04 ~ You are mine

6.4K 491 14
                                    

"Kenapa diam? apa sekarang kamu tidak bisa bicara lagi, hm?". ujar mean dengan memperlihatkan senyum smirknya yang membuat tubuh plan bergetar.
"Apa perlu bantuanku untuk memandikanmu?". sambung nya.

"Ti..tidak! pergilah, aku bisa mandi sendiri! tanpa bantuan dari mu". tolak plan dengan mendorong tubuh mean agar menjauh dari nya.

"Benarkah?". tanya mean dengan sedikit menaikan alisnya.

"Ya..ya!". jawab plan terbata-bata karena gugup.

"Baiklah, aku memberimu waktu 30 menit untuk mandi dan bersiap-siap! lalu setelah itu kita sarapan".

Belum sempat plan protes, mean langsung melanjutkan ucapannya dengan nada memerintah.

"Jika sampai terlambat, lihatlah apa yang akan aku lakukan padamu! dan juga aku tidak benci penolakan!".

'Kurasa orang ini memang gila!'. rutuk plan dalam hati.

Setelah berucap begitu, mean segera keluar dan menutup pintu dengan perlahan.

Plan hanya bisa menghela nafasnya berat karena sikap pria yang baru ia temui beberapa hari yang lalu.

.

.

30 menit berlalu.

Plan sudah siap dan diapun pergi Ke ruang makan menggunakan kursi roda.

Karena holenya masih sangat sakit untuk berjalan, bahkan dudukpun ia merasa sakit namun masih bisa di tahan.

Plan terkejut saat melihat di meja makan ada sekitar 3 orang yang tidak ia kenal duduk bersama dengan mean juga anaknya.

"Aku fikir kamu tidak akan datang!". ujar mean dengan menatap sosok pemuda manis di depannya.

"Ba..bagaiman bisa kamu berpikir aku tidak akan datang? padahal jelas-jelas tadi kamu mengancamku!".

"Aku mengancam mu? kapan? aku tidak ingat!". ujar mean masih terus menatap membuat plan sedikit risih.
"Kenapa diam? apa kamu tidak bisa bicara?". lanjutnya dengan mendeatglare kearah plan.

Apa-apaan tatapan itu? melihatnya saja membuatku merinding!. batin plan.

"Jangan seperti itu mean! kamu membuatnya takut". ujar ibunya mean memarahi tingkah dan ucapan anak sulungnya itu.

"A..aku tidak takut kok tante!". dusta plan agar masih terlihat sedikit 'maco'.

Tapi bukan 'maco' yang mereka lihat malahan takut dan manis yang terlihat di wajah pemuda bername tag plan itu.

Semua orang yang berada di meja makan tertawa saat mendengar penuturan plan, karena belum pernah ada yang berani memperlihatkan keberanian pada mean, sampai seperti itu.

Walau bagi mereka sangat terlihat jelas ketakutan di mata pemuda berkulit putih nan mulus.

"Sini nak duduk dekat dengan ibu, dini kamu pindah di kursi Sana!". ucap nyonya besar keluarga phiravich.

"Ta..tapi maaf tante, a..aku tidak bisa jalan! karena__". plan tidak melanjutkan ucapannya karena malu jika mereka mengetahui dia sudah tidak perjaka lagi.

Ibu mean segera menghadap ke arah mean dan memberi tatapan mematikan, namun mean biasa saja.
malahan dia terus fokus melihat pemuda yang tengah duduk di kursi roda dengan Rona merah tercetak jelas di pipinya.

"Ehh?". teriak plan kaget, saat tubuhnya telah di angkat.

"Jangan teriak! kamu akan membuat telingaku jadi tuli karena suara milikmu itu!". ujar mean santai dan segera menaruh plan di tempat duduk bersebelahan dengan nya juga ibunya.

Mommy CantracTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang