Vana menatap nanar teskpack yang menampilkan dua garis berwarna merah itu. Ia berusaha menetralkan detak jantungnya sedari tadi, air mata tak bisa lagi ia cegah untuk tidak jatuh luruh membasahi pipinya.
"Kamu benar-benar ada disana nak?" Ucapnya pelan sambil mengelus perut datarnya.
Sekilas ia teringat percakapannya dengan Dave kala itu, saat pertama kali mereka menonton bioskop
Flashback on
"Aku tidak mengerti dengan apa yang dipirkan Christian, mengapa dia tidak senang ketika Anna hamil?" Vana berujar sambil mengunyah popcorn nya keluar dari gedung bioskop.
"Menurutku dia hanya belum siap menjadi seorang ayah, kau tahu kehidupannya terlihat sempurna di film itu, lelaki kaya yang menikahi wanita pilihannya, dan dia tidak ingin berbagi pada siapapun termasuk anaknya sendiri." Sahut Dave dengan santai.
Mereka berdua sedang berjalan beriringan keluar dari gedung bioskop, setelah sebelumnya menonton film fifty shades freed. Vana terlihat masih menikmati popcorn yang tersisa sedangkan Dave hanya berjalan disampingnya dan menjawab setiap perkataan dari gadis itu.
"Tapi Anna hamil juga karna dia kan?"
Dave hanya mengangguk.
"Bagaimana dengan mu Dave?"
"Maaf ?"
"Kau tidak punya rencana menikah atau punya anak? Dengan bella?"
Dave terkekeh namun ia tidak terlihat tersinggung sedikit pun "Aku belum berpikir sejauh itu, masih banyak hal yang ingin ku gapai, percayalah menikah apalagi memiliki anak adalah hal terakhir yang terpikirkan olehku."
"Aku bisa melihatnya, kehidupan mu seperti seorang Cristian Grey versi Indonesia."
"Menurut mu begitu?"
Vana mengangguk "Sepertinya begitu, kau tidak ingin memiliki anak ataupun berencana menikah."
"Aku tetap berniat membangun rumah tangga Vana, hanya saja tidak dalam waktu dekat, mungkin 5 atau 6 tahun kedepan." Sahut Dave tanpa ragu.
"Ya." Kata Vana "Nikmati saja masa mudamu, itu tidak datang dua kali."
"Tepat sekali." Jawab Dave.
Flashback off
Vana kembali menghembuskan napasnya kasar, bagaimana ia harus mengatakannya pada Dave? Ia tidak ingin membebani pria itu, namun mau tak mau pasti ia akan mengatakannya. Anak ini tidak meminta untuk dilahirkan, dia tidak bersalah melainkan mereka para orang tua lah yang membawanya ke dunia, jadi sudah sepantasnya mereka bertanggung jawab atas anak tersebut.
Kau hanya mengulang takdir yang terjadi padaku, Vana.
Sekilas memori terlintas dibenak Vana, bagaimana jika apa yang dikatakan ibunya adalah benar?
Namun apapun yang terjadi, Vana tidak ingin menggugurkan kandungannya, ia tidak peduli apakah Dave menginginkan ini atau tidak, ia tidak peduli jika nanti Dave menganggap anaknya sebagai beban, Vana tetap akan merawatnya, dengan ataupun tanpa Dave.
Terdengar langkah kaki mendekat ke arahnya, Lily yang baru saja pulang sekolah sambil menenteng snack belanja memasuki kamar dengan raut riang.
"Hay Vana, hay Vana dia bis kecil ra-" kalimat Lily terpotong, ia menautkan alisnya bingung melihat Vana yang terduduk di pinggir ranjang "Lo kenapa nangis?" Pekiknya spontan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zrelost (END)
RomansaHarap kebijakannya dalam memilih bacaan. Tidak disarankan untuk anak dibawah umur. (Cerita diprivate sebagian, follow dulu untuk membaca) Dave Putra Perwira adalah salah satu CEO yang sukses mengelola perusahaan keluarganya di usia yang dibilang cu...