4. Bad meet

99.3K 3.5K 390
                                    

Perjalanan dimobil bersama Meta sungguh membuat Dave bosan. Pasalnya gadis itu terus bercerita panjang lebar dari timur ke barat tetapi Dave tidak menemukan hal yang bermutu sama sekali. Meskipun begitu Dave selalu menjadi pendengar yang baik.
Idaman bukan?

"Abang...abang, itu ada apaan sih?" celetuk Meta tiba-tiba dengan tangan menunjuk suatu arah.

Dave memicingkan matanya, memastikan penglihatan nya. Dia melihat seorang gadis sedang menenteng sepedanya diikuti dua orang pria berjaket kulit yang tampak berjalan sempoyongan, gadis itu terlihat pucat dan ketakutan.

Napasnya seketika terhenti melihat gadis yang nampak tak asing baginya, ya! Dia tampak seperti gadis penjual bunga itu, Dave menghentikan mobilnya cepat, membuatnya dan Meta sedikit terpentok kedepan.

"Kau tunggu disini, apapun yang terjadi jangan keluar mobil. Mengerti?"

Meta hanya mengangguk menanggapi ucapan Kakaknya, Dave melepas sabuk pengaman dengan cepat lalu berlari setelah keluar dari mobilnya.

"Neng ban sepedanya kenapa?" Tanya pria bertubuh tegap dengan tangan kanan menenteng botol alkohol.

Tak ada jawaban apapun dari Vana, ia mempercepat langkahnya menghindari tatapan mengerikan pria yang berada di belakangnya.

"Kempes ya ?" Celetuk pria yang satunya.

Pria itu menarik sepeda Vana dan membuat Vana menghentikan sepedanya "Maaf pak, bisa lepaskan sepeda saya?" Suara Vana terdengar pelan dengan tatapan menunduk.

"Cantik-cantik kok sombong sih," Pria itu kembali berujar dengan menyentuh dagu Vana.

Vana menepisnya kasar, "Jangan berani menyentuhku atau aku akan berteriak."

Gelak tawa terdengar dari kedua pria itu, "Kayaknya kita main kasar aja deh, Threesome boleh juga."

Mendengar hal itu membuat Vana merinding ditempatnya, ia tak ingin membuang waktu lama. Dengan cepat ia melepaskan sepedanya dan berlari menjauhi kedua pria itu.

Namun sialnya, tangannya lebih dahulu dicekal oleh salah satu pria itu.

"Lepaskan." Desis Vana tajam.

Kedua pria itu kembali tertawa, "Atau apa? Kau akan berteri-"

Brukkk

Ucapannya terhenti akibat tendangan keras pada punggungnya dan membuatnya meringis menahan nyeri.

"Kau mendengar nya? Dia bilang lepaskan!" ujar Dave dengan tatapan dinginnya pada pria yang meringis dibawahnya.

"Kurang ajar." Pria yang lain berusaha melayangkan pukulan namun dapat ditangkis dengan cepat oleh Dave.

Bughh

Dave memberikan bogeman mentah pada rahangnya sehingga terdengar suara retak disana.

Pyarr

Suara pecahan kaca terdengar nyaring di gendang telinganya.

"Davee!!!" Vana memekik dengan tubuh bergetar.

Darah segar mengalir pada dahi Dave, ia memutar tubuhnya menatap nyalang pria yang baru saja membenturkan botol alkohol ke kepalanya, "Brengsek!"

Dave meninju pria itu membabi buta, tentu saja pria itu membalas tinjuan Dave, meskipun Dave terlihat lebih banyak melayangkan pukulan.

Bughh

Pukulan lain mendarat di belakang punggungnya, membuat Dave terguling ke aspal.

Dave segera bangkit namun salah satu dari pria itu sudah memeganginya dan menjagalnya. Sedangkan salah satu yang lain melayangkan pukulan keras pada pipinya

Zrelost (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang