28. Suara Hati Sang Mantan

17.3K 2.2K 60
                                    

"Nah lo ngapa mewek lagi?" Tanya Lala heran karena mata Arian sudah berembun lagi. Sejak mereka masih berteman di masa lampau, air mata Arian memang murahan. Lebih dari 10 tahun berlalu, air mata Arian ternyata masih sama murahnya.

"Aku..."

"Nangisnya bisa di tunda dulu? Brian harus ke sekolah sekarang." Ucap Lala memotong ucapan Arian.

"Aku..."

"Aku apa lagi?" Tanya Lala tidak santai. Niat Ibu satu anak itu untuk memanaskan mobil tertunda lagi.

"Aku ikut mengantar Brian." Jawab Arian pelan.

"Kan udah gue bilang..."

"Gak ada yang tahu kok kalau aku sauminya almarhum Naura, lagipula..."

"Stop...okay, lo boleh ikut, tapi keluarin dulu mobil lo, mobil gue mau keluar."

"Pakai mobil aku saja." Tawar Arian.

"Gue banyak urusan abis nganterin Brian, jadi..."

"Aku akan menemani kamu seharian ini." Ucap Arian cepat.

"Kagak mau gue, lo...."

"Mom, Brian sudah siap." Teriakan Brian dari dalam membuat ucapan Lala terpotong.

"Gue..."

"Brian udah bawain tas mommy sekalian." Teriak Brian lagi dari dalam dan lagi-lagi memotong ucapan Lala.

"Gue...."

"Mom, kenapa garasinya belum dibuka. Mom dimana?" Teriakan Brian lagi-lagi memotong ucapan Lala.

"Mom..." terikan Brian kembali terdengar.

"Keluar Brian, gak usah pake teriak-teriak." Ucap Lala balas meneriaki putranya. Teriakan ibu dan anak itu sukses membuat Arian mengerejap cepat karena kaget. Arian mengenal Lala sejak masa sekolah, dia tidak tahu wanita itu sangat hobi berteriak seperti itu. Dan bagaimana mungkin anaknya juga meniru cara berteriak Lala sebagai sarana komunikasi.

Brian menuruti perintah ibunya, anak itu keluar dari rumah. Brian menghentikan langkahnya ketika ayahnya juga ada di sana.

"Pagi, Brian, hari ini papa juga ingin ikut mengantar Brian sekolah." Ucap  Arian menyapa putranya.

"Tidak apa-apa kan, papa ikut mengantar Brian?" Tanya Arian penuh harap pada putranya yang hanya diam saja diambang pintu. Bahkan dengan kurang ajarnya Arian melewati Lala begitu saja untuk menuju putranya.

Lala memutar bola matanya melihat tingkah drama Arian. Come on, mereka hanya mengantar Brian ke sekolah, jam 4 sore nanti Brian juga sudah sampai rumah lagi. Gayanya Arian seperti akan mengantar anaknya ke medan perang saja, pake peluk-pelukan segala. Tunggu dulu, Arian memeluk Brian dan menciumi puncak kepala putranya? Alarm bahaya langsung berbunyi di telinga Lala, dulu Brian lebih ganas mendekati pria tampan nan rupawan dari pada Lili. Ini berbahaya, jangan sampai anaknya jadi korban Arian.

"Arian stop... lepasin anak gue..." teriak Lala lamgsung memisahkan ayah dan anak itu secara brutal. Lala menyembunyikan Brian di balik punggungnya.

"Jangan macam-macam yah, eling Arian, Brian anak gue, anak lo juga." Ucap Lala dramatic.

"Ish, mommy kenapa sih?" Tanya Brian heran.

"Buruan kita berangkat sekarang, Brian  keburu telat nanti." Ucap Brian karena ibu dan ayahnya malah saling tukar pandang seolah bicara lewat mata mereka.

"Ayo kita berangkat sekarang, pake mobil papa aja." Ucap Arian dengan senyum kemenangan yang dia tujukan pada Lala.

****************

10 YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang