Ini sudah ketiga kalinya Dave menolak untuk bertemu dengannya, tiga hari berturut-turut pria itu berasalan agar tidak bertemu dengan Vana . Kali ini Vana tidak bisa menahan diri lagi, kesabarannya benar-benar telah habis. Ia harus bertemu Dave bagaimanapun caranya.
Berbeda dari biasanya, hari ini Vana mengantar bunga pada siang hari, tepat pukul 12.00 siang. Siapa tahu dia akan bertemu dengan Dave jam segini bukan?
Vana melangkah kan kaki menuju ruangan Dave sambil membawa bucket pesanan seperti biasa.
"Hai Salsa, maaf aku terlambat mengantarnya, apa Dave sudah datang ke kantor?"
"Sudah, tadi aku melihat Mr. Perwira masuk ruanganya satu jam lalu,"
Senyuman Vana mengambang sempurna.
"Tapi dia tidak sendirian, dia bersama nona Bella."
DUARR
Petir seakan menyambar menyadarkan Vana, senyuman indah itu sirna tergantikan tatapan terkejut pada gadis itu, Vana menggigit bibir bawahnya menahan amarah yang seolah ingin menguap dari dalam dirinya.
"B-bisa aku meminta tolong padamu?" ujar Vana terbata-bata.
"Tentu saja."
"Tolong katakan pada Dave, kalau aku akan menunggu diluar."
"Baiklah"
Vana tersenyum singkat lalu berjalan keluar meninggalkan ruangan Dave.
**
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar dari sisi luar ruangannya, membuat Dave menghentikan ciumannya pada leher jenjang milik Bella.
"Why did you stop?" Protes Bella kesal.
Dave menjauhkan dirinya pada Bella tanpa menjawab protesan wanita itu, Dave melangkah kearah pintu dan membukanya.
"Ada apa?"
"Maaf tuan, saya hanya ingin menyampaikan kalau nona Vana menunggu anda diluar."
Dave menautkan alisnya "Dia kemari?"
Salsa mengangguk "Iya tuan, dia ingin bertemu anda."
"Suruh dia untuk pulang, katakan aku sedang sibuk dan tidak bisa bertemu dengannya."
"Baik tuan."
Dave kembali menutup pintu dan mendekati Bella yang tersenyum puas.
"You need some drink?" Bella menyodorkan botol alkohol pada Dave.
"Bourbon is my favorite." Dave menerima nya dan meneguknya langsung dari botol.
Ia tahu ini gila, mabuk dikantor? Yang benar saja. Dave tidak pernah se nekat ini sebelumnya, namun keberadaan Bella disini benar-benar memberi dampak buruk pada kinerja nya. Tapi apa boleh buat, dia juga butuh pengalihan dari masalah yang mendatanginya.
Dave berjalan dengan langkah gontai, namun kesadarannya masih bisa diandalkan, seperempat botol bourbon tidak akan membuatnya mabuk parah. Bella juga terlihat tak kalah mabuknya dengan Dave, bahkan gadis itu sudah mulai berbicara ngelantur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zrelost (END)
Storie d'amoreHarap kebijakannya dalam memilih bacaan. Tidak disarankan untuk anak dibawah umur. (Cerita diprivate sebagian, follow dulu untuk membaca) Dave Putra Perwira adalah salah satu CEO yang sukses mengelola perusahaan keluarganya di usia yang dibilang cu...