Semakin hari perasaan yang Yeji miliki terhadap Lia semakin tumbuh. Tidak dapat dipungkiri ia sudah jatuh cinta, benar seperti kata sahabatnya. Walaupun ada perasaan rahasia terselip di antara keseharian mereka, ia tetap bersikap profesional selama di kantor, berbeda cerita jika di luar tempat kerja. Perkembangan hubungan mereka juga meningkat drastis. Mereka lebih sering pergi berdua, Lia sudah tidak menahan diri lagi, sisi lain Lia di samping imej seorang bos besar semakin tampak. Bercanda pun menjadi hal lumrah setiap saat.
Yah, walau kadang-kadang Yeji masih susah membedakan kapan Lia sedang bercanda atau sedang serius, terutama saat di kantor karena harus mengutamakan profesionalitas. Ia menjadi ragu apakah candaan yang satu itu sudah di luar batas. Bagaimana kalau suasana hati Lia sedang buruk?
Terlanjur. Harus siap-siap disuruh yang aneh-aneh deh...
Langkahnya membawa ia sampai di depan ruangan lantai 72 yang entah kenapa berubah mencekam. Yuna keluar dari ruangan itu dengan senyum silaunya yang sedikit membantu memberi pencerahan di antara aura-aura gelap yang menyelubungi sekitarnya."Yow kak Yeji kenapa mukanya jadi jelek suram kayak gitu yo yo yo."
Anak itu nge-rap?
"Bos ada di dalam 'kan?"
"Kacang mahal."
"Nggak kenapa-kenapa, Yun. Cuma sedikit capek." Yeji berbohong karena malas menceritakan kekhawatirannya dan malas ditanya macam-macam oleh si rambut pirang.
"Ada kok. Selalu dia mah. Eh, kecuali kalau pipis sama berak sih."
"Astaga sopan sedikit dong, kamu ini. Harusnya bilang buang air kecil sama buang air besar."
Yuna hanya mengedikkan bahu sambil memasang muka aneh lalu pergi begitu saja ke ruangannya. Memang benar, memberi nasihat pada wanita (anak kecil) itu susah.
Lia sedang fokus mengetik di papan ketik laptop saat Yeji masuk. Ekspresi wajahnya normal, sih...
Tapi pepatah berkata: suasana selalu tenang sebelum badai menghadang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bossy
Fanfiction"...panggil saya nona Julia." Gaji besar sebanding kerja bersama bos seperti nona Julia? Masih muda dan cantik, tapi Yeji ragu dengan sikapnya yang sulit dikompromi. Bertahan atau berhenti? Atau pilihan ketiga: memahami bosnya itu dan cari titik lem...