuali jika diperlukan dia turun tangan. Seperti memecat pegawai dengan kinerja buruk atau pegawai yang tidak jujur. Dan memilih pegawai baru atas rekomendasi Winny.

Winny adalah orang yang dipercaya Lala mengawasi bagian kepegawaian. Winny adalah anak sulung pak Umar, sejak zaman anak itu masih sekolah, dia sudah sering bantu-bantu, sehingga Lala percaya padanya. Winny juga yang mengurus semua gaji karyawan dan penempatan karyawan. Lala hanya sesekali menyapa  karyawan jika datang ke Lele goreng Lala. Atau di acara besar seperti ulang tahun resto dan lebaran idul Adha.

"Ah iya mbak Lala masih ingat saya?" Tanya Adrian sedikit salah tingkah.

"Apa kabar kamu? Lama banget kita gak ketemu yah." Ucap Lala meraih kursi bar dapur dan duduk disana agar bicara lebih rileks.

"Iya mbak, Winny ah maksud saya bu Winny..."

"Santai aja, si Winny juga pasti ngamuk di panggil ibu sama orang yang seumuran sama dia." Ucap Lala sesantai mungkin, agar Adrian tidak kikuk bicara dengannya.

"Ah, iya, Winny mengirim saya ke semua cabang untuk mencocokan resep agar semua cabang memiliki cita rasa yang sama. Saya baru kembali dan ditempatkan di cabang Sudirman. Kata Winny nanti kalau yang pusat sudah selesai renovasi saya kembali ke pusat." Ucap Angga.

10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang