23 ~ new person

4.4K 346 60
                                    

Plan terbangun dari tidurnya yang lumayan panjang.

Air matanya mengalir begitu saja, tangan nya memeluk erat perut yang dulunya pernah ada sebuah janin yang bahkan belum lahir ke dunia ini tapi sudah di renggut paksa oleh orang yang ia panggil dengan sebutan kakak.

Perasaan bersalah muncul di dalam lubuk hatinya saat ia tahu, bahwa mean adalah suaminya.

"Hikss". tangis plan pecah ia memukul-mukul dadanya karena merasa sesak.

"Kenapa rasanya sangat sakit, hiksss".

Ceklekk.

Pintu terbuka dengan perlahan.

"Plan, kamu kenapa sayang?". tanya nyonya phiravich panik saat melihat menantu kesayangan nya tengah menangis dan memukul-mukul dirinya sendiri seperti orang gila.

Dengan cepat ia berlari keluar ruangan dan memanggil dokter untuk memeriksa keadaan sang menantu.

Tak lupa juga ia menelfon anaknya mean. namun tak kunjung di angkat, terpaksa ia menelfon perth sebagai pengawal hy

Drtt..drtt..

"Halo nyonya besar, saya perth. tuan mean sedang memberikan hukuman pada orang yang mencela__".

"Bilang pada mean bahwa istrinya sedang mengamuk di sini".

"Apa? baiklah, nyonya saya akan menyampaikan pesan ini ke tuan secepatnya".

"Terimakasih".

Setelah itu sambungan telefon terputus.

Perth berlari kearah tuan nya dan memberitahu berita besar mengenai kondisi sang nyonya.

"Ada apa perth? kenapa kamu berlari seperti itu?".

"Nyonya besar tadi menelfon, dan mengatakan bahwa nyonya plan sudah sadar dan sekarang tengah mengamuk di rumah sakit". lapor perth membuat mean melepaskan pisau yang telah ia tancapkan pada perut perempuan yang sudah membuat istrinya harus masuk kerumah sakit.

"Perth siapkan helikopter sekarang juga!". perintah mean cepat membuat perth menganggukkan kepalanya.

"Baik tuan". jawab perth cepat dan berlalu meninggalkan perempuan itu dengan keadaan yang sungguh mengenaskan.

"Kalian bisa menyetubuhinya hingga ia mati!". ucap mean dengan nada datar, membuat beberapa pengawalnya langsung membopong tubuh perempuan itu ke tempat yang lebih gelap dan sunyi.

.

Sesampainya di rumah sakit, mean segera turun dari helikopter pribadinya di atas gedung ruma sakit dengan cepat.

Sungguh perasaan tengah mengkhawatirkan istri mungil nya yang sedang mengamuk di dalam sana.

"Mean, akhirnya kamu kembali juga". ucap nyonya phiravich sambil memeluk tubuh anaknya.

"Apa yang terjadi bu?". tanya mean membuat ibunya mengehela nafas panjang.

"Tadi saat ibu masuk ke kamarnya, ibu melihatnya menangis sambil memukul-mukul dirinya sendiri, bahkan ia meremas perutnya dengan sangat erat. bahkan ia menggmamkan kata maaf padamu terus menerus". jelas nyonya phiravich membuat anaknya mengernyitkan dahinya tanda bingung dan khawatir yang berlebihan.

"Kamu tidak perlu khawatir, dokter sudah menanganinya dan sempat memberi suntikan penenang untuk nya! kita hanya perlu menunggu hingga ia siuman, dan menanyakan kenapa ia merasa sangat terpukul". sambung tuan phiravich membuat mean menolehkan kepalanya ke arah sang ayah.
"Dan juga ayah sempat mendengar ia meminta maaf karena tidak bisa menjaga bayinya dan tidak bisa mengenalimu". lanjut tuan phiravich membuat mean terdiam.

Mommy CantracTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang