1

18.1K 1K 73
                                    

Yeji POV

Hari ini aku dianugerahi dua kabar, yaitu kabar buruk dan kabar baik. Kita mulai dari yang baik terlebih dulu. Jadi hari ini aku, Hwang Yeji, resmi naik jabatan sebagai manajer pemasaran. Yuhuu! Setelah penantian dan kerja keras selama 3 tahun akhirnya saat yang aku tunggu ini datang juga. Aku berambisi meraih jabatan itu karena aku sedang menyicil mobil dan menabung sedikit-sedikit untuk membeli tanah. Entah tanah itu akan dibuat apa nanti, yang penting punya saja dulu sebagai investasi, ya 'kan? Hitung-hitung bisa menjadi tambahan pemasukan untuk tabungan masa depan.

Kabar buruknya, CEO/bos perusahaan tempat aku bekerja, Tuan Choi mengundurkan diri dari jabatan karena ingin "istirahat" dengan keliling dunia. Karyawan di perusahaan ini menangis semua sebab beliau merupakan orang yang benar-benar baik dan bersahaja. Pokoknya yang terbaik! Di sisi lain kami merasa haru beliau akhirnya sadar ia perlu istirahat dan menikmati apa yang sudah ia capai. Kami tentu saja akan sangat merindukannya.

Omong-omong beliau belum memberi tahu kapan ia akan kembali dan siapa penggantinya selama ia pergi.


■■■■■


Setelah 3 minggu, akhirnya kami mendapat kabar siapa pengganti Tuan Choi. Tidak lain dan tidak bukan adalah anaknya sendiri. Namun, kami tidak tahu siapa namanya, jenis kelaminnya, dan bagaimana rupanya.

Walaupun Tuan Choi ramah dan baik, kami tidak tahu menahu soal keluarga beliau. Hmm...

Belum ada kepastian kapan penggantinya ini akan mulai bekerja. Muncul saja belum. Baru terdengar gossip sana-sini saja. Aku tidak terlalu ambil pusing karena tugasku menumpuk!

Naik jabatan tidak selalu menyenangkan hahaha...

Oh ya, beruntungnya teman dekatku dipindah ke satu divisi yang sama sepertiku yaitu divisi marketing. Temanku itu bernama Shin Ryujin. Dia juga naik jabatan menjadi kepala divisi jadi kalau ada laporan divisi aku tidak perlu formal-formal amat.

"Ji, ngelamun melulu deh!"

Lamunanku buyar seketika setelah mendengar suara pekikan tepat di samping telingaku. Siapa lagi yang berani memanggil atasannya dengan nama asli tanpa embel-embel, tidak sopan pula, selain seorang Shin Ryujin?

"Datang-datang berisik. Ketuk dulu kek, apa kek. Ada apa sih, Jin?"

Ryujin duduk di kursi yang tersedia di depan meja kerjaku. "Udah ya. Kamu aja yang terlalu sibuk sama duniamu sendiri. Btw, bos baru kita sebentar lagi sampai."

"Hah? Tahu darimana kamu?"

"Biasa, gossip. Tapi kayaknya betulan soalnya tadi aku lihat receptionist lagi mondar-mandir. Sebentar lagi juga pasti kamu ditelepon dan disuruh datang untuk rapat atau semacamnya--"

KRRIINGGG!!!

Telepon berdering. Perasaanku berkata omongan Ryujin memang benar. Aku angkat teleponnya, mendengarkan dengan seksama sambil manggut-manggut, sesekali mengiyakan orang di ujung sana. Aku menghela napas setelah menutup telepon.

"Benar katamu, jin. Aku pergi dulu ya ke ruang meeting."

"Benar 'kan apa kataku. Ya udah, bro. Good luck!"

Ryujin menepuk pundakku beberapa kali lalu kita keluar ruangan bersama. Di ruang meeting, aku dan beberapa karyawan segera memulai rapat. Kami membahas tentang pencapaian perusahaan selama ini, proyek apa saja yang sedang dikerjakan, dana perusahaan, dll. Sebenarnya ini semacam review singkat karena atasan berkata kami akan melaporkan ini semua setelah bos baru datang. Atasan juga berkata kami tidak boleh lalai saat presentasi nanti sebab perusahaan kita dalam kondisi vacuum of power selama kurang lebih sebulan dan tentunya akan menimbulkan banyak pertanyaan bagi bos baru ini (walaupun begitu keadaannya, tetap ada orang kepercayaan Tuan Choi yang memantau selama jabatan CEO kosong. Hanya saja kami tidak tahu siapa).

BossyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang