Menginjak pedal gas kuat-kuat, melaju menyalip kendaraan lainnya, Yeji tidak peduli lagi dengan jarum pada speedometer yang melewati kecepatan rata-rata. Setelah memberitahu Yuna, Ryujin, dan Chaeryeong bahwa ia sudah menemukan Lia, ia bergegas mencari rumah sakit terdekat. Jarak yang harus ditempuh sekitar dua kilometer. Sesekali ia melirik Lia yang wajahnya memerah dan napasnya menjadi berat. Mendecak kesal sebab mobilnya terasa lambat.
Sesampainya di rumah sakit, tim dari instalasi gawat darurat segera menangani Lia. Hampir satu jam Yeji menunggu ketiga orang yang ikut berpencar bersamanya mencari Lia sampai di rumah sakit.
"Kak Yeji!"
Yuna dengan air mata membanjiri pipinya merangsek masuk ke dalam koridor rumah sakit, memeluk Yeji yang sedang duduk di salah satu bangku panjang. Tidak lama kemudian, Chaeryeong dan Ryujin datang, berjalan pelan beriringan dengan wajah letih. Yeji tersenyum sendu sambil mengelus-elus punggung Yuna.
"Yo."
"Duduk sini."
"Apa yang terjadi sama bos? Gimana ceritanya kamu bisa nemuin bos?"
Ryujin bertanya setelah mereka semua sudah duduk."Aku nemuin bos di jembatan Paldang lagi berdiri di pinggir jembatan. Waktu aku samperin, ternyata dia lagi ngelempar ponselnya. Awalnya dia nggak mau aku ajak pulang tapi setelah aku berhasil bikin suasana hatinya membaik, akhirnya dia mau cerita masalahnya. Terus waktu kita jabat tangan aku ngerasain tangannya panas banget. Habis itu dia tiba-tiba pingsan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bossy
Fanfiction"...panggil saya nona Julia." Gaji besar sebanding kerja bersama bos seperti nona Julia? Masih muda dan cantik, tapi Yeji ragu dengan sikapnya yang sulit dikompromi. Bertahan atau berhenti? Atau pilihan ketiga: memahami bosnya itu dan cari titik lem...