Extra

5.8K 418 325
                                    


Tiga tahun telah berlalu. Banyak hal telah berubah selama rentang waktu tersebut. Dimulai dari kehidupan sahabat sejati Hwang Yeji yakni Shin Ryujin. Ryujin membuktikan dirinya berkompeten bekerja di Sky Living Group cabang utama di Korea Selatan, di mana Lia sendiri yang menaunginya. Selama lebih dari dua tahun menjabat sebagai kepala divisi marketing akhirnya Ryujin mendapat kenaikan jabatan menjadi kepala manajer. Ya, pemimpin dari semua manajer dari seluruh divisi.

"Kayaknya kamu emang ditakdirkan jadi kepala, ya. Sebelumnya kepala divisi, sekarang kepala manajer." Yeji berceletuk saat Ryujin mengundangnya juga Lia; tak lupa mengundang Yuna dan tentu saja kekasihnya sendiri yaitu Chaeryeong dalam selebrasi kecil-kecilan untuk merayakan keberhasilannya mendapatkan promosi.

"Iya lah. Selanjutnya aku siap kok jadi kepala keluarga."

Ryujin mengedipkan mata ke arah Chaeryeong. Yang diberikan kedipan hanya memutar bola mata malas sebab tahu Ryujin pasti hanya bergurau. Lagipula mulut Ryujin itu semanis gula dan sehalus kapas jadi Chaeryeong malas sekali menanggapinya serius. Walaupun dalam lubuk hati terdalam sebenarnya ia sangat gugup, kaget, bahagia bercampur menjadi satu.

Salah satu kelebihan Ryujin adalah membuat Chaeryeong suka lupa cara berlisan.

"Ditakdirkan jadi kepala, asal kak Ryujin jangan jadi kepala batu aja."

Itu Yuna yang berbicara. Seketika semuanya diam. Takdir menjadi seorang maknae adalah bebas mem-bully dan bebas di-bully. Baru lah saat Yuna memberengut mereka berempat yang lebih tua darinya tergelak. Alhasil si "anak bungsu" mencibir dengan pelan, merasa dunia tidak adil, dan juga mempertanyakan eksistensinya di tempat itu yang secara tidak langsung menjadi "nyamuk" bagi dua pasang sejoli.

Usai acara makan-makan sekaligus berkumpul itu Chaeryeong diantar pulang oleh Ryujin. Di dalam mobil keduanya tidak bersuara, bahkan hingga tiba di kediaman megah keluarga Lee. Di depan pintu utama, seperti biasa Ryujin turun dari mobil lebih dulu untuk membukakan pintu kursi penumpang di depan, yang mana ada Chaeryeong di dalamnya. Setelah kekasihnya itu turun dari mobil, ia dapat melihat wajah pujaan hatinya yang terlihat murung.

Tiba-tiba air mata berkumpul di pelupuk mata Chaeryeong. Bagaimana reaksi Ryujin? Sudah biasa. Memang kekasihnya itu seseorang yang sensitif.

Ryujin mengusap aliran air mata yang berhasil lolos. "Cengeng banget sih ditinggal dinas seminggu. Sekarang 'kan aku udah di sini."

"Ya kamu nggak ngurangin kangennya. Jarang teleponan, jarang chat. Nggak punya hati banget sih!"

"Iya lah," Ryujin tersenyum. "Itu karena kamu udah nyolong hati aku."

Lagi-lagi oknum Shin Ryujin membuat lidah seorang Lee Chaeryeong kelu. Ryujin mengusap rambut panjang kecoklatan Chaeryeong sambil memeluknya erat.

"Maaf ya mon chérie. Aku tahu si bos ngasih aku ujian waktu dinas itu buat lihat kemampuan aku. Selama dinas aku fokus makanya jadi jarang hubungin kamu. Maaf sekali lagi."

Seorang Lee Chaeryeong adalah perempuan yang bisa dibilang cukup sabar. Ia jarang merengek kecuali jika ia khawatir dan/atau belahan hatinya sudah terlalu lama tidak berkabar. Itu sebabnya tidak butuh banyak memohon atau penjelasan sampai mulut berbusa untuk dimaafkan. Ryujin sungguh beruntung.

Lain cerita dengan sahabatnya, Hwang Yeji dan kisah cintanya dengan Choi "Julia" Jisu.

Dari sini kita akan melihat cerita mereka lagi setelah beberapa tahun bersama dan melihat adakah perubahan yang terjadi di antara mereka?





■■■■■






"Jisu, sorry banget banget telat. Rapatnya diperpanjang gara-gara klien tadi ribet. Kamu udah makan?"

BossyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang