41.Wedding(17+) (END)

120K 2.1K 186
                                    

Sebuah pernikahan yang indah adalah saat kau akan selalu jatuh cinta untuk kesekian kalinya, pada orang yang sama.
***

Vana menghela napasnya kasar mengamati setiap detail pada gedung mewah dengan nuansa putih yang akan menjadi saksi dimana pernikahannya akan diadakan beberapa hari lagi. Ia menggaruk pelipisnya yang tidak gatal sebelum akhirnya menatap tajam laki-laki yang berdiri tepat di sebelahnya "Kau serius? Sederhana?"

Dave mangangguk mantap dengan raut puas setelah melihat dekorasi ruang pernikahannya yang terlihat seperti istana kerajaan "Terlalu sederhana ya?" Tanya Dave dengan tanpa dosa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dave mangangguk mantap dengan raut puas setelah melihat dekorasi ruang pernikahannya yang terlihat seperti istana kerajaan "Terlalu sederhana ya?" Tanya Dave dengan tanpa dosa.

"Gundulmu." Desis Vana kesal, sebenarnya Vana menginginkan pernikahan sederhana yang hanya dihadiri oleh kerabat dan orang-orang terdekat namun sepertinya Dave mengacaukan rencananya dengan hal sebaliknya "Ini terlalu mewah untuk pesta satu hari, Dave."

"Menurut ku tidak, aku bahkan berencana membuat pesta pernikahan selama tiga hari tiga malam di tiga negara yang berbeda tapi kau menawarnya menjadi satu hari jadi..." Dave terdiam lalu menarik napasnya dalam "Terima saja keadaannya sayang, sebentar lagi kau akan menjadi Mrs. Perwira."

Senyum dibibir Dave tersungging, hanya dalam hitungan hari dia akan memiliki Vana untuk selamanya, dia hanya perlu besabar selama itu untuk mewujudkan keinginannya membangun keluarga bersama Vana dan memamerkan rasa cintanya dihadapan anak-anaknya nanti.

**

Dave berjalan mondar-mandir di sebuah ruangan kecil dengan langkah gelisah. Ia sesekali melirik kearah ponselnya tanpa alasan yang jelas. Pernikahan yang selama ini ditunggu-tunggu olehnya akan berlangsung beberapa jam lagi tapi dia sudah nampak gelisah sejak tiga hari lalu.

Ia tidak tahu mengapa perasaannya mendadak gelisah dan khawatir padahal seharusnya dia menyambut hari ini dengan penuh sukacita. Hari yang sangat dinantikannya setelah berdebat beberapa hari dengan Vana mengenai keputusannya menikah lebih cepat sebelum anaknya lahir.

"Lo nggak capek mondar-mandir kayak kitiran gitu?" Celetuk Rangga yang sedari dari menemani Dave diruangan itu.

"Yang mau nikah beda." Sahur Raka lalu berjalan menghampiri Dave "Lo baik-baik saja?"

Dave menggeleng dan kembali berjalan dengan gelisah "Entahlah, ada apa denganku? Mengapa aku cemas dan takut seperti ini?"

"Mungkin lo takut ntar nikahan lo digrebek sama mantan-mantan terdahulu, secara dulu lo playboy kelas kakap." Celetuk Rangga yang semakin membuat Dave nervous.

"Kau sama sekali tidak membantu, lebih baik diam Rangga." Sinis Dave.

"Mungkin karena kau sadar kau tidak cukup baik untuk Vana." Dave kembali menghembuskan napas lelah setelah mendengar jawaban menyebalkan dari seseorang yang berada di ujung pintu.

"Diamlah Leon, aku tidak ingin mencari masalah dihari pernikahanku."

"Kenapa kau nervous sekali, apa kau mau aku gantikan?" Canda Leon.

Zrelost (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang