PART 1

11.2K 590 28
                                    

Jangan lupa vote:*

Siang ini horizon tampak masih terlihat begitu kelabu, seolah dirinya merasa begitu tenang dalam kegelapannya dan enggang untuk membiarkan mentari terbit, hingga sang cakrawalapun tak bisa berbuat apa- apa dan membiarkan matahari berada digaris bawahnya yang membuat horizon tak akan bercahaya walaupun matahari di ujung timur sana telah terbit begitu lembut, namun hanya sedikit cahaya yang sampai pada kota kecil di ujung utara.

Karena ini adalah musim dingin, musim dimana para beruang melakukan hibernasi entah apa alasannya, mungkin karena musim dingin tak ada buah yang bisa dimakan olehnya. Musim dingin kali ini terasa tidak bersahabat, apalagi disebuah kota kecil daerah Norwegia bernama Tromso.

Sebuah kota yang dikenal memiliki 1000 Fjord yang merupakan sebuah teluk yang berasal dari lelehan gletser dan tak lupa pula sebuah aurora borealis yang pasti akan didapatkan dan dijadikan identitas terbaik kota Tromso yang dipajang pada billboard di bandara.

Mungkin, suhu siang ini masih setia menempati dibawah nol derajat celcius, namun tidak menyulutkan pada penduduk untuk melakukan kegiatannya, ataupun hanya sekedar bermain salju. Begitu pula dengan pemuda yang kini tengah menatap pohon pinus yang menjulang begitu tinggi dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Ia hanya memandangnya dengan kekosongan dan mulut sedikit terbuka.

Pemuda itu memejamkan matanya, membiarkan hembusan angin yang begitu lembut namun cukup membuatnya menggigil menerpa tubuhnya yang dilapisi jaket begitu tebal. Ia kemudian tersenyum tipis, seolah dirinya menyukai ketika surainya itu terkena angin yang seharusnya cukup untuk membuatnya berlari masuk kedalam rumah.

BUK

Pemuda itu tersentak dan sedikit tersungkur ketika sebuah bola salju yang cukup besar mengenai tempurung belakang kepalanya. Iamenyentuh belakang kepalanya dengan tatapan membulat, lalu ia memicingkan matanya dan berbalik, mendapati seorang pria yang kni tengah tertawa renyah dan melangkah mendekat.

"Yak! Jeon Jungkook—Ini masih terlalu dingin, Ayo kita kembali" ucap pria itu yang kemudian membersihkan salju yang tersisa pada surai pemuda bermarga Jeon itu.

"Aku akan membalasmu, Kim Taehyung" gerutu Jungkook yang kemudian mendapatkan sentilan yang cukup membuat kulitnya memerah dari Taehyung hingga sosok Jeon kembali meringis kesakitakn dan menatap begitu tajam seolah meminta penjelasan, mengapa dirinya diperlakukan seperti itu.

"Aku lebih tua darimu" ucap pria bernama Kim Taehyung itu yang kemudian mengusap lembut kening Jungkook sambil tertawa kecil.

Namun, Jungkook yang sudah tersulut amarahnnya menepis lengan Kim dan mengusapnya seorang diri sembari menggerutu dan mungkin mengumpat dalam hatinya, mengenai seseorang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya.

Salahkan pemuda pemilik gigi kelinci itu yang kembali membuat Taehyung tertawa karena raut wajahnya yang terlihat begitu menggemaskan baginya. Lalu ia memeluk pundak sempit Jungkook dan menggoyangkannya sejenak dirinya meminta maaf layaknya seorang anak kecil berumur 5 tahun.

"Yak! Hentikan, hyung" gerutu Jungkook lagi dengan tatapannya yang begitu tajam. Taehyung segera terdiam dan melepaskan pelukan itu, karena sosok Jeon terlalu menyeramkan ketika marah.

Jungkook memutar bola matanya malas dan kembali menatap pohon pinus yang menjulang begitu tinggi. Ia kemudian sedikit menyipitkan matanya ketika pandangannya mulai melihat objek yang sedikit buram.

"Hyung—hyung" ucap Jungkook tanpa mengalihkan perhatiannya dan hanya mendapatkan lirikan dari sosok Kim dan mengikuti arah pandangannya dengan sedikit mendongak.

Horizon In Tromso [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang