21. I love you more (17+)

121K 2.2K 208
                                    


Vana bergedik merasakan dingin AC yang mendominasi ruangan, dia menguap sambil menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya dari dingin nya suhu ruangan. Ia sedang tertidur di kamar tamu milik Dave, sesuai permintaan terakhir pria itu sebelum berangkat ke Australia.

Nyawa Vana belum terkumpul seluruhnya ia membalikan posisinya dan memeluk guling disebelahnya dengan mata masih terpejam, tunggu! Sepertinya ada yang salah. Mengapa guling ini terasa keras seperti otot bahkan sepertinya guling ini memiliki tangan yang sedang berada diatas pinggang nya. Otak Vana bekerja seketika, dengan cepat ia mengerjapkan matanya dan menyadari sesuatu.

"Davee!!!" Pekik Vana sambil mendorong pria itu menjauh darinya.

Ia melirik kedalam selimutnya, syukurlah pakaiannya masih lengkap dan sepertinya pakaian Dave juga masih melekat ditubuhnya. Tapi apa yang pria ini lakukan! Mengapa ia ada disini karna Vana ingat betul semalam ia hanya tidur sendiri sedangkan pria menyebalkan ini tidur dikamarnya sendiri.

"Tidurlah Vana, jangan berteriak ini masih pagi." Dave membalikan tubuhnya memunggungi Vana.

"Apa yang kau lakukan di kamarku brengsek!"

Vana memukul punggung Dave keras menyebabkan sang empunya mengaduh dan berbalik kearahnya. Salah siapa tiba-tiba dia tidur disini dan memeluknya seperti itu.

"Kau bermimpi buruk semalam, kau mengigau sambil memanggil nama ibumu." Dave mengatakannya dengan mata masih terpejam "Lalu kau memintaku untuk menemani mu tidur, kau bahkan mengancam akan menciumku jika aku menolaknya."

Mata Vana melotot seketika, dia mengambil bantalnya lalu melemparnya keras hingga mengenai wajah Dave.

"Aku bercanda." Dave terkekeh melihat tatapan tajam Vana yang terarah padanya "Jangan berpikiran macam-macam aku tidak melakukan hal mesum padamu."

Tidak melakukan hal mesum dia bilang? Ia memeluk pinggang Vana, bisa digaris bawahi? Memeluk! seharusnya Vana batasi jarak satu meter antara mereka dan entahlah Vana tidak ingat apakah semalam ia sempat memeluk Dave karna mengira laki-laki itu guling atau tidak, semoga saja tidak.

"Aku tidak mungkin memintamu menemaniku."

"Baiklah aku akui aku yang menawarkannya...tapi kau diam saja tidak menolak jadi ku anggap itu jawaban iya."

Oh tuhan! Rasanya Vana ingin menelan Dave hidup-hidup. Bagaimana mungkin dia bisa menarik kesimpulan konyol itu. Dengan bergegas Vana bangun dan beranjak dari tempat tidurnya.

"Kau mau kemana?" Tanya Dave.

"Mandi!" Ujar Vana singkat.

**
Jessie menyiapkan sarapan dan menatanya dengan telaten ke meja makan. Melihat hal itu Vana langsung membantunya dengan mengelap beberapa piring dan gelas disana, sebenarnya juga terdapat dua assisten rumah tangga Dave yang ikut melakukan hal serupa.

Sepuluh menit kemudian, sarapan siap dihidangkan. Vana duduk di salah satu kursi bersama Jessie dan menunggu penghuni lain untuk bergabung. Terlihat Meta dan Jason berjalan kearah meja makan. Bagus sekarang kemana perginya pria menyebalkan itu? Jangan bilang ia masih tertidur di kamar tamu itu.

"Pagi aunty, kak Vana." sapa Meta setelah duduk dikursinya.

"Pagi Meta" Jessie dan Vana menjawab hampir serempak.

"Apa Dave belum bangun?" Tanya Jessie sambil celingukan mencari keponakan terbesarnya itu "Meta, bisa kau bangunkan kakakmu dikamarnya?"

Mampus! Jangan sampai Meta pergi kesana dan tidak mendapati Dave di kamarnya, Vana menelan ludah, apa yang akan Jessie pikirkan jika mengetahui bahwa Dave tidak tidur di kamarnya melainkan di kamar tamu? Tidak! Tidak boleh Vana harus menghentikan Meta.

Zrelost (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang