05~Run away

5.8K 456 21
                                    

"Maafkan ibu nak plan! bukannya ibu tidak ingin membantumu keluar dari sini! tapi sifat anak ku mean itu beda! ibu tidak ingin ia menyakitimu lebih dari ini!".

"Tapi tante, jika aku bertahan di rumah ini. sama saja kalian menyiksaku dengan memintaku untuk tetap tinggal dengan anak kalian". ucap plan.

"Tante mohon terimalah mean, karena kamu sangat mirip sama wajah istrinya! nama kalian juga hampir sama, tapi bedanya itu kamu berjenis kelamin laki-laki!".

Plan menatap wajah nyonya phiravich dengan tatapan tidak percaya.

"A..apa maksud tante?".

"Maksud tante, tidak bisakah kamu menerima pernikahan mu dan mean!".

Plan cengo mendengar penuturan dari nyonya phiravich yang malah menginginkan pernikahan itu terjadi.

"Hah? tante aku tidak bisa, aku laki-laki dan anak tante juga laki-laki". ucap plan dengan segala tak kesetujuannya.

"Lalu kenapa jika kalian berdua laki-laki?". tanya nyonya phiravich.

"Karena kita itu sejenis, aku punya otong dia juga punya otong!". jawab plan jujur membuat nyonya phiravich tersenyum mendengarnya.

"Walaupun begitu kamu sudah di masukan oleh anak tante bukan?". tanya nyonya phiravich lagi membuat pemuda manis itu terdiam dan membulatkan matanya.

Plan tidak menjawab, ia terlalu malu untuk melanjutkan pembicaraan yang entah mengarah kemana.

Seharusnya tadi aku tidak perlu bilang tentang si 'otong'. kan malu kalau yang lain tau plan si pemuda ganteng yang selalu memikat hati para wanita cantik  jatuh pada pelukan laki-laki yang sudah punya anak, lalu pernah di masukan dengan berada di bawah! Oh shit, aku benci keadaan ku sekarang!. batin plan.

Setelah lama berdiam cuku lama, plan tersadar dari lamunannya saat melihat ada seorang wanita yang sudah agak tua dengan jas berwarna putih sedang berbicara sama nyonya phiravich.

Entah sejak kapan nyonya phiravich sudah berada di depan pintu menyambut wanita yang plan yakini adalah dokter.

Mereka mendekat kearah plan yang sedang berbaring di kasur king size milik mean.

"Selamat malam tuan plan!". ucap sang dokter lembut dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.

"Malam juga dok!". jawab plan santai.

"Perkenalkan saya dokter anda selama 3 hari kedepan, kamu juga bisa memanggilku dokter violet atau vio!". ujar sang dokter membuat plan membelalakan matanya.

"Tidak! hari ini aku akan pergi, jadi kamu tidak perlu merawatku!". tolak plan.

Dokter violet menatap nyonya phiravich dengan tatapan tanda tanya, namun dengan cepat ia mengulum senyum pada pemuda manis yang berada di depan nya.

Di periksa tubuh plan dengan perlahan dan teliti membuat plan merasa tak nyaman.

Setelah itu, dokter violet memberi sebuah kertas putih yang bertuliskan resep obat untuk plan.

.

.

Ruangan kerja ayahnya.

Mean sekarang tengah berdiri menatap ayahnya yang sedang membuka balikan kertas tebal di tangannya.

"Apa yang ingin ayah bicarakan?". tanya mean to the point, karena ia tipe orang yang tidak sabaran.

Tuan phiravich yang tadinya sedang membaca hasil laporan perusahaannya segera menaruh kertas itu di atas meja dan menatap wajah putranya.

Mommy CantracTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang