4.5

8.1K 810 372
                                    

Perut penuh dengan ramen hangat nan sedap, rebahan pada sofa empuk, gemericik air hujan terdengar samar, selimut tebal pemberian nenek menyelimuti separuh badan, dan suara orang bercakap-cakap dalam volume kecil di dalam kotak berwarna sungguh sempurna untuk seseorang yang sedang melepas penat.

Sebuah getaran di atas sofa mengalihkan perhatian Yeji. Ada satu pesan baru masuk.

Boss(y)
Kamis, 18 Januari 20XX.
20.21.

Apartemen SKYVILLE blok A Lt. 102 no. 1024, distrik Gangnam.


Kesempurnaan yang hanya sesaat itu harus berakhir. Menyelesaikan hari pertamanya sebagai asisten pribadi seorang Choi Julia sudah terlaksana tetapi pekerjaan tetaplah pekerjaan. Bos adalah paduka, asisten pribadi adalah pelayan. Siapa yang mau kehilangan pekerjaan begitu saja? Ya, untuk saat ini cukup bertahan.

Lusa, tinggal dua hari lagi. Tidak lama. Tidak lama lagi sampai weekend tiba dan ia bisa bersantai seharian.

Yeji memilah-milah baju yang akan ia bawa untuk perjalanan bisnis besok. Satu tas koper berukuran kecil cukup memuat semuanya. Segala urusan tentang pakaian telah rampung, ia lanjutkan dengan pergi mandi. Mandi dengan air hangat dan sabun beraroma aromatherapy pasti menyenangkan. Ia tidak khawatir dikejar waktu. Lagipula tidak ada perintah untuk cepat-cepat dalam pesan yang dikirim bosnya.

Mobil sedan putih meluncur di jalanan yang lengang. Putaran roda-rodanya menggerus aliran air di permukaan aspal. Di cuaca seperti ini memang membuat malas bepergian. Satu, dua mobil saja yang lewat. Alunan musik kpop dari grup idola yang baru saja debut mengiringi perjalanan.

Kenapa bos cuma nyuruh aku yang nginep di rumahnya? Padahal dia bilang Yuna sama aku yang ikut. Hm...

Apartemen di distrik Gangnam memang glamour dan elit. Yeji menganga memasuki kompleks apartemen yang dimaksud bosnya. Gedung blok A merupakan yang paling dekat dengan pintu masuk. Sepertinya juga yang paling megah di antara blok-blok lain. Sesuai untuk seorang CEO perusahaan ternama.

Interior di dalam gedung tak kalah elit. Lampu kristal raksasa menggantung di ruangan luas tempat resepsionis dan lobby berada. Dinding-dinding dan lantai dibalut batu marmer mengilat. Jajaran lift berwarna emas sibuk naik-turun. Ada pula tangga di sudut ruangan bagi mereka yang ingin hidup sehat atau lantai ruangannya tidak terlalu jauh dari lantai dasar. Pun bisa jadi untuk tangga darurat atau sekadar pemanis. Yang jelas apartemen ini sangat berbeda kelas dengan miliknya di pinggiran kota Seoul.

Pintu bernomor 1024 memiliki daun pintu kembar. Menambah takjub. Tidak seperti pintu apartemen pada umumnya yang memiliki satu pintu. Yeji menekan bel sekali, berharap tidak perlu menunggu lama.

Harapannya benar terkabul. Dari balik salah satu pintu muncul batang hidung yang kecil. Tidak lain dan tidak bukan adalah milik bos. Seperti biasa, nona Julia menatapnya datar. Kali ini, memerhatikannya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Apa pakaian aku kelihatan terlalu biasa untuk masuk apartemen mewah?

"Masuklah."

Si bos membiarkan rambutnya tergerai, mengenakan sweater berwarna putih tulang yang agak kebesaran, dan celana gombrong katun berwarna hitam. Penampilan yang kasual dan terkesan santai, sedikit mengubah imej seorang nona Julia di mata Yeji. Ya, dia masih terlihat serius namun nona Julia yang ini terlihat imut.

Imut karena tinggi badannya yang lebih pendek dari Yeji tidak tertutup sepatu hak seperti di kantor. Dari ukuran badan juga nona Julia terlihat lebih kecil.

Tanpa sadar, Yeji terkikik.

Dia emang the big boss tapi sebenarnya I'm the big one here.

BossyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang